Mengenai Hasil Survei Jelang Pilkada DKI Jakarta, Ini Kata Anies dan Djarot

Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Galih Pangestu Jati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan wartawan TribunWow.com, Fachri Sakti Nugroho

TRIBUNWOW - Beberapa Lembaga survei mengeluarkan hasil yang berbeda-beda, perihal Pilkada DKI JaKarta.

Hal ini mengundang tanggapan dari Calon Gubernur Jakarta nomer urut 3 Anies Baswedan dan Calon Wakil Gubernur Jakarta nomer urut 2 Djarot Saiful Hidayat.

Lembaga Media Survei Nasional (Median) menilai, naiknya angka elektabilitas disebabkan Anies jarang mendapat pemberitaan negatif.

Anies mengatakan bahwa ia jarang mendapat pemberitaan negatif karena ia fokus mengkaji permasalahan di Jakarta dan mencarikan solusinya.

"Jakarta ini membutuhkan solusi untuk lapangan pekerjaan solusi untuk pendidikan dan kita akan konsentrasi di sana penyediaan lapangan pekerjaan penyediaan pendidikan berkualitas hingga tuntas dan gratis dan itu pesan itu yang kita akan jaga," kata Anies di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (6/2/2017) kepada Tribunnews.com.

Terkait survei Litbang Kompas, Anies mengibaratkan kenaikan elektabilitas layaknya mendaki gunung.

Menurut survei Litbang Kompas, elektabilitas Anies-Sandi naik menjadi 28,5 persen dari survei sebelumnya yang hanya 19,5 persen.

"Saya dari dulu bilang, lihat delta, lihat delta. Saya selalu bilang, lihat pertumbuhannya, jangan lihat angkanya," kata Anies kepada Tribunnews.com

"Ini kan seperti mendaki gunung tuh, puncaknya tanggal 15 Februari (pemungutan suara)," tambahnya.

Calon Wakil Gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku tidak terpengaruh dengan hasil survei terbaru Media Survei Nasional (Median).

Median melakukan survei dalam rentang waktu 29 Januari-2 Februari 2017.

Hasil survei Median menunjukkan pasangan Ahok-Djarot meraih 29,8 persen suara responden, Anies-Sandi mendapatkan 27,8 persen dan Agus-Sylvi meraih 26,1 suara, sedangkan 16,3 persen belum memutuskan pilihan.

Pasangan Ahok-Djarot juga unggul menurut hasil survei yang dilakukan oleh Litbang Kompas.

Djarot mengatakan hasil survei hanya acuan belaka.

"Sekali lagi itu hanya acuan ya. Kadang-kadang saya ditempatkan paling bawah tidak apa-apa," pungkasnya.