TRIBUNWOW.COM - Teka-teki pasangan calon (paslon) dalam Pilgub Jabar 2018 semakin terang benderang.
Saat ini, empat pasangan telah siap maju untuk merebut kursi nomor satu di Gedung Sate.
Setelah proses drama politik yang panjang dan terkesan "njelimet" , Tribun Jabar merangkum kisah terbentuknya empat paslon tersebut.
Populer: Megawati, Hasto dan Para Kyai Menangis Mendengar Kabar yang Melanda Azwar Anas Jelang Pilkada Jatim
Populer: Prabowo Hadiri Deklarasi Pasangan Edy-Ijeck di Medan, Warga Histeris hingga Netizen Merinding
1. Ridwan Kamil – Uu Ruzhanul Ulum
Ridwan Kamil pernah berada di atas angin dengan mengantongi dukungan dari Nasdem, PKB, PPP dan Golkar.
Namun, ibarat seorang pangeran yang perfeksionis dan sangat berhati-hati memilih calon pasangannya, Ridwan Kamil nyaris kelabakan menjelang batas akhir pendaftaran ke KPU.
Nama tokoh dari Pantura, Daniel Muttaqien yang juga anggota DPR RI sempat mencuat dengan terbitnya SK Golkar yang menetapkan Daniel sebagai pendamping pria yang akrab disapa Emil itu di bursa Pilgub Jabar 2018.
Konsekuensinya, Golkar “meninggalkan” tokohnya Dedi Mulyadi, Ketua DPD Golkar Jawa Barat yang juga berambisi untuk menduduki kursi orang nomor satu di Jawa Barat.
Namun belakangan, DPP Partai Golkar mencabut dukungan untuk Ridwan Kamil sebagai calon Gubernur Jawa Barat.
Emil dianggap tidak menindaklanjuti rekomendasi Partai Golkar untuk menggandeng Daniel sebagai bakal calon wakil gubernur sampai batas waktu yang ditentukan, yakni 25 November 2017 lalu.
Surat keputusan itu ditandatangani Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartanto dan Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham.
Di dalamnya tertulis bahwa DPP ingin menjaga kehormatan dan marwah serta kepentingan Partai Golkar di Jawa Barat.
Golkar pun kembali memberikan dukungannya kepada Dedi Mulyadi.
Calon alternatif disodorkan oleh partai pengusung, PKB menyodorkan Syaiful Huda, sementara PPP menyodorkan Uu Ruzhanul Ulum sebagai pendamping Emil.
Emil pun masih ogah memberikan jawabannya, lulusan ITB itu pun bermanuver ke DPP PDIP untuk menjaring koalisi.
Namun pada akhirnya, Ridwan Kamil bersanding dengan Uu Ruzhanul Ulum dan disepakati oleh empat partai koalisi, yakni Partai Nasdem, PKB, PPP, dan Partai Hanura, Sabtu (6/1/2018) jelang tengah malam.
"Alhamdulillah keempat partai politik ini resmi mengusung Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum sebagai calon gubernur dan wakil gubernur di Pilgub Jabar 2018. Mereka tidak ada di ruang pertemuan, tapi hanya terpisah satu dinding saja," kata Dayat Hidayat, Ketua Departemen Pemenangan Jawa Barat DPP PPP, Dayat Hidayat saat dihubungi, Sabtu (6/1/2018).
Populer: Azwar Anas Kembalikan Mandat PDI-P dan Tulis Surat Perenungannya Kepada Para Kyai Serta Pendukungnya
2.Deddy Mizwar – Dedi Mulyadi
Pasangan kedua ini nyaris memiliki kesamaan nasib sebelum akhirnya memilih “bergabung”.
Keduanya sempat dicampakkan oleh partai dan partai pengusungnya masing-masing.
Dedi Mulyadi yang juga Bupati Purwakarta itu, sempat “ditinggalkan” partainya yang tertarik dengan pesona Ridwan Kamil.
Begitu pun dengan, Deddy Mizwar.
Pemeran Jenderal Naga Bonar itu dan Partai Demokrat, dicampakkan koalisi PKS dan PAN.
PKS dan PAN bersama Gerindra memilih untuk mengusung Mayjen (Purn) Sudrajat sebagai cagub dan Ahmad Syaikhu sebagai cawagub.
Golkar yang menarik dukungan kepada Emil dan Demokrat yang baru dicampakkan, akhirnya sepakat untuk mengusung ‘2DM’ sebagai gladiator di arena Pilgub Jabar 2018.
Kedua tokoh ini pun mulai menjalin kemesraan mereka dengan saling bertandang ke rumah masing-masing.
Kedatangan Dedi Mulyadi ke rumah Deddy Mizwar di Dago, Kota Bandung, dibalas dengan kunjungan Deddy ke Subang.
Dedi Mulyadi mun ‘mengalah’ dengan memberikan ruang bagi Deddy Mizwar untuk menjadi cagub.
Pasalnya, peluang kemenangan akan lebih besar ditimbang mencalonkan Dedi Mulyadi.
Di lain pihak, Dedi Mulyadi pun tak keberatan jika harus mendampingi Deddy Mizwar sebagai wakil.
“Posisi di mana pun kalau memberikan kontribusi positif untuk masyarakat ya enggak ada problem,” ujar Dedi.
Populer: Inilah 3 Pasangan Calon dan Partai Pengusungnya yang Bakal Maju di Pilkada Sumatera Utara 2018
Populer: 5 Fakta Sihar Sitorus, Wakil Djarot di Pilgub Sumut, Jadi Rebutan Megawati dan Puan Maharani
3. Mayjen (Purn) Sudrajat – Ahmad Syaikhu
Saat ini elektabilitas Sudrajat dan Ahmad Syaikhu masih terbilang rendah dibandingkan dengan ketiga paslon lainnya.
Namun, bila dicitrakan dengan baik, Sudrajat yang berlatar belakang militer bisa memberikan pengaruh yang baik, karena militer itu terkenal tegas dan disiplin.
Sementara itu, Wakil Walikota Bekasi, Ahmad Syaikhu, berasal dari partai yang memiliki imej relijius.
Keduanya memiliki keunggulan, yakni memiliki endorser berupa Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan untuk menjaring suara.
Awalnya Ahmad Syaikhu, akan didapuk mendampingi Deddy Mizwar dalam ‘Koalisi Zaman Now’, namun PKS dan PAN bermanuver menjalin kesepakatan bersama Gerindra yang mengusung Sudrajat.
PKS pun mengutarakan alasannya ‘menceraikan’ Deddy Mizwar, hal itu dikarenakan Pakta Integritas yang dibuat Deddy.
Populer: Manfaatkan Momentum, Khofifah & Emil Langsung Sambangi Daerah yang Menjadi Basis Massa Pesaingnya
Populer: Daftar Cagub dan Cawagub Partai Demokrat di 17 Wilayah
4. TB Hasanuddin – Anton Charliyan
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri mengumumkan akan mengusung Tubagus Hasanuddin – Anton Charliyan di DPP PDIP, Jakarta Selatan, Minggu (7/1/2018).
"Sudah saya jadiin nih purnawirawan TNI. Sekarang wakilnya dari polisi, namanya Irjen Pol Anton Charliyan, dia tadinya Kapolda Jawa Barat," kata Megawati di kantor DPP PDI Perjuangan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (7/1/2018).
Anton Charliyan diketahui pernah menjabat sebagai Kadiv Humas Mabes Polri, dan ia pun pernah menjabat Kapolda Jawa Barat dan pernah menjadi Ketua Dewan Pembina LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI).
Sebelumnya sempat tersiar kabar bahwa Walikota Bandung Ridwan Kamil akan mendapatkan dukungam dari PDIP untuk dipasangkan dengan Anton Charliyan. Tapi ternyata Ridwan Kamil tetap memilih untuk didukung sejumlah partai politik.
Anton pun menyampaikan kesiapannya untuk bergandeng tangan bersama TB Hasanudin maju dalam Pilkada Jawa Barat.
"Mungkin dari mulai sekarang kita siap, seandainya ini sudah, saya harus siap mengajukan pengunduran diri," kata Anton kepada wartawan.
"Beliau (TB Hasanudin) senior saya. Baik sekali karena dari awal saya bisa ke sini karena beliau," imbuh Anton. (*)
Berita ini telah tayang di TribunJabar.com dengan judul: Drama Politik Empat Paslon dalam Pilgub Jabar 2018, Siapa yang Paling Dramatis?