TRIBUNWOW.COM - Akbar (25), warga Dusun Pangerang, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, tewas dimakan piton saat sedang akan memanen sawit pada Minggu (26/3/2017).
Kasus itu memberi gambaran bahwa manusia memang mungkin menjadi mangsa ular. Namun, seberapa besar sebenarnya peluangnya?
Peneliti herpetologi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Mirza D Kusrini, mengungkapkan, peluang manusia dimakan piton sebenarnya kecil.
Baca: Gara-gara Ini Kematian Akbar di Dalam Perut Ular Piton Jadi Awal Ketakutan Warga
"Piton biasanya memangsa hewan seperti babi hutan dan rusa. Tapi, dalam kondisi tertentu, piton memang bisa memangsa manusia. Ada kasusnya tapi tidak banyak," katanya.
Kepada Kompas.com, Rabu (29/3/2017), Mirza mengatakan bahwa piton sebenarnya merupakan hewan yang oportunis, akan memangsa apapun yang mungkin.
Dalam kasus Akbar, Mirza menduga, piton tidak berhasil mendapatkan makanan setelah mencari sehingga akhirnya memangsa manusia.
Baca: Detik-detik Perut Ular Piton Dibelah Benda Ini yang Pertama Menyembul
Piton bisa kekurangan mangsa karena hidup di lingkungan kebun sawit di mana keragaman mangsa kurang melimpah.
Mangsa piton di kebun sawit kerap diusir karena dianggap hama.
Piton sendiri bisa jadi datang ke kebun sawit karena habitat aslinya sudah berkurang dan menjelma menjadi kebun sawit itu sendiri.
Kekurangan mangsa merupakan sebab umum piton memangsa manusia.
Baca: Misteri Tewasnya Petani oleh Piton Terjawab! Lihat Video Ini, Buaya Besar Ganas Aja Keok
Tahun 2013, dua orang bocah di Amerika Serikat dimakan oleh piton yang kelaparan.
Piton yang jadi hewan piaraan itu lapar karena baru saja lepas dari kandangnya.
Dia lantas masuk ke apartemen dan akhirnya menemukan dua bocah yang sedang tertidur.
Secara anatomi, ukurannya yang besar membuat piton bisa memakan apa pun.
Mirza mengungkapkan, piton bahkan bisa memakan aligator, sapi, dan hewan lain yang ukurannya lebih besar dari manusia.
Baca: Adik Kandung Ungkap Mimpi Akbar Tiga Hari Sebelum Tewas Ditelan Ular Piton Hidup-hidup
"Seperti ular lainnya, piton itu tidak memiliki rahang. Jadi dia bisa membuka mulutnya selebar apapun dan mengkontraksikan ototnya untuk mendorong mangsa masuk ke saluran pencernaannya," kata Mirza.
Sekali mendapatkan mangsa, piton bisa diam hingga sebulan lamanya. Sebabnya, piton membutuhkan waktu yang lama untuk mencerna.
"Maka wajar jika di Sulawesi korban ditemukan masih dalam keadaan utuh. Dalam jangka waktu 2-3 hari, mangsa biasanya masih utuh di dalam perut ular," jelas Mirza.
Baca: Kok Bisa Akbar Tewas Ditelan Ular, Begini Cara Ular Piton Memangsa Korbannya Pelan Tapi Pasti!
Untuk menghindari piton, Mirza menyarankan untuk selalu waspada jika ke lapangan, baik ke sawah, kebun, apalagi hutan.
"Jangan pernah pergi sendiri saat di hutan. Pastikan selalu berada dalam rombongan jadi ada yang membantu," katanya.
Piton biasanya berada di atas pohon. Jadi saat berjalan penting juga untuk melihat ke atas, mewaspadai keberadaan piton.
Baca: Inilah 16 Fakta Mengerikan Ular Piton Raksasa yang Telan Akbar di Sulawesi Barat
Selain itu, penting untuk tidak mengganggu.
"Kalau menemukan piton, lebih baik mundur. Jangan malah diganggu," ungkap Mirza.
Menurutnya, ular pada umumnya merupakan hewan pemalu. Jika manusia menghindar, maka ular tidak akan mengejar seperti singa. (Kompas.com/Yunanto Wiji Utomo)