HUT 72 RI

Kisah 2 Veteran Indonesia, Pejuang dan Juru Masak yang Punya Pengalaman Tak Terlupakan Saat Perang!

Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Veteran Indonesia yang membagikan kisah perjuangannya.

TRIBUNWOW.COM - Perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia memang masih membekas setelah satu hari berlalu.

Banyak cara dilakukan untuk memeringati HUT ke-72 RI ini, dari yang biasa saja hingga hal-hal yang unik dilakukan oleh Warga Negara Indonesia.

Tak terkecuali, peringatan kemerdekaan Indonesia ini juga menjadi napak tilas bagi dua veteran pejuang Indonesia ini.

Pengakuan Pria Berpenis Dua, Mulai dari Di-Bully hingga Kisah Panasnya di Ranjang

Mereka adalah Darisi, pria veteran pejuang asal Kenjeran dan juga Ninik Luh Ayu yang bertugas sebagai juru masak para pejuang Indonesia.

Di hari yang tepat yaitu 17 Agustus 2017, mereka berbagi kisah dan pengalamannya saat bertugas saat perang demi kemerdekaan Indonesia melawan penjajah.

Ini Video Detik-detik Fahri Hamzah Diduga Tertidur saat Presiden Jokowi Pidato

Simak kisah lengkap keduanya di sini!

1. Darisi

Melansir dari Tribun Jatim, upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia digelar oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Kamis (17/8/2017).

Terpantau sejumlah veteran dari berbagai daerah mengikuti kegiatan upacara tersebut.

Salah satu di antaranya adalah Darisi, pria asal Kenjeran yang datang bersama istri dan kedua anaknya.

Sebelum Bunuh Diri Mahasiswa Stikom Bali Ini Berpapasan dengan Sang Ayah, Ini Kronologinya!

Ia bercerita bahwa ia setiap tahun selalu mengikuti kegiatan upacara peringatan yang digelar oleh Pemprov Jatim.

"Saya ikut karena saya merasa punya sejarah soal peringatan HUT RI ini," katanya.

Ia juga menceritakan pengalamannya yang pernah hampir terkena bom saat perang kemerdekaan melawan tentara sekutu pada tahun 1945.

Sempat Terpuruk Kehilangan Ainun, BJ Habibie: Saya Benci Semua Dokter

Saat itu, tentara Inggris bersama Belanda yang tergabung dalam aliansi sekutu memborbardir Surabaya pada tanggal 10 November, maka banyak korban berjatuhan dalam insiden tersebut.

"Dulu pas Inggris lakukan agresi saya hampir saja kena bom saat lakukan perlawanan, untung berhasil menghindar, jadi bisa bertemu anak cucu sampai saat ini," ujar sembari mengisi absen sebelum masuk gedung Grahadi.

2. Luh Candra Asih

Melansir dari Tribun Bali, Luh Candra Asih atau yang akrab disapa Ninik Luh Ayu (94) ini mencoba mengingat kembali pengalamannya saat ditugaskan menjadi juru masak bagi pejuang Indonesia.

Tak hanya itu, ia juga bertugas untuk mengantarkan makanan bagi para pejuang yang melawan Belanda dan Jepang, puluhan tahun silam.

4 Artis ini Suaminya Berprofesi Sebagai Polisi, Ada yang Di Inggris!

Meski usia renta membuat ingatannya tidak tajam lagi, ia masih mengingat satu kenangan yang terekam kuat di ingatannya.

Kisah itu adalah saat ia membawakan makanan bagi para pejuang yang bersembunyi dari incaran para penjajah di atas bukit Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali.

Saat itu Ninik Luh Ayu masih berusia 14 tahun.

Tatjana Saphira Dipeluk Gong Yoo, Netizen: Harjunot Ali Lewat

Ia bahkan juga mengaku bahwa dirinya pernah digoda oleh para pejuang saat tiba membawakan makanan.

Tak hanya itu, ia juga pernah dicegat oleh tentara musuh!

Kemudian, tentara musuh tersebut meminta ibu dua anak ini untuk mencampurkan makanan yang ia bawa dengan racun.

Ninik pernah bawa beras ke posko terus dimasak. Makanannya kemudian diantarkan ke pejuang yang perang. Musuh juga pernah mengancam agar makanannya dicampur dengan racun. Kalau tidak mau, makanannya dirampas atau dibuang," jelasnya.

Langka dan Unik, Anak-Ibu Ini Sama-sama Lahir di Tanggal 17 Agustus

Namun, Ninik pun memilih untuk makanannya dirampas dibandingkan harus menjalankan misi dari tentara musuh.

"Ya saya biarkan saja makanannya dirampas, waktu itu makanan yang dibawa bukan untuk pejuang, tapi bekal yang memang saya bawa saat mencari kayu bakar di hutan," tuturnya saat ditemui di rumahnya pada Kamis (17/8/2017) siang, di Banjar Paketan, Kelurahan Paket Agung, Kabupaten Buleleng.

Ia kembali menceritakan, bahwa dari rumahnya, ia harus menempuh jarak sekitar 17 kilometer tanpa mengenakan alas kaki untuk menuju posko yang ada di bawah daerah perbukitan Desa Gitgit.

"Jalan kaki. Harus hati-hati, pelan-pelan biar tidak ditangkap penjajah. Sampai di posko langsung memasak," kenangnya.

BPS Akan Turun Mendata Usaha Mikro Kecil dan Menengah Besar ke Seluruh Pelosok Negeri

Setelahnya, baru ia mengantarkan makanan-makanan tersebut ke tempat para pejuang bersembunyi.

"Setiap ngantar makanan dikawal oleh dua pejuang, naik-naik ke atas bukit," kenangnya saat merasakan pahitnya merebut kemerdekaan.

Made Mertini yang merupakan putri kedua Ninik Luh Ayu mengakui, meski sang ibu pernah membantu memberikan makanan kepada para pejuang, namun hingga saat ini sang ibu tidak mendapatkan penghargaan apapun dari pemerintah.

Meski Ada yang Nilai Suara Fals, Video Ahok Nyanyi Bikin Netizen Baper Kita Berdoa Ya Pak

Seperti pejuang-pejuang lain yang mendapatkan penghargaan sebagai veteran.

"Dulu memang ada pendataan sebagai veteran dari pihak kelurahan, tapi memang tidak ada yang mengurus. Sampai saat ini masih belum ada pendataan lagi. Sempat terbesit untuk menanyakan, namun enggan karena takut dianggap kekurangan dalam hal sisi ekonomi," tutupnya. (TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)