Seorang Pria Diduga Meninggal Karena Rumah Sakit Lamban Menangani, Begini Fakta Sebenarnya!

Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pria Singapura yang diduga ditangani lamban oleh RS Malaysia

TRIBUNWOW.COM - Seorang pria dikabarkan tewas diduga karena sebuah rumah sakit lamban dalam menangani perawatannya.

Melansir dari World of Buzz pada Jumat (1/9/2017), kejadian itu bermula saat sekelompok pemuda berkumpul saat makan malam di Johor Bahru, Malaysia pada Jumat (25/8/2017) yang lalu.

Setelah mereka nongkrong di sebuah kedai kopi yang terletak di Jalan Dato Abdullah Tahir, sekelompok pemuda ini pulang hingga ada dua rekannya yang tertabrak mobil dari belakang.

Dua pemuda ini bernama Justinian dan Brandon Yeo.

10 Meme Idul Adha yang Bikin Ngakak, Nomor 9 Modus Terselubung, Nih!

Seorang teman yang lain bernama Joshua langsung memeriksa keduanya, saat itu Justinian tidak sadarkan diri sementara Brandon mengalami patah kaki.

Sambil menunggu ambulans tiba, Joshua pun sempat memberikan pertolongan pertama saat Justinian batuk darah dan kesulitan bernapas.

Ernest, teman yang lainnya pun mengungkapkan rasa frustasinya saat ambulans tidak kunjung datang.

Resep Sate Goreng Daging Sapi yang Menggugah Selera, Gampang Banget Cara Buatnya!

Ia mengungkapkannya kepada Channel News Asia bahwa pemerintah Malaysia bertindak sangat lamban karena ambulans baru datang setelah mereka menunggu selama 30 menit di tempat kejadian sementara rumah sakit tersebut hanya berjarak 5 kilometer.

"Kami menyuruh orang yang lewat untuk membantu kami, memanggil ambulans dan sebagainya. Kami sangat frustrasi dan marah karena mereka hanya membuang-buang waktu, "katanya.

Kedua korban ini langsung dilarikan ke Rumah Sakit Sultanah Aminah di Johor Bahru, Malaysia.

"Saat sampai di rumah sakit, kami diminta membayar uang sebesar 1.350 Ringgit Malaysia, untuk setiap korban sebelum mereka dapat melanjutkan tindakan lebih lanjut," kata Joshua.

Cetar Membahana Warnai Catatan Syahrini Untuk Mata Najwa, Lihat Videonya!

"Kami tidak membawa uang yang cukup, sehingga kami harus mencari ATM. Kami kemudian membayar 2.700 Ringgit Malaysia kepada pihak rumah sakit dan akhirnya mereka melakukan pemindaian terhadap korban. Butuh waktu sekitar empat jam sebelum diperiksa" tambahnya.

Bahkan pada pembayaran di awal, rumah sakit masih meminta biaya sebesar 1.350 Ringgit Malaysia karena Justinian memerlukan operasi karena mengalami pendarahan otak.

"Setelah menyelidiki lebih lanjut, kami diberithau bahwa Justinian hanya memiliki kesempatan sebesar 50-50 untuk bertahan hidup dan operasi itu sendiri tidak dilakukan oleh ahli bedah" kata Joshua.

Karena penanganan yang lama, para pemuda ini kemudian memutuskan untuk menghubungi kedutaan Singapura untuk meminta bantuan mengatur ambulans pribadi di Malaysia untuk dua korban tersebut.

Gadis Ini Tewas Tiba-Tiba, Setelah Diautopsi Dokter Temukan Fakta Mencengangkan!

Kedua korban pun dibawa kembali ke Singapura untuk perawatan.

Saat itu, sudah hampir 10 jam pascakecelakaan dan dokter menyebutkan bahwa sudah terlalu lama dan luka Justinian terlalu parah.

Justinian kehilangan kesadaran dan otaknya dinyatakan mati pada Senin (28/8/2017).

Ia mengalami koma hingga 5 hari sampai pada akhirnya keluarga harus merelakan alat bantu hidup Justinian dilepas karena sudah tidak ada harapan hidup lagi.

Daging Kurban Jangan Dianggurin! Masak Sate Kambing Pakai Resep Ini Dijamin Ketagihan

Menurut Joshua, petugas investigasi Malaysia telah memberitahunya bahwa pengemudi yang melakukan tabrak lari tersebut sudah menyerahkan dirinya ke polisi.

Namun, tidak jelas apakah ia ditahan atau tidak.

Peristiwa ini pun menjadi viral dan membuat Kementerian Kesehatan Malaysia mengeluarkan pernyataan pers soal kematian Justinian untuk memberikan klarifikasi.

Kemenkes Malaysia menegaskan bahwa tidak adanya penundaan perawatan atau permintaan pembayaran yang harus dilunasi terlebih dahulu sebelum mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Sultanah Aminah, Johor Baru, Malaysia.

Sebabkan Kecelakaan Karambol di Semarang, Begini Pengakuan dan Nasib Selanjutnya Sang Sopir BRT!

Ia juga menjelaskan soal respon lambat ambulans yang dikabarkan memakan waktu sekitar 30 menit untuk sampai di tempat kejadian.

Kemenkes Malaysia menyebutkan bahwa ambulans tersebut tiba dalam waktu 10 menit.

"Dari catatan layanan ambulans, tercatat bahwa panggilan darurat dilakukan pada pukul 02.57 waktu setempat pada tanggal 25 Agustus 2017. Ambulans meninggalkan rumah sakit pada pukul 02.59 waktu setempat, dan tiba di tempat kejadian pada pukul 03.10 waktu setempat dan kembali ke rumah sakit pada pukul 03.15 waktu setempat. Jadi respon ambulans tepat waktu dan hanya membutuhkan waktu 13 menit untuk melakukan tindakan darurat tersebut"

Mereka pun melanjutkan, bahwa melihat kondisi korban yang kritis, pria yang berasal dari Singapura ini dirawat di Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit dan segera mendapatkan perawatan darurat sesuai protokol Advanced Trauma Life Support (ATLS) yang sebelumnya telah dilakukan oleh tim yang ada di ambulans.

Sulit Dipercaya! 21 Budaya Aneh di Cina Ini Bikin Dahi Berkerut, No 10 Kontroversial

Kemenkes Malaysia menegaskan bahwa petugas medis di rumah sakit tidak meminta pembayaran di muka untuk kasus darurat.

"Mengingat cedera pada otaknya, pasian itu dirujuk ke tim bedah saraf dan kraniektomi dekompresi yang mendesak adanya pengeluaran gumpalan dan pemantauan tekanan intrakranial direncanakan tanpa meminta pembayaran di muka terlebih dahulu. Saat anggota keluarga tiba, mereka baru diminta melakukan pembayaran deposit sesuai protokol untuk pasien asing"

Kemenkes Malaysia menekankan pada pernyataan persnya bahwa mereka menghargai kehidupan dan tidak akan melakukan hal keji seperti itu. (TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)