Pramoedya Ananta Toer, Bukan Sekadar Menentang, Tetapi Melawan!

Penulis: Woro Seto
Editor: Yudie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pramoedya Ananta Toer

Laporan Wartawan Tribunwow.com Woro Seto

TRIBUNWOW.COM - Nama sastrawan Pramoedya Ananta Toer (Pram) mewarnai perbincangan di media sosial setelah Google Doodle memajang ilustrasi ikon tokoh yang telah berpulang 30 April 2006.

Google menampilkan tokoh Pram karena 6 Februari adalah hari kelahiran sang sastrawan.

Pramoedya Ananta Toer lahir di Blora Jawa Tengah pada 1925.

Karir menulis Pram dimulai sejak sebelum kemerdekaan.

Pram telah menerbitkan sekitar 50 lebih karya sastra.

Google Doodle merayakan ultah ke-92 pria Pram melalui ilustrasi pria berkaos oblong dan berkacamata.

Dalam ilustrasi itu Pram digambarkan tengah bekerja di balik mesin tik.

Ada latar belakang tuts papan ketik bertuliskan "Google".

Karya-karya Pram diterjemahkan ke dalam 41 bahasa seluruh dunia.

Berikut ini sejumlah kutipan Pramoedya Ananta Toer di antara ratusan karyanya yang masih menginspirasi hingga kini

1. Menentang ketidakadilan dan penindasan. Bukan sekadar menentang, tetapi melawan! Melawan pelecehan kemanusiaan. Saya tidak berubah. " (Sumber: Nama Saya Tidak Pernah Kotor 18 April 1999)

2. Di balik setiap kehormatan mengintip kebinasaan. Di balik hidup adalah maut. Di balik persatuan adalah perpecahan. Di balik sembah adalah umpat. Maka jalan keselamatan adalah jalan tengah. Jangan terima kehormatan atau kebinasaan sepenuhnya. Jalan tengah

3. Perwakilan rakyat? Perwakilan rakyat hanya panggung sandiwara. Dan aku tidak suka menjadi badut, sekalipun badut besar. (Sumber: Bukan Pasar Malam 1951)

4. Saya hanya mendukung partai yang berpihak pada keadilan dan kemanusaiaan. (Sumber: Saya Ingin Lihat Semua Ini berakhir 2008)

Halaman
12