Tak Dikenal, Sosok di Video Klip Tulus 'Ruang Sendiri', Namanya Melejit di Dunia Internasional

Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Tinwarotul Fatonah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Video Klip Ruang Sendiri

TRIBUNWOW.COM - Muhammad Tulus Rusydi, dikenal sebagai penyanyi solo yang tidak pernah main-main dalam berkarya. 

Memulai karier bermusiknya sejak tahun 2011, kini karya-karyanya semakin dikenal dan digemari oleh masyarakat. 

Karya-karya musik Tulus pun dikenal sebagai karya yang tidak biasa, unik, dan berbeda dari yang lainnya. 

Hal tersebut bisa ditemui dalam lirik-lirik lagu ciptaannya yang selalu menggunakan Bahasa Indonesia yang baku namun tetap mudah dimengerti dan enak didengar. 

Tak hanya lagu-lagunya saja yang unik, musik video yang dibuat pun juga terkenal unik dan indah dengan penggambaran dan cara penyampaian pesan dan makna lagu yang apik melalui visual. 

Tulus Bocorkan Soal Konser Tunggalnya di Tahun Ini

Seperti yang diperlihatkan pada musik video single barunya di Album 'Monokrom' yang berjudul 'Ruang Sendiri'. 

Dalam video musik itu menampilkan satu sosok wanita yang menarik perhatian penonton. 

Gerakannya yang pelan nan gemulai tersebut mampu menyampaikan pesan dan makna yang tersirat dari lagu 'Ruang Sendiri' tersebut. 

Tariannya yang sederhana itu ternyata mampu menghipnotis penonton bahkan para penggemar dari karya-karya Tulus. 

Siapakah sosok wanita anggun tersebut? 

Ia adalah Melati Suryodarmo. 

Sosoknya mungkin sangat asing di kuping masyarakat Indonesia, namun jika kamu tahu prestasi dan sepak terjangnya di dunia performance, kamu akan dibuatnya tercengang. 

Bukan sembarang nama, Melati adalah seniman yang telah berkelana ke berbagai belahan dunia menampilkan kesenian kontemporer.

Berikut profil seorang Melati Suryodarmo yang dirangkum oleh tim TribunWow.com. Simak selengkapnya! 

Performance Melati Suryodarmo bertajuk Useless Death. (Melatisuryodarmo.com)

Mengutip Situs Tulus (situstulus.com), Melati Suryodarmo adalah seorang performance asal Solo Indonesia.

Melati mulai berkecimpung di dunia seni rupa pada tahun 1994, dengan fokus belajar pada bidang studi Konsep Ruang dan Performance Art di Hochschule fuer Bildende Kuensye Braunscweig (HBK), Jerman, di bawah asuhan Prof Marina Abramovic.

Performance Art atau senirupa pertunjukan (SP) merupakan pengembangan dari bidang senirupa yang menggunakan tubuh sebagai media seni.

Selama 20 tahun Melati sudah menampilkan performance-nya di berbagai festival internasional dan juga aktif berpartisipasi pada pameran-pameran seni rupa di berbagai belahan negara. 

Karya-karya Melati, berangkat dari dunia yang ada di dalam tubuhnya.

Baginya tubuh berfungsi sebagai wadah kenangan dan organisme yang terus hidup. 

Bagi Melati Suryodarmo, tubuh manusia adalah salah satu sumber penting inspirasi karya-karyanya.

Melati tidak memandang tubuh manusia hanya dari segi fisik. 

Namun baginya, tubuh adalah muatan memori yang terus tumbuh.

Tubuh memiliki resistensi terhadap lingkungan di mana dia hidup. 

Sistem yang bergerak dalam tubuh psikologis manusia, mendorongnya untuk terus mencari dan menemukan struktur tingkah laku dan pemikiran baru tentang manusia dan kemanusiaannya.

Dia tidak hanya sekadar badan yang memiliki fungsi, namun dia merupakan konstelasi segala percampuran dan perubahan peradaban manusia. 

Tubuh bisa juga sangat sederhana, seperti selembar kartu identitas, tercetak dan dilaminasi.

Dilahirkan di Surakarta, Jawa Tengah, 1969, ia juga pemilik dan pendiri Padepokan Lemah Putih.

Dalam memahami karyanya, Melati menggunakan istilah bahasa tanpa kata-kata (Unspoken Languange) 

Performance Melati Suryodarmo bertajuk Father I'm Ready. (Melatisuryodarmo.com)

Baginya, seni rupa pertunjukan lebih berhubungan dengan serangkaian tindakan yang dilakukan dan dipilih untuk mewakili pemikiran, yang berbasis pada proses riset dan dihadirkan dalam ruang dan waktu tertentu, di mana pintu-pintu persepsi kemudian menjadi tumbuh.

Dalam senirupa pertunjukan dunia, nama Melati dikenal sebagai salah satu penampil besar. 

Kekuatannya terletak pada penggalian atas kedalaman persepsi yang sangat personal di mana sebuah tema dilakukan dengan suatu kekuatan fisik yang luar biasa. 

Dalam Exergie-Butter Dance, misalnya, ia menari-nari dengan busana hitam ketat dan high heel merah di atas 24 blok mentega, sehingga berkali-kali jatuh dan terjungkal. 

Meninggalkan rasa sakit atau lebam-lebam di sekujur tubuhnya.

Dalam karya yang pernah dipentaskan dalam Venice Biennale Dance Festival 2007, ia berekspresi dengan pasangan mainnya dengan tubuh digantung selama lima jam.

Karya yang lain, ia duduk selama 8 jam dengan membawa bola di atas kursi yang terletak di atas dinding.

Bahkan, performance artist tersohor dunia Marina Abramovic memasukkan nama Melati ke daftar 10 performance artist yang harus ditonton sebelum mati.

10 Young Artists to Watch by Marina Abramovic.

Prestasi-prestasi Melati Suryodarmo

Daftar Pameran dan Festival yang sudah dan akan diikuti, diantaranya:

2016

– “In Silence”, pameran kelompok di Pearl Lam Gallery, Singapura

– “Amnesia”, performance dan pameran tunggal di Galeri Ark, Yogyakarta, Indonesia

– “Paper Trail”, South East Asia Works on Paper di Galeri Sangkring, Yogyakarta, Indonesia

– “After Works”, Para-Site, Hongkong

– “Costume National: Contemporary Art from Indonesia” di SAW Ottawa Gallery, Kanada

– “Asia Performance series” di Rockbund Museum, Shanghai

– “Singapore Biennale” di Singapore Art Museum, Singapura

– “Lilith Performance Studio Residency” di Malmo, Swedia

– “Hexentanz Festival” di Sophiensale, Berlin

– “Macbeth”, new dance production and research involving dancers, musicians

– “Undisclosed Territory #10” sebagai fasilitator di Studio Plesungan, Solo, Indonesia

– “Art Summit Indonesia” sebagai pelatih untuk performance workshop di Padang, Indonesia

Performance Melati Suryodarmo bertajuk Alé Lino. (Melatisuryodarmo.com)

Penghargaan yang telah diraih:

2015

– Signature Art Prize Asia Pacific Brewery Foundation, Jurors Choice Award

– Visual Artist of the Year 2015, Tempo Magazine’s choice

– Research Grant for the project “Sisyphus” from the Ministry of Culture of South Korea

2011

– Icon of the Year 2011, in Arts and Culture, Gatra Media Indonesia

2008

– Grant for Innovative Art Project “Memorabilia” from Kelola Arts Foundation, Jakarta, Indonesia

– Jahresstipendium der Niedersächsische Ministerium für Kultur und Wissenschaft, (Grant from the Ministry of Culture and Science Niedersachsen Germany)

2006

– Arbeitsstipendium Stiftung Kunsfonds, Bonn, Jerman

2003

Arbeitsstipendium der Niedersächsische Ministerium für Kultur und Wissenschaft, Braunschweig (Grant from the Ministry of Culture and Science Niedersachsen Germany)

2002–2003

Graduierten Stipendium, Hochschule für Bildende Künste Braunschweig

Karena segudang prestasi yang dimiliki Melati Suryodarmo inilah yang membuat seorang Tulus kagum dan memutuskan untuk menggandeng seniman ini sebagai model video musiknya yang berjudul 'Ruang Sendiri' tersebut. 

Ia juga pernah menyampaikan apresiasinya untuk Melati setelah keduanya bekerjasama dan menghasilkan video musik yang luar biasa. 

"Saya banyak belajar lewat proses pembuatan klip "Ruang Sendiri". Menarik sekali melihat bagaimana lirik dan melodi, diterjemahkan lewat gerak, ekspresi, dan energi penjiwaan yang dalam oleh seorang pelaku seni 'performance'.

Saya sangat berterima kasih untuk waktu, ruang, serta energi tubuh yang Melati Suryodarmo berikan dengan rendah hati untuk video musik ini. Melihat langsung proses pengambilan gambar, hingga memantau hasilnya di dalam kamera dan layar, saya kemudian semakin paham, mengapa Beliau begitu megah namanya di dunia seni rupa. Terima kasih untuk tim Embara Film yang jeli menangkap momen demi momen.

Saat ini klip Ruang Sendiri sudah bisa teman-teman saksikan. Lewat klip ini, silahkan berinterpretasi dan memaknai. Ini adalah lagu tentang ruang. Ruang yang membentuk jarak, jarak membentuk rindu, rindu yang membangun nilai. Semoga berkenan.

Simak profil Melati Suryodarmo dan Embara Film di situstulus.com

#RuangSendiriTulus" tulis Tulus dalam keterangan fotonya tersebut. (TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)