Skip Challenge Dimainkan 10 Tahun Lalu di Indonesia, Musa Sampai Kejang-kejang, Begini Kisahnya

Penulis: Ika Alya Iqlima Ghaisani
Editor: suut amdani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Skip Challenge

TRIBUNWOW.COM - Media sosial sedang dihebohkan dengan permainan tantangan ekstrem yang dilakukan para remaja.

Mereka menamai tantangan tersebut #SkipChallenge.

#SkipChallenge adalah tantangan yang sangat berisiko, karena bisa mengakibatkan kematian.

Baca: Jangan Main-main! #SkipChallenge di Amerika Serikat Dilaporkan Sebabkan Kematian Banyak Remaja

Tantangan #SkipChallenge ini bisa menyebabkan 'korban' pingsan karena kurangnya oksigen ke otak.

Banyak remaja yang ikut-ikutan karena mereka merasa permainan ini menegangkan, namun menyenangkan.

Mereka bahkan membagikan foto dan rekaman #SkipChallenge di media sosial agar viral.

Pihak TribunWow.com mewawancarai Tri Hantoro dan Musa Himawan yang pernah melakukan permainan ini semasa SMU.

Tri Hantoro dan Musa Himawan yang merupakan alumni salah satu SMU di Kota Surakarta ini pertama kali mengenal #SkipChallenge pada tahun 2007, saat masih berada di kelas 2 SMU.

Sebelum booming dengan nama #SkipChallenge, permainan ini tidak ada namanya.

Permainan yang bermula dari rasa iseng dan penasaran remaja ini tak hanya mereka lakukan satu kali.

Meskipun begitu, 'korban'-nya berbeda-beda.

"Dulu tidak berpikir permainan ini bahaya, karena setelah sadar pun mereka baik-baik saja," ujarnya kepada TribunWow.com, Jumat (10/3/2017).

Berbeda dengan #SkipChallenge yang marak beredar, mereka melakukan permainan ini secara berkelompok.

Sekitar 7-10 orang bersiap untuk menekan dada satu remaja sekeras-kerasnya.

"Bahkan pernah ada teman yang ikut pingsan saat menekan, karena dia juga ikut tahan nafas. Posisinya ada di tengah-tengah teman lain," imbuhnya.

Setelah selesai, 'korban' pun kembali bernafas seperti biasanya.

Saat ia mengambil nafas itulah tubuhnya kehilangan kesadaran.

Musa adalah salah satu yang pernah menawarkan diri untuk tantangan ini.

Awalnya ia penasaran karena melihat teman-teman lain.

Rasa penasaran itu muncul karena remaja yang menjadi 'korban' wajahnya akan memerah seperti sedang 'high' atau teler.

Ia ingin merasakan sensasi pingsan.

Musa bahkan mengalami kejang-kejang.

Melihat hal itu, teman-temannya menampar wajah Musa agar ia kembali sadar.

"Rasanya setelah sadar kembali itu, seperti bangun tidur. Bedanya, kalau bangun tidur biasa badan jadi segar, ini terasa sangat lelah. Tapi, itu hanya sesaat." ujar Musa kepada pihak TribunWow.com.

Ia juga mengatakan tak ada efek samping yang terjadi pada tubuhnya setelah memainkan tantangan ini.

Saat dikonfirmasi mengenai kondisi kesehatannya saat memainkan tantangan ini, Musa mengatakan bahwa ia dalam keadaan sehat.

Perihal kejang-kejang yang dialaminya, ia sendiri mengaku tak tahu apa penyebabnya.

"Saya menawarkan diri untuk menjadi korban, karena penasaran bagaimana rasanya pingsan. Tapi, saya tidak tahu jika sampai kejang-kejang," ujarnya.

Setelah melakukan #SkipChallenge dan korban sudah sadar, Toro dan teman-temannya menertawai Musa karena wajahnya memerah.

Bukan hanya karena kekurangan oksigen, wajah Musa juga merah karena bekas tamparan teman-temannya.

"Enggak, saya juga cuma satu kali saja mencobanya," ungkap Musa saat ditanya apakah ia pernah mencobanya berkali-kali.

Mereka akhirnya menghentikan permainan ini setelah ada yang melaporkannya kepada guru.

Musa juga mengaku bahwa karena tak ada paksaan saat menjadi 'korban' permainan ini, ia tak merasa marah pada teman-temannya.

Setelah mengetahui permainan ini menjadi viral, Musa baru tahu betapa berbahayanya tantangan #SkipChallenge.

"Namanya anak muda, pasti ada rasa penasaran ingin mencoba. Mungkin boleh melakukannya, tapi didampingi orang yang tahu dan ada pertolongan pertama. Tapi, menurut saya lebih baik jangan coba-coba. Karena kan kasusnya sampai ada yang meninggal," tambahnya.

Menurut Para Ahli

Tantangan #SkipChallenge ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan pingsan, hipoksia (otak kekurangan oksigen), kejang, kerusakan otak, bahkan kematian.

"Saat melakukan passout challenge (atau skip challenge) mereka meniru kondisi kekurangan napas. Mereka menghentikan otot dada bergerak, sehingga tidak ada oksigen ke otak. Otak kemudian kekurangan oksigen dan seseorang akan kehilangan kesadaran," kata Dr.Nick Flynn, dokter dari Union Quay, Medical Centre, Cork, seperti yang dikutip dari Kompas.com.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy juga meminta para remaja untuk tidak ikut-ikut permainan #SkipChallenge ini.

"Kalau saya melihat video yang beredar di media sosial, menurut saya (skip challenge) termasuk jenis permainan yang membahayakan kesehatan bahkan jiwa," kata Muhadjir, melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Jumat (10/3/2017).

Dokter Spesialis Jantung dari Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, Siska Danny, juga mengatakan bahwa kekurangan oksigen selama 4 menit saja bisa merusak jaringan otak atau saraf pusat.

"Jaringan saraf merupakan jaringan yang tidak mampu memperbaiki diri kalau rusak. Jadi begitu rusak ya rusak," kata Siska saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/3/2017).

Meskipun kesadaran bisa kembali, tantangan #SkipChallenge ini sangat berisiko terutama bagi mereka yang berada dalam posisi duduk.

Kerja jantung memompa oksigen ke otak akan lebih sulit dalam keadaan duduk.

Di Amerika Serikat, tantangan ini juga dikenal dengan nama Passing Out Challenge atau Choking Game atau Space Monkey Game.

Pada tahun 2008 lalu, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS mengeluarkan laporan tentang #SkipChallenge dan bahaya permainan ini.

Sampai sekarang, belum diketahui darimana asal permainan #SkipChallenge ini. (TribunWow.com / Alya Iqlima)