TRIBUNWOW.COM - Maddison Seeney menjadi selalu bersemangat untuk menanti hari esok meskipun menderita tumor otak.
Gadis kecil berusia tujuh tahun itu selalu menanti datangnya surat-surat dari seluruh dunia dengan hati berbunga-bunga.
Hal ini bermula dari ungkapan hati sang ibunda, Cherrie Seeney, yang meminta seluruh orang di dunia untuk mengirimkan Maddie kartu-kartu ucapan.
Baca: Wah! Kamu Bisa Juga Coba Tips Turunkan Berat Badan Ala Artis-Artis Ini, Lho
Kartu-kartu best wishes itu bermunculan tanpa henti di rumah mereka, Hateley Heath, West Bromwich, Inggris.
Mereka sudah mendapatkan banyak surat dan kartu ucapan dari berbagai negara seperti Amerika, Singapura, dan Australia.
Bahkan, mereka mendapat kartu ucapan dari Selandia Baru.
Baca: Tiru Kakaknya, Billy Syahputra Bagi Bagi Amplop: Cek Dulu Ada Isinya Nggak
Ucapan semangat dan dukungan yang datang lewat surat ini bermakna sangat dalam bagi Maddison dan Cherrie.
Dikutip oleh Mirror.co.uk, saat reporter Birmingham Mail datang, Maddie sedang asyik membuka kartu-kartu yang baru datang.
Senyum emas dan pipi merahnya menutupi kenyataan pahit bahwa Maddison menderita tumor otak yang sangat berbahaya.
Bahkan penyakit itu bisa mengambilnya tiba-tiba.
Cherrie menghentikan usaha merangkai bunganya untuk mengurus sang buah hati setiap waktu.
"Maddison suka mendapatkan surat, meskipun itu adalah perjanjian kontrol rumah sakit atau hanya surat tak berharga," ungkap Cherrie.
Baca: Setiap Hati Pasti Akan Berlabuh, Jangan Baca Kalau Kamu Mudah Baper!
"Untuk itulah aku meminta semua orang mendukungnya dengan surat dan kartu ucapan. Kartu-kartu berdatangan dari mana saja, dengan berbagai cerita yang berbeda," tambahnya.
Ibu berusia 39 tahun ini hanya meminta satu hal dari para pengirimnya.
Ia tidak ingin satu pun memberinya ucapan 'cepat sembuh'.
Ia paham betul bahwa Maddison hanya akan bertahan tiga bulan lagi tanpa pengobatan.
Untuk memperpanjang waktunya, saat ini Maddison menjalani radioterapi selama lima hari dan kemoterapi selama satu minggu.
Baca: Bentrok Angkutan Konvensional vs Online: Masalah Rejeki Sampai Ada yang Bunuh-bunuhan
"Duniaku hancur. Tak ada yang berharap anaknya tak bisa merayakan ulang tahun selanjutnya, bukan?"
"Aku selalu berusaha memiliki mindset bahwa setiap harinya adalah hari bahagia. Jika aku bisa membuatnya tersenyum, maka tugasku sebagai ibu sudah kujalani dengan benar," tambah Cherrie.
Saat usianya masih 3 tahun, ia didiagnosis dengan tumor di saraf optiknya.
Ia harus melakukan kemoterapi selama 18 bulan di Birmingham Children's Hospital.
Sebelumnya, Maddison masih bersekolah di St. Mary Magdalene School, West Bromwich, Inggris.
Namun, ia semakin lemah.
Tanggal 21 Desember 2016 lalu, Maddison kembali melakukan MRI Scan.
Hasil scan pertama menunjukkan otaknya tertutup, dan para dokter berpikir Maddison terkena stroke.
Hasil kedua menunjukkan adanya tumor seukuran buah plum dalam 11 hari saja.
Ternyata, Maddison terkena Glioblastoma Multiforme.
Baca: Dicari Jomblo!: Penolong buat Kamu yang sedang Nelangsa Cari Jodoh!
Penyakit ini hanya terjadi pada satu dari jutaan anak-anak saja.
Cherrie akhirnya memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan putrinya.
"Dia sangat mengagumkan. Ia menjawab 'Aku akan punya sayap dan terbang di atasmu, Mama,'" ujar Cherrie dengan bangga.
Menurut Cherrie, Maddison selalu membuat siapa pun bahagia.
Begitu pula dengan kakak-kakaknya yang berusia 19, 17, dan 11 tahun. (Mirror.co.uk/TribunWow.com/Alya Iqlima)