Nasib Pilu Agus! Terusir, Ditelantarkan hingga Tewas di Atas Becak Keluarga Enggan Urus

Editor: Rimawan Prasetiyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang tukang becak bernama Muhammad Agus Hariono, ditemukan tewas di becaknya pada Kamis (13/7/2017), Tak ada anggota keluarga yang mau mengurus jenazahnya.

TRIBUNWOW.COM, SURABAYA - Seorang pengayuh becak bernama lengkap Muhammad Agus Hariono (51) harus selesai jalani hidup dengan cara mengenaskan.

Meninggal dalam kondisi miskin, kelaparan, tak punya rumah dan setelah meninggal keluarga tak bersedia mengurus.

Kisah pilunya menjadi penanda bahwa kepedihan tak hanya ada di film atau sinetron tapi juga terjadi di dunia nyata.

Syukurlah warga sekitar memiliki kepedulian dan bersedia mengurus pemakaman Agus.

Kronologi Bullying Siswi SMP di Thamrin City, Berawal dari Hal Kecil

Begini kisah pedihnya.

Agus merupakan seorang tukang becak di kawasan Putro Agung Gang III, Kelurahan Rangkah, Tambaksari, Kota Surabaya.

Ia hidup di atas becak, mulai makan, tidur, bahkan baju-bajunya pun disimpan di becaknya.

Pada Kamis (13/7/2017), Agus ditemukan tewas di becak yang selalu menemaninya itu.

Video Lucu! Janda Cantik Anak Dua Ini Mendadak Populer Gara-gara Ulah Teman-temannya

Tak ada yang tahu penyebabnya, namun warga sekitar menemukan Agus sudah tak bernyawa di dalam becak miliknya.

"Almarhum sehari-hari ya di atas becak, di depan gang," ujar Ketua RT 03 Jalan Rangkah Surabaya, Supriadi (47) pada TribunJatim.com saat ditemui di rumahnya.

"Tidurnya juga di atas becak, baju-bajunya disimpan di becak, warga kadang ngasih makan juga," lanjutnya.

Malangnya, Agus pun tetap mengalami nasib pilu hingga akhir hayatnya.

Ternyata Ini Alasan Utama Iqbaal CJR Dapatkan Peran Dilan

Bagaimana tidak, Supriyadi mengungkapkan keluarga korban tak ada yang mau mengurus jenazah Agus.

"Sempat dibawa ke rumah keluarganya di dekat sini, tapi keluarganya bilang sudah nggak mau ngurusi," jelasnya.

Parahnya, keluarga korban malah menutup pintu dan sempat menghilang dari rumah ketika Supriyadi memberi penjelasan.

"Saya nggak berani maksa, warga juga sempat heran kok nggak mau ngurus," jelas Supriyadi.

Sandiaga Uno Unggah Foto Jalan Berlubang, Netizen: Lapor Saja, Jangan Cuma Difoto!

"Daripada maksa nanti nggak diterima, justru kita yang kena," tambahnya.

"Jadi, ya bersama-sama dengan warga kita urus pemakamannya," ujar Supriyadi.

Warga sebelumnya sempat melaporkan meninggalnya Agus ke Polsek Tambaksari dan membawa jenazahnya ke rumah sakit.

Usai mendapatkan kejelasan dari rumah sakit, warga dan anggota Polsek Tambaksari bersama-sama membantu persiapan pemakaman.

Rayakan Hari Emoji Sedunia, Apple Rilis Emoji Baru! Ada Wanita Berjilbab dan Pria Berjenggot

Mulai dari memandikan jenazah, salat, hingga persiapan pemakaman di Balai RW III.

Biaya pemakaman juga ditanggung oleh warga sekitar melalui iuran simpati.

"Saya nggak tahu jumlahnya, tapi Alhamdulillah sisa Rp 630 ribu setelah bayar mudhin, tukang gali tanah, lampu, dan rumah sakit," terang Supriyadi.

"Sisanya kami buat untuk kirim doa tahlilan yang juga diurus warga," sambungnya.

Fakta Baru Siswa SMP Pelaku Bullying, Dikeluarkan dari Sekolah hingga Beberkan Alasan yang Sepele!

Belum dipastikan apa sebenarnya penyebab meninggalnya Agus, namun Supriyadi menduga almarhum meninggal karena sakit.

"Mungkin sakit, perut kosong sering kena angin malam," ujar Supriyadi.

Kisah pilu Agus

Agus merupakan anak pertama yang sempat tinggal dengan ayah tirinya.

Setelah ibunya meninggal, hidup Agus mulai terlantar hingga diusir keluarga dan tak diurus.

Heboh Gadis 18 Tahun Dinikahi Kakek 62 Tahun, Kisah Cintanya Penuh Kejutan

"Kata warga di sini, sempat diusir keluarga ayah tirinya setelah ibunya meninggal," kata Supriyadi.

"Dulu tinggalnya ya di rumahnya yang ditempati sama almarhumah ibu dan ayah tirinya itu," lanjutnya.

Saat TribunJatim.com mendatangi rumah almarhum di Jalan Putro Agung No 38, terlihat rumah berpagar hitam yang sedang ditinggal penghuninya.

Lampu pijar berwarna putih tampak menyala dibalik kelambu merah muda di ruang tamu.

11 Potret Kamar Kos Mahasiswa dari Seluruh Penjuru Dunia! Nomor 8 Anak Rantau Pasti Tahu!

Namun, tak ada seorang pun yang terlihat keluar untuk menghampiri TribunJatim.com.

Agus yang hidup serba kekurangan harus membawa baju-bajunya di bungkusan tas plastik di atas becak.

Tumpukan baju tak layak pakai itu diletakkan di belakang kursi becak bersama kardus, dan botol minuman plastik.

Becak bercat biru itu juga terlihat berkarat, bagian penyangga kanan tampak patah dan disambung kayu dengan lilitan tali rafia kuning. (TribunJatim.com/ Nur Ika Anisa)

Berita ini sebelumnya telah dipublikasikan TribunJatim.com dengan judul: Pilunya Kisah Agus, Meninggal di Atas Becak, Keluarga Malah Tak Mau Urus Jenazahnya.