Kedatangan Raja Arab Saudi

Perbedaan Kunjungan Raja Arab Saudi di Indonesia Tahun 1970 dengan 2017!

Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Tinwarotul Fatonah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Raja Faisal dan Raja Salman

TRIBUNWOW.COM - Kunjungan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud ke Indonesia merupakan kunjungan bersejarah setelah kunjungan pertama Raja Arab Saudi 47 tahun silam.

Kedatangan Raja Salman di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, disambut baik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama jajaran stafnya, Rabu (1/3/2017).

Bagaimana perbedaan kunjungan Raja Arab Saudi pada tahun 1970 dengan tahun 2017?

Berikut perbandingan dua kunjungan tersebut yang sudah dihimpun oleh tim TribunWow.com, simak selengkapnya!

Baca: Coba Bandingkan Saat Raja Salman di Indonesia dan Malaysia!

1. Soeharto Terima Raja Faisal bin Abdulaziz

Dilansir dari laman Soeharto.co, pertemuan itu terjadi pada Rabu, 10 Juni 1970, setelah pesawat Raja Faisal mendarat di Bandara Internasional Kemayoran (yang sekarang sudah tidak ada), Presiden Soeharto dan Ibu Negara Tien Soeharto menyambut kedatangan Raja Arab tersebut di Istana Merdeka.

Kunjungan Arab Saudi waktu itu berlangsung selama tiga hari, rombongan Sri Baginda Raja Faisal bin Abdulaziz saat itu hanya menggunakan satu pesawat.

Setelah berjabat tangan, mereka lalu melangsungkan percakapan di ruangan kepresidenan yang berlangsung lebih dari setengah jam.

Selain Presiden Soeharto, percakapan tersebut diikuti oleh Menteri Luar Negeri Adam Malik, Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi H Aminudin Aziz, Menteri Negara Idham Chalid, dan rombongan Raja Faisal.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Soeharto menyempatkan berpidato, ia mengemukakan sikap pemerintah Indonesia yang sepenuhnya berdiri di pihak bangsa Arab dalam perjuangan melawan Israek.

Presiden Soeharto menyatakan Indonesia telah mengusahakan dengan segala jalan dan melalui berbagai forum agar Resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 1967 dilaksanakan sepenuhnya.

Dalam pidato balasannya Raja Faisal menyatakan sikap Indonesia yang jelas memihak Arab dalam perjuangannya tidak ada yang sanggup mengingkari.

Hubungan antara kedua negara terus diperkuat dan dikembangkan.

Sebab hubungan yang telah terjalin ini bukan hanya pada saat terakhir ini, tetapi merupakan tradisi yang didasarkan atas kepercayaan kepada Allah dan Rasulullah.

Raja Faisal hanya melakukan pertemuan sebatas dilakukan di Istana Kepresidenan Jakarta saja tanpa melakukan kunjungan wisata ke tempat tertentu.

2. Jokowi Terima Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud

Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud (kiri) bersalaman dengan Presiden Joko Widodo saat tiba di bandara Halim Perdana, Jakarta, Rabu (1/3/2017). Raja Salman direncanakan akan berada di Jakarta hingga Jumat 3 Maret mendatang dan akan bertolak ke Pulau Bali setelahnya. (TRIBUNNEWS/PRESIDENTIAL PALACE/AGUS SUPARTO)

Kunjungan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud menjadi kunjungan kedua dari negara tersebut setelah kunjungan pertama Raja Saudi 47 tahun yang lalu.

Baca: Duh, Dua Pemimpin Gaul Abis, Lihat Apa yang Dilakukan!

Baca: Lihat Kemesraan Jokowi saat Bersama Raja Salman, Ini Lho Karakter Asli Indonesia Sesungguhnya!

Kehadiran Raja Salman disambut oleh Presiden Joko Widodo ketika pesawatnya mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (1/3/2017).

Raja Salman kabarnya membawa rombongan sebanyak 1.500 orang termasuk 25 pangeran dan 10 menteri.

Kunjungan tersebut selama 9 hari dari tanggal 1 sampai 9 Maret 2017 mendatang.

Dikabarkan rombongan sebanyak itu menggunakan 7 pesawat wide body, yaitu boeing 747m 777, dan 737.

Kali ini, tujuan kunjungan Raja Salman ke Indonesia ini untuk mempererat kerjasama di bidang ekonomi, satu di antaranya menyambut investasi Arab Saudi di bidang energi.

Sekretaris Kabinet Indonesia, Pramono Anung pun menyatakan kunjungan tersebut nantinya akan ditandatangani investasi Saudi Arabia di Indonesia, Saudi Aramco di Cilacap senilai 60 Juta Dollar AS.

Selain pertemuan penting dua negara tersebut, Raja Salman juga berniat untuk berlibur di Pulau Bali.

Masa liburannya akan lebih panjang ketimbang kunjungan kerjanya. (TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)