Fakta soal Bumbu Mi Instan yang Katanya Penyebab Kanker

Penulis: Tinwarotul Fatonah
Editor: Tinwarotul Fatonah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNWOW.COM - Makanan sahabat anak kos yang murah dan enak satu ini memang disebut-sebut berbahaya buat kesehatan.

Yaitu mi instan yang sudah menjadi favorit hampir semua kalangan.

Beberapa waktu lalu sempat terkuak kebiasaan mendiang dokter Ryan Tamrin sebelum terkena penyakit kanker otak dan maag akut, dulunya ia pecinta mi instan.

Akhirnya banyak yang mengatakan kalau mi instan adalah salah satu penyebab kanker dan yang paling disoroti adalah bumbunya karena MGS (monosodium glutamate).

Krisis Oksigen, 85 Anak Tewas di Rumah Sakit

Laman Instagram @tanya_dokter mengulas fakta soal mi instan yang katanya menyebabkan kanker.

Sejatinya belum ada penelitian ilmiah soal bumbu mi instan yang dimasak terbukti dapat menyebabkan kanker.

Hal ini didasarkan bahwa penyakit kanker disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelainan atau mutasi genetik, keturunan, rokok, alkohol, sinar matahari, radiasi, virus, dan infeksi.

Terlepas belum ada penelitian soal hubungan bumbu mi instan dengan kanker, namun terbukti berhubungan dengan penyakit metabolik.

Apalagi mi instan termasuk makanan tinggi kalori, dan hanya mengandung sedikit nutrisi yang dibutuhkan tubuh.

Belum adanya hasil soal bumbu mi instan sebagai pemicu utama, namun ada penelitian soal mi instan jika dikonsumsi terus menerus.

Anggota TNI Berkumis Mengerang Histeris Saat Akan Disuntik, yang Terjadi Selanjutnya. . .

Menurut World Instant Noodles Association (WINA), setidaknya ada sekitar 52 negara di seluruh dunia yang mengkonsumsi 97,7 miliar porsi mi per tahun.

Konsumen mi tertinggi adalah China dan Hong Kong, yang mengkonsumsi sekitar 40,43 miliar porsi per tahun.

Setelah itu, diikuti oleh Indonesia dengan porsi konsumsi sebanyak 13,20 miliar porsi per tahun.

Studi yang dilakukan tim dari Baylor University dan Harvard yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition mengungkapkan, bahwa sering mengonsumsi mi instan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Para periset menganalisa pola makan dan kesehatan 11.000 warga Korea Selatan yang berusia antara 19 dan 64 tahun.

Didapati bahwa wanita Korea Selatan berisiko tinggi menderita sindrom metabolik karena jumlah mi ramen yang mereka konsumsi.

Anehnya, hasilnya berbeda pada peserta pria, yang oleh para ilmuwan dikaitkan dengan perbedaan biologis antara jenis kelamin.

Sindrom metabolik merupakan sebuah kondisi yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah dan tekanan darah, yang menyebabkan risiko diabetes, stroke atau penyakit jantung lebih tinggi.

Nasib Mi Samyang Halal Kini di Pasaran Usai 4 Mi Instan Positif Minyak Babi Dilarang

Zat yang ditemukan dalam mi instan maupun ramen disebut Tertiary-butyl hydroquinone (TBHQ), zat tersebut digunakan industri untuk mengawetkan olahan makanan-makanan murah.

Studi terpisah yang dilakukan di India, Otoritas Keamanan dan Standar Makanan India (FSSAI) menemukan kontaminasi timbal dalam mi instan yang lebih tinggi dari standar keamanan pangan.

Di Korea Selatan, Korea Food and Drug Administration (KFDA) menemukan zat penyebab kanker yang dikenal dengan Benzopyrene dalam enam merek mi yang dibuat oleh Nong Shim pada tahun 2012.

Penemuan tersebut menyebabkan penarikan kembali produk-produk baik lokal maupun luar negeri.

Jadi makan mi instan ini memang enak, tapi hati-hati dampak panjangnya ya. Jangan sering-sering! (TribunWow.com/Tinwarotul Fatonah)