The Telegraph juga menulis bahwa Pangeran Albert-lah yang menumbuhkan pohon tersebut di Istana Windsor.
Pasalnya, Pangeran Albert berasal dari Jerman yang merupakan tempat asal tradisi pohon natal.
Setelah munculnya gambar itu, setiap rumah di Inggris memiliki sebatang pohon dihiasi lilin, permen, buah, hiasan buatan sendiri dan hadiah kecil saat Natal.
Tradisi pohon dan Natal menjadi lebih kompleks pada pertengahan abad ke-19.
Tak hanya menghias pohon, Natal pun semarak dengan tradisi kartu Natal, pemberian hadiah, makan kue pai hingga daging kalkun.
Pada masa Victoria ini, gagasan Natal menjadi berpusat di sekitar keluarga dengan berbagai acara, mulai dari makan bersama, pemberian hadiah, hiburan, hingga permainan di ruang tamu rumah. (*)
Berita ini telah diterbitkan oleh Kompas.com dengan judul "Mengapa Perayaan Natal Identik dengan Pohon Cemara yang Dihias?"