Ketua Umum PBNU: Tuhan Kok Diajak Kampanye

Editor: Wulan Kurnia Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga Anies Baswedan dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj saat bertemu di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (14/3/2017) sore.

TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Agil Siradj mengimbau agar tidak ada pihak yang memanfaatkan isu agama selama masa kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta putaran kedua 2017.

Said Aqil menilai isu agama tidak seharusnya diseret ke dalam pusaran politik.

Baca: Mengenaskan! Begini Kisah Tewasnya Komandan ISIS Asal Indonesia di Suriah

"Masalah politik jangan dicampuradukan dengan agama. Allah jangan diajak kampanye. Tuhan kok diajak kampanye," kata Said Aqil saat ditemui di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (14/3/2017).

Calon gubenrur nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat bersalaman dengan cagub nomor urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono setibanya di lokasi deklarasi kampanye damai di silang barat daya Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (29/10/2016). (KOMPAS.COM/ALSADAD RUDI)

Dia mengatakan, daripada membawa isu agama, alangkah lebih baik jika isu yang disampaikan berkaitan dengan program yang berdampak terhadap masyarakat.

Baca: Setelah Arab Saudi, Presiden Jokowi Ajak Pengusaha Korsel untuk Investasi

"Program kerja saja yang disampaikan. Program yang baik. Jangan bawa-bawa Tuhan," ujar Said Aqil.

Ia juga meminta warga agar tidak menolak untuk menshalatkan jenazah hanya karena perbedaan pilihan politik.

Baca: Kisah Presenter Who Wants to Be a Millionaire Harus Pindah ke Selandia Baru dan Mundur dari DPR RI

Said Aqil menyatakan dia sudah menyampaikan imbauan itu kepada warga NU.

Menurut dia, hukum menshalatkan jenazah adalah fardu kifayah.

Ahok-Djarot dan Anies-Sandi (Kompas.com/Kolase)

Baca: Ada Orang Ketiga di Foto Raffi dan Nagita Slavina, Naitizen: Mending Sama Itu!

Apabila tidak ada warga yang mau menshalatkan sesosok jenazah, berdosalah seluruh umat Islam lainnya.

"Orang Islam wafat, orang Islam yang hidup wajib menshalatkan. Kalau tidak dosa semua, fardu kifayah. Tidak ada masalah politik, masalah pilpres, pileg, pilgub, pilbup milih siapa jangan dimasalahin. Selama Islam, ya wajib dishalatkan," kata dia. (Kompas.com / Alsadad Rudi)