Fakta Pelemparan Bom Molotov ke Rumah Dirut PT Transjakarta, Terkait Demo Karyawan?

Penulis: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
Editor: Wulan Kurnia Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur PT. TransJakarta, Budi Kaliwono memberikan keterangan kepada para awak media mengenai aksi mogok petugas PT. TransJakarta, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (13/6/2017). Dalam keterangannya, ia menjelaskan, bahwa aksi mogok terjadi karena mis komunikasi.

TRIBUNWOW.COM - Kediaman Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono menjadi sasaran teror pada Selasa (13/6/2017) malam.

Peristiwa itu terjadi di rumah Budi yang terletak di Jalan Bandeng II, Jati, Pulogadung, Jakarta Timur sekitar pukul 20.40 WIB.

Dihimpun TribunWow.com, berikut fakta tentang teror yang menimpa pimpinan PT Transjakarta tersebut:

Gara-gara Lagu Despacito, Justin Bieber Dilempari Botol saat Konser, Simak Videonya!

1. Saat kejadian Budi berada di dalam rumah

Seperti dikutip dari Warta Kota, saat kejadian, Budi tengah berada di kediamannya tersebut.

Ia dikejutkan dengan suara ledakan kemudian langsung mengecek sumber suara di teras rumahnya.

Ia kemudian menemukan api di sekitar garasi mobil di rumah tersebut.

Budi dan istrinya langsung berusaha memadamkan api menggunakan kain basah.

"Korban (Budi) dibantu dengan istrinya berusaha memadamkan api tersebut dengan menggunakan kain basah," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabawo Argo Yuwono saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (14/6/2017).

Usai kejadian tersebut, Budi langsung melapor ke pihak kepolisian.

"Masih kita selidiki," ucap Argo.

Jatuh ke Tangan Siapa Harta Warisan Jupe?

2. Jumlah pelaku

Polisi langsung bergerak cepat menyelidiki kasus yang terjadi di kediaman Budi tersebut.

Aparat memeriksa kamera pengawas (CCTV) yang berada di rumah tersebut.

Dari penyelidikan diketahui pelaku pelemparan bom molotov berjumlah satu orang.

Terduga pelaku tersebut tertangkap kamera CCTV mengendarai sepeda motor kemudian berhenti di depan rumah Budi.

"Ada orang yang naik motor kemudian melemparkan botol itu," ujar Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Rabu (14/6/2017), seperti dikutip dari Warta Kota

Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Budi Kaliwono di Halte Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan, Minggu (4/9/2016). (Warta Kota/Acep Nazmudin)

Tak Ingin Teringat Mendiang Ibunda, Ini Rencana Lebaran Ashanty

3. Tak ada kerusakan

Dari hasil penyelidikan tak ditemukan kerusakan apapun di rumah Budi.

Hal ini lantaran saat kejadian, di sekitar lokasi tengah turun hujan.

"Tidak ada kerusakan, kan hujan. Hanya pecah aja botol itunya," kata Andry.

Fakta-fakta Penembak Italia Chandra, dari Spesialis Rampok hingga Pemain Lama!

4. Teror terkait demo karyawan Transjakarta?

Senin (12/6/2017) lalu sejumlah karyawan PT Transjakarta melakukan aksi unjuk rasa pada pihak manajemen.

Tak pelak, teror yang diterima Budi sehari setelah unjuk rasa dilangsungkan pun dihubungkan aksi karyawan tersebut.

Meski begitu, hingga saat ini pihak kepolisian belum bisa memastikan keterkaitan dua hal tersebut.

"Kita lagi selidiki, (kaitan tersebut, -red)," ujar Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Rabu (14/6/2017), dikutip dari Tribunnews.

Dijelaskan Andry, semua informasi akan ditelusuri demi mengungkap kasus ini.

"Seluruh struktur persoalan yang ada itu menjadi titik tolak yang berkaitan dengan Direktur Transjakarta, untuk jadi bahan awal (penyelidikan)," ujarnya.

Sebagaimana sudah diberitakan sebelumnya, karyawan menggelar unjuk rasa halaman kantor PT Transjakarta, Cawang, Jakarta Timur.

Sebagaimana dilaporkan Kompas.com, akibat unjuk rasa ini sejumlah penumpang terpaksa diturunkan di tengah jalan.

Antrean bus transjakarta yang mogok kerja di Halte Harmoni, Senin (12/6/2017) siang. (KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA)

Dalam aksi unjuk rasa tersebut, karyawan PT Transjakarta menyuarakan tuntutan terkait status kerja mereka.

Hal ini seperti yang disampaikan oleh Kepala Staf Operasional Swakelola PT Transjakarta, Budi Marcelo.

Karyawan mengaku sudah lelah lantaran tak kunjung mendapat kepastian soal status karyawan.

"Kami sebenarnya bukan mau menyusahkan penumpang, tapi (aksi) ini kami lakukan untuk meminta kepastian dari manajemen karena banyak dari kami karyawan kontrak terus tanpa kepastian kapan diangkat (karyawan tetap)," kata Budi, kepada Kompas.com, Senin siang.

Tak cuma itu, dikatakan Budi, hal lain yang jadi kekhawatiran para pekerja adalah adanya isu tentang kemungkinan putus kontrak dalam waktu dekat.

"Banyak PKWT yang dikontrak dari 1 Juni 2016 sampai 30 Juni 2017. Ditambah ada isu itu, teman-teman makin was-was. Kami cuma mau kepastian dari manajemen," tutur Budi.

Untuk itu, Budi dan kawan-kawannya menuntut pihak manajemen PT Transjakarta agar menaikkan status para karyawan kontrak.

"Saya harap agar manajemen memiliki kebijakan untuk mengesahkan status karyawan dan menaikkan kontrak PKWT periode 1 Juli 2016 sampai 30 Juni 2017 untuk mendapatkan SK karyawan tetap," ujar Budi dalam orasinya di halaman kantor PT Transjakarta, seperti dikutip dari Kompas.com. (Tribunwow.com/Dhika Intan)