TRIBUNWOW.COM, SEMARANG - Kecintaan sebagian orang terhadap pemikiran Kiai Sholeh Darat membuat mereka berkumpul membentuk Komunitas Pecinta Kiai Sholeh Darat (Kopisoda).
Tahun 2017, menjadi tahun pertama perkumpulan ini setalah dibentuk pada tanggal 19 Maret 2016 lalu.
Komunitas ini selalu rutin mengadakan pengajian untuk mengkaji pemikiran kiai Sholeh Darat dengan membaca karya-karyanya.
Banyak tanggapan positif terhadap pengajian rutinan ini.
Selama satu tahun ini, antusiasme masyarakat terhadap Kopisoda ini sangat bagus.
Mulai dari masyarakat awam hingga akademisi.
Kegiatan yang mereka lakukan tak hanya berbentuk pengajian saja, rencananya akan didirikan Soleh Darat Center atau Pusat Kajian Kyai Sholeh Darat.
Baca: Hasyim Muzadi Meninggal Dunia! Inilah Jejak Perjalanan Hidup sang Kiai
Diputuskan lembaga yang berfungsi sebagai pusat data tersebut akan didirikan dengan bekerjasama dengan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Walisongo.
“Kita telah mendapat dukungan dari dekan FUHUM untuk membuat pusat kajian Kiai Sholeh Darata tersebut di fakultas tersebut. Karena sesuai dengan jurusan yang ada di fakultas tersebut,” terang KH In’amuzzahidin selaku pengurus sekaligus pengajar di FUHUM UIN Walisongo.
Di pusat kajian ini nantinya papar Gus In’am, sapaan akrabnya, akan disediakan seluruh kitab karya kiai Sholeh Darat dan semua pustaka yang berkaitan dengan kiai Sholeh Darat.
Dalam pertemuan kemarin, pengurus Kopisoda telah menyediakan dua eksemplar dari 13 kitab karya Kiai Sholeh Darat dan dua buku hasil penelitian tentang sang kiai.
Sekretaris Kopisoda, Muhammad Ichwan menambahkan bahwa banyak aspirasi masuk.
Diantaranya, saran dari jemaah untuk mengadakan pengajian yang bersifatnya permanen di satu tempat.
Namun, tak meninggalkan pengajian yang berpindah-pindah yang sudah rutin dilakukan.
Ada juga yang mengusulkan permintaan dari saudara-saudara untuk membuka Kopisoda di kota lain.
“Semua usulan dan gagasan ini akan kita tindak lanjuti. Untuk Pusat Kajian Mbah Sholeh Darat dalam waktu dekat akan kita resmikan. Kita juga membuka diri dengan tangan terbuka bagi jama’ah yang ingin mewakafkan karya-karya nya tentang Mbah Sholeh,” papar Gus In’am alumnus Pesantren Futuhiyyah ini.
Dalam satu tahun perjalanan Kopisoda ini tercatat dua buku yang mengkaji Mbah Sholeh Darat di antaranya Kiai Sholeh Darat dan Dinamika Politik di Nusantara Abad XIX-XX M karya Taufiq Hakim (2016).
Dan KH. Muhammad Sholeh Darat Al-Samarani; Maha Guru Ulama Nusantara karya Amirul Ulum (2016).
Kedua penulis inipun aktif dalam grup Kopisoda.
Ditambah buku terjemahan atas Kitab Kiai Sholeh Darat juga sudah terbit.
Yaitu Matan Al Hikam yang di terjemah dalam bahasa Indonesia oleh penerbit Sahifa pada 2016 lalu.
Dalam waktu dekat Kopisoda akan menerbitkan buku terjemah juga.
Yaitu terjemah kitab Tauhid Tarjamah sabīl al-‘abīd ‘alá jawharāt al-tawḥīd dan tafsir al-Fatihah dari kitab Fayḍ al-raḥmān fī tarjamat tafsīr kalām malik al-dayyān.
Terjemahan kali ini akan tetap menjaga Bahasa Jawa dengn aksara pegon dan terjemah dalam Bahasa Indonesia. (TribunWow.com/Tinwarotul Fatonah)