Kapten Tottenham Son Heung-min Pamit dari Tottenham, Ini Jawabannya soal Rumor ke MLS

TRIBUNWOW.COM - Son Heung-min menutup satu dekade pengabdiannya di Tottenham Hotspur dengan cara yang emosional.

Setelah mengangkat trofi Liga Europa pertama kali bersama The Spurs, sang kapten mengumumkan bahwa dirinya akan meninggalkan London Utara musim panas ini. 

Momen itu disebutnya sebagai keputusan paling sulit dalam kariernya.

Baca juga: Here We Go: Tottenham Dapatkan Gelandang Tangguh dari Bayern Munchen

Kabar ini disampaikan langsung oleh Son dalam konferensi pers di Seoul pada Sabtu (2/8/2025).

"Ini adalah salah satu keputusan tersulit yang pernah saya buat. Tapi saya rasa ini waktu yang tepat untuk mengambil keputusan ini. Saya harap semua orang bisa memahami keputusan saya dan menghormatinya," ujar bintang asal Korea Selatan itu dikutip dari EPSN.

"Saya datang ke London Utara sebagai anak muda, usia 23 tahun, sangat muda, seorang anak laki-laki yang bahkan belum bisa berbahasa Inggris, dan kini meninggalkan klub ini sebagai pria dewasa adalah momen yang sangat, sangat membanggakan."

Son, yang tiba di Tottenham pada 2015 dari Bayer Leverkusen dalam usia 23 tahun, kini pamit sebagai legenda klub. 

Ia menjadi pemain ketujuh yang mencatatkan 454 penampilan bersama Spurs, menyumbang 127 kontribusi gol di Premier League, dan akhirnya meraih satu-satunya trofi bersama klub: Liga Europa 2024/2025, usai menang atas Manchester United di final.

Meski kontraknya masih tersisa hingga 2026, ESPN melaporkan bahwa Los Angeles FC tertarik untuk memboyong bintang Korea Selatan tersebut ke MLS.

Namun saat ditanya soal masa depannya, Son hanya menjawab singkat dalam bahasa Korea: "Saya rasa saya belum punya jawaban untuk itu." 

Pelatih anyar Tottenham, Thomas Frank, memastikan bahwa Son akan tetap menjadi kapten dan starter dalam laga persahabatan kontra Newcastle di Seoul, Minggu ini.

"Sudah sangat jelas bahwa Sonny akan menjadi starter dan memimpin tim sebagai kapten. Jika itu adalah pertandingan terakhir bagi Sonny, betapa indahnya melakukannya di sini, di depan para pendukungnya sendiri. Itu bisa menjadi akhir yang sangat indah," ujar Frank.

Dengan satu trofi, ratusan pertandingan, dan status ikon klub, kepergian Son menjadi akhir dari era emas tersendiri bagi Tottenham.

Dan bagi Son sendiri, inilah momen untuk menantang diri di lingkungan baru setelah merasa telah menuntaskan misinya di London Utara.

"Memenangkan Liga Europa membuat saya merasa telah mencapai semua yang bisa saya capai di sini. Saya butuh lingkungan baru untuk tantangan yang segar," tutup Son.

(TribunWow.com/Peserta magang dari Universitas Sebelas Maret/Eka Herdianto B)

Baca Berita Menarik Lainnya di Google News.