Jangan Panik! Equinox Fenomena Tahunan yang Normal

Penulis: Wulan Kurnia Putri
Editor: Wulan Kurnia Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNWOW.COM - Pada 21 Maret mendatang, negara Indonesia dikabarkan akan terkena dampak Equionox.

Suhu udara di Indonesia akan naik drastis hingga 40 derajat Celcius.

Baca: Masih Ingat Ye Sha di Meteor Garden 2? Inilah Potret Kehidupannya Sekarang, Bikin Kaget!

Dikutip dari ugm.ac.id, Pakar iklim lingkungan dari Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada (UGM), Dr. Emilya Nurjani, M.Si., mengatakan equinox merupakan fenomena yang rutin terjadi di Indonesia.

Dalam kurun waktu satu tahun, Indonesia mengalami dua kali equinox, yakni pada vernal equinox 21 Maret dan autumnal equinox 23 September.

Baca: Bikin Melongo! Begini Kabar Terbaru dari Pemuda 28 Tahun Nikahi Nenek 82 Tahun yang Sempat Heboh

“Equinox merupakan fenomena iklim normal, bukan sesuatu yang meresahkan. Hal ini berbeda dengan gelombang panas yang terjadi di Afrika,” kata Emilya.

Dikutip dari bmkg.go.id, Equinox adalah suatu fenomena astronomi, dimana Matahari melintasi garis khatulistiwa.

Keberadaan fenomena tersebut tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis.

Rata-rata suhu maksimal di wilayah Indonesia bisa mencapai 32-36°C.

Baca: Gara-gara Gaun yang Dikenakan, Syahrini Dingatkan Kayak Gini oleh Netizen

Equinox bukan fenomena seperti HeatWave yang terjadi di Afrika dan Timur Tengah, yang dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama.

Ketika fenomena ini terjadi, durasi siang dan malam di seluruh bagian bumi relatif sama.

“Saat matahari berada di titik nol equator maka panjang siang dan malam sama yaitu 12 jam,” ujar Emy.

Baca: Wow! Unggahan Foto Raisa Bikin Heboh, Netizen: Ketika Pacar dan Mantan Akur

“Ketika terjadi equinox suhu akan mengalami kenaikan tapi tidak drastis, suhu maksimal antara 33-34 derajat Celcius. Suhu tertinggi yang pernah tercatat adalah 36 derajat Celcius terjadi di Jawa Timur beberapa tahun lalu,”paparnya.

Masyarakat diharapkan tidak perlu panik.

Namun masyarakat diminta tetap melakukan antisipasi, agar tidak berdampak pada kesehatan.

Baca: Orang Tua Awasi Anak Anda! Ada 7000-an Anggota Grup Pedofil Tersebar di Indonesia

Ahli Gizi dari Fakultas Kedokteran UGM, Dr.dr. Emy Huriyati, M.Kes., mengatakan cuaca panas dapat memicu terjadinya dehidrasi.

“Banyak minum minimal 8 gelas sehari atau disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Jika sering terpapar panas makan asupan cairan harus ditingkatkan supaya tidak dehidrasi,” katanya.

Dehidrasi dapat menurunkan imunitas tubuh, sehingga rentan terhadap penyakit, seperti infeksi pada tubuh, seperti radang tenggorokan, infeksi kandung kemih, dan lainnya.

Baca: Berita Seleb Populer: dari Pesepakbola Ganteng Jenguk Jupe hingga Kerajaan Bisnis Irfan Hakim

“Karenanya, penting menjaga kesehatan dengan menjaga pola gizi seimbang untuk mempertahankan daya tahan tubuh ,”tegasnya.

Menurut Emy, tubuh harus beradaptasi menyesuaikan perubahan lingkungan.

Tidak hanya cuaca panas, tetapi juga saat cuaca dingin.

“Yang terpenting menjaga asupan makanan, seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral, serta vitamin sesuai dengan kebutuhan tubuh dan pola hidup sehat,” pungkasnya (TribunWow.com / Wulan Kurnia Putri)