TRIBUNWOW.COM - Rombongan Raja Arab Saudi, Raja Salman Bin Abdulaziz Al-Saud tiba di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (4/3/2017) pagi.
Sekitar pukul 09.35 WIB, Raja Salman tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, didampingi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.
Rencananya, Raja Salman akan mampir ke Brunei Darussalam terlebih dahulu sebelum berlibur ke Bali.
Baca: Pemain Sinetron Ini Pernah Diundang Berhaji Oleh Raja Salman, Kok Bisa?
"Sabtu pagi, Raja bertolak ke Brunei," ucap Juru bicara Wakil Presiden Kalla Husain Abdullah kepada Tribunnews.com.
Menjelang kedatangannya ke Pulau Dewata, berbagai hal telah disiapkan secara khusus untuk menyambut kedatangan Raja Salman.
Disambut tarian
Sebanyak 50 penari akan menyambut kedatangan Raja Salman di Pulau Dewata, Bali.
Para penari tersebut berasal dari Sanggar Sawitri yang kebanyakan masih duduk di bangku Sekolah Dasar.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Dewa Putu Beratha, mengatakan bahwa persiapan untuk menyambut Raja Salman ini baru dilakukan Jumat sore kemarin (3/3/3017) karena pihaknya baru mendapat informasi dan kepastian, Kamis (2/3/2017) sore.
"Persiapannya sendiri sebenarnya baru sore ini. Karena kami baru dapat kepastian kemarin sore dan dipastikan lagi tadi pagi. Untungnya kita di Bali, apalagi dengan adanya sanggar-sanggar, sudah terlatih. Jadi ini sebenarnya untuk pemantapan saja untuk anak-anak. Tidak perlu melatih dari awal," ujar Beratha kepada Tribunbali (4/3/2017).
Beratha juga mengatakan bahwa para penari tidak akan tampil sendiri.
Para penari tersebut akan diiringi alunan gamelan yang ditabuh oleh 25 penabuh.
Pagelaran tersebut akan ditampilkan di depan Raja Salman, tepat setelah turun dari pesawat.
"Jadi total bersama penabuh ada 75 orang yang akan tampil. Tidak ada pemilihan khusus, pertimbangannya ini sanggar yang dekat dari Disbud dan sering mendukung kegiatan di Disbud Provinsi. Nanti mereka tampil tepat di bawah pesawat, menghadap ke Raja saat turun," ujarnya.
Tari Pendet ini dipilih karena merupakan tari penyambutan khas Bali sejak tahun 1950.
"Mengapa Tari Pendet, karena tari ini diciptakan sekitar tahun 1950-an sebagai tari penyambutan tamu agung. Harapannya dengan kesempatan ini bisa mempromosikan seni budaya dan adat kita apa adanya dari Bali," ucapnya.
Dua kapal perang disiapkan untuk menjaga Raja Salman
Kedatangan orang nomor satu di Arab Saudi tersebut juga mendapat pengawalan ketat dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL).
TNI AL akan menempatkan dua kapal, yakni KRI Sura-802 dan KRI HIU-634.
Kapal yang ditempatkan 1 mil dari pantai tersebut dikomandani oleh Mayor Laut (P) Romi Habe Putra untuk KRI Sura dan Mayor Laut (P) Sayid Hasan Hutagalung untuk KRI Hiu.
"Pengamanan laut sekitar 1 mil dari pantai. Ada enam unit kapal, dua di antaranya KRI dan empat kapal kecil," ujar Pangdam IX Udayana, Mayjen Kustanto Widyatmoko kepada Tribunnews.com saat gelar pasukan di Lapangan Lagoon, Nusa Dua, Badung, Jumat (3/3/2017) pagi.
Dua kapal tersebut adalah kapal patroli jenis FPB-57 generasi pertama buatan PT PAL.
Setelah selesai menjalankan tugas mengamankan Raja Salman, KRI Sura dan KRI Hiu akan kembali ke markas Armatim di Surabaya.
35 Penerbangan di Bandara Ngurah Rai delay
Kedatangan Raja Salman di Bali juga berimbas pada penerbangan di Bandara Ngurah Rai, Sabtu (4/3/2017).
Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV, Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah merilis pengumuman terkait data penerbangan yang terdampak pada kunjungan kenegaraan Raja Salman yang dijadwalkan tiba pukul 18.00 Wita.
Bandara akan ditutup selama 45 menit lantaran kedatangan Raja Salman tersebut.
Sesuai Notam (Notice To Airmen), Bandara Ngurah Rai harus clear dari pesawat-pesawat lain pada pukul 17.45 hingga 18.15 WITA.
Menurut informasi dari Airnav Denpasar, penutupan Bandara tersebut menyebabkan 35 penerbangan mengalami delay.
"Sejumlah penerbangan akan terdampak delayed akibat penerbangan VVIP kedatangan Raja Salman," kata Humas Bandara Ngurah Rai Bali, Arie Ahsan, kepada Tribun Bali, Kamis (2/3/2017).
"Akan terjadi keterlambatan untuk kedatangan dan keberangkatan," tambahnya.
Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV, Bintang Hidayat, memberikan imbauan kepada seluruh Badan Usaha Angkutan Udara dan Perusahaan Angkutan Udara Asing untuk melakukan tindakan antisipasi awal agar mengurangi dampak yang terjadi dari delay tersebut.
"Tindakan ini seperti perubahan waktu penerbangan (slot time), perubahan tipe pesawat, maupun kendala operasional lainnya yang mungkin terjadi," kata Bintang Hidayat kepada Tribun Bali.
Badan Usaha Angkutan Udara yang maskapainya terkena dampak dari kedatangan Raja Salman telah diberi imbauan, yang terdiri dari enam untuk penerbangan domestik dan delapan penerbangan internasional.
Untuk penerbangan domestik, yakni PT Garuda Indonesia Station Denpasar, PT Batik Air Station Denpasar, PT Wings Abadi Airlines Station Denpasar, PT Lion Mentari Airlines Station Denpasar, PT Citilink Indonesia Station Denpasar, dan PT Indonesia Air Asia Station Denpasar.
Sementara itu, untuk penerbangan internasional, yakni Station Manager Air Asia Berhad Station Denpasar, SM Hongkong Airlines, SM KLM Royal Dutch, SM Malindo Airlines, SM Qatar Airways, SM Singapore Airlines, SM Tiger Airways, dan SM Virgin Australia.
Enam perusahaan ground handling, di antaranya GM PT Gapura Angkasa Station Denpasar, Pimpinan PT Execujet, SM PT Jasa Angkasa Semesta, SM PT Sari Rahayu Biomantara, SM PT Prathita Titiannusantara (PTN), dan SM PT Enggang Airport Services (EAS) juga telah dikondisikan untuk kedatangan Raja Salman tersebut. (Tribunnews.com/Tribunwow.com/Fachri Sakti Nugroho)