Siswa SMA Taruna Lapor Polisi Usai Dibully Temannya, Pihak Sekolah Justru Beri Tanggapan Begini

Penulis: Maya Nirmala Tyas Lalita
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pintu gerbang masuk SMA Taruna Nusantara Magelang, Jawa Tengah

TRIBUNWOW.COM - Pihak kepolisian menerima laporan dari korban perundungan atau bullying di SMA Taruna Nusantara, Magelang, Sabtu (2/9/2017) lalu.

Hal itu disampaikan langsung oleh Wakil Kepala Polres Magelang Kompol Heru Budiarto dalam keterangan pers di Mapolres setempat pada Senin (4/9/2017) kemarin.

Heru menerangkan bahwa korban dipukul di bagian perut kemudian disuruh berkelahi sambil direkam oleh pelaku yang berjumlah enam orang dan semuanya berjenis kelamin laki-laki.

"Korban dipukul perutnya, korban sempat melepas tangan pelaku. Lalu korban disuruh berkelahi di mushala sambil direkam oleh pelaku lainnya sekitar 15 menit," ungkap Heru seperti dikutip dari Kompas.com.

Isi Percakapan Mengerikan! Ini Transkrip Diduga Pertengkaran Berujung Tewasnya Pegawai BNN Cantik

Heru melanjutkan, perkelahian itu sempat berhenti sebelum kemudian berlanjut sekitar 10 menit.

Namun, teman korban berinisial H datang dan berhasil menghentikan aksi tersebut.

Lantaran tidak terima, korban menceritakan kejadian yang dialaminya kepada orangtua.

Orangtua korban yang diwakili oleh ibunya, EC (45) kemudian datang melapor bersama korban.

Berdasarkan keterangan orangtua korban, kekerasan terjadi di Wisma Graha Rajawali 1 Kompleks SMA Taruna Nusantara.

PNS Cantik Dibunuh Suami, Gara-gara Ini Netizen Malah Bilang Sang Suami Terlalu Sayang Istri

Terkait hal tersebut, pihak SMA Taruna justru memberi tanggapan berbeda.

Kepala Humas SMA Taruna Nusantara Magelang, Cecep Iskandar, memastikan tidak bullying di sekolahnya.

"Saya tidak tahu siapa yang melapor dan terlapor. Kami pastikan tidak ada bullying di kampus kami," kata Cecep saat dikonfirmasi oleh Kompas.com, Senin (4/9/2017) sore.

Meski begitu, Cecep tak memungkiri sempat mendengar kabar bullying di area sekolah.

Saat itu, ia langsung mengumpulkan para guru dan pamong (pendamping) untuk menyelidiki kasus ini.

Namun hingga kini belum ada satu pun yang mengetahui kejadian yang dimaksud.

"Sejauh ini kami tidak tahu isu itu dari mana awalnya, kami tidak mengerti. Kami berusaha mencari tahu sekecil apapun isu akan kami cari tahu," ucapnya.

Meski seluruh kegiatan di sekolah selalu dalam pantauan, Cecep tetap akan mendalami kasus ini.

Ia khawatir ada waktu-waktu tertentu atau kegiatan siswa yang luput dari pengawasan pihak sekolah.

Cecep pun berjanji akan terbuka kepada masyarakat apabila ada perkembangan lebih lanjut.

"Kami akan dalami, cari tahu lebih detail lagi. Jangan-jangan ada waktu yang ketingslut (luput dari pengawasan). Tapi sejauh ini tidak ada. Kalau besok ada perkembangan, pasti saya sampaikan," ungkapnya. (TribunWow.com/Maya Nirmala Tyas Lalita)