TRIBUNWOW.COM - Reuni 212 yang berlangsung Sabtu (2/12/2017) menyisakan perdebatan.
Jenderal Tito Karnavian menyebutkan acara Reuni Alumni 212 tersebut bermuatan politik.
Dari video unggahan akun Youtube Indonesia Lawyer Club tvOne, terdapat video yang viral yakni mengenai perdebatan Abu Janda dengan Ustadz Felix Siauw.
Dari acara yang dimoderatori oleh Karni Ilyas, Permadi Arya yang juga sering disebut Abu Janda membuka diskusi dengan kata "izinkan saya membuka dengan perspektif yang lain".
BACA Selalu Di-bully Karena Punya Dagu Panjang, Wanita Ini Tunjukkan Transformasi yang Mencengangkan!
Diketahui Permadi Arya merupakan seorang anggota banser , GP Anshor, dan juga pegiat media sosial, meskipun ia dalam acara tersebut mewakili atas dirinya sendiri.
Menurutnya kumpul-kumpul dan unjuk rasa merupakan suatu kebebasan berpendapat yang dilindungi oleh Undang-undang. Hal ini juga menandakan bahwa rezim di negeri ini bukan rezim yang otoriter.
Namun ada beberapa perilaku yang membuat ia merasa kecewa, antara lain adalah masalah bendera Hizbut Tahrir.
Padahal sebelumnya Hizbut Tahrir sudah di bubarkan oleh pemerintah lewat Perpu No.2.
"Bendera Hizbut Tahrir di bentang, dikibar, dan di arak-arak di acara tersebut. Menurut saya hal ini merupakan bentuk pembangkangan hukum di Indonesia. Lebih parahnya lagi, bendera tersebut ditaruh di atas bendera merah putih milik Indonesia" ujar Abu Janda.
"Ini penistaan simbol negara, aparat kemana?", tambahnya.
BACA JUGA Kasus Novanto Memanas, Berkas Sudah P21, Pengacara Geruduk KPK, Bagaimana dengan Praperadilannya?
Mendengar pernyataan Abu Janda, Felix Siauw menjawab "Bendera yang tadi di-klaim sebagai bendera Hitzbut Tahrir adalah bendera Rasulullah SAW. Hadistnya jelas".
Hadist tersebut memiliki arti "Bendera Rasulullah itu berwarna putih dan panjinya berwarna hitam. Didalamnya terdapat kalimat 'La Ilaha Ilallah'" ujarnya menambahi.
Di akhir video, Abu Jahal kembali menanggapi pernyataan Felix Siauw mengenai bendera Rasulullah tersebut.
Menurutnya yang pernah menentang Isis di Indonesia, "Kalau memang ingin lafadz La Ilaha Ilallah kan bisa pakai warna kuning? Kan bisa Hijau atau Hitam. Sama halnya seperti jika ada orang yang mengibarkan bendera PKI, namun pengibar tidak mengakui bendera PKI hanya mengatakan bendera Komunis. Jadi kalau mau pakai bendera hitam, sekalian saja pakai bendera ISIS", ujarnya menutup diskusi sesi tersebut. (TribunWow.com/Dian Naren)