Breaking News:

Terkini Nasional

Ikhtiar Menyambung Kebahagiaan & Menginspirasi Tanpa Batas Melalui Goresan Jari Jemari

Sosok Dyan Primadyka, teman Toeli yang beri inspirasi melalui karya batik tulis dan senantiasa beri kebahagiaan bagi rekan maupun keluarganya.

HO TribunWow.com
Potret teman Toeli di Batik Toeli, Dyan Primadyka bersama dengan karya batik tulisnya yang berada di showroom Batik Mahkota Laweyan, Solo, Jawa Tengah. 

TRIBUNWOW.COM - Hening, sunyi dan tenang, itu lah gambaran suasana dari satu di antara ruangan showroom di Batik Toeli, Laweyan, Solo, Jawa Tengah.

Nuansa tempo dulu dengan ornamen-ornamen tradisionalnya tersaji rapi dan memanjakan mata saat dipandang.

Bentangan kain panjang polos dan bermotif turut berjejeran di beberapa sudut ruangan.

Seolah memberikan sambutan hangat untuk para tamu yang datang untuk membeli atau melakukan kunjungan saja.

Di tengah ruangan, satu di antara teman toeli dengan tekun dan sabar menggoreskan tinta pada pensilnya ke motif batik yang tersedia.

Tangannya yang sudah terlatih dan terampil bahu membahu beri sentuhan yang tak bisa sembarang orang bisa melakukannya.

Saat ditemui, dirinya tengah tekun menyelesaikan pesanan batik kontemporer yang dipesan oleh orang Belanda.

Ya, namanya Dyan Primadyka, seorang teman Toeli sekaligus satu di antara inisiator terciptanya Batik Toeli di Laweyan Surakarta.

Sudah satu dasarwarsa lebih tepatnya sejak tahun 2012, tangan terampil Dyan terus beri inspirasi melalui karya-karyanya.

"Sejak tahun 2012 bekerja di Batik Mahkota Laweyan, lalu menyampaikan ide soal Batik Toeli pada tahun 2019 kepada pak Alpha dan mas Taufan," jelas Dyan melalui fitur whatsaap miliknya kepada TribunWow.com, Sabtu (21/6/2025).

Dyan menceritakan tentang proses awal dirinya berkecimpung dalam pembuatan batik tulis.

Potret Dyan Primadyka, pembatik Batik Toeli Laweyan Solo ketika tengah menggambar pola batik kontemporer pesanan orang Belanda, Selasa (25/6/2024).
Potret Dyan Primadyka, pembatik Batik Toeli Laweyan Solo ketika tengah menggambar pola batik kontemporer pesanan orang Belanda, Selasa (25/6/2024). (HO TribunWow.com)

Alpha Fabela Priyatmono atau akrab disapa dengan pak Alpha lah sosok yang turut mendampingi dan mengajarinya.

"Awalnya saya bikin design batik pakai motif ide kreatif tradisional proses visual motif. Proses awalnya didampingin pak Alpha, beliau kasih tahu saya secara proses batik dengan menggunakan design terlebih dahulu menggunakan motif isen tradisional," jelasnya seraya sematkan senyum di pipi.

Meski terbatas, inovasinya untuk terus berkarya benar-benar memberikan inspirasi kepada banyak masyarakat.

Pertama, Dyan mampu menciptakan design motif batik tulis yang elegan dan banyak digemari oleh masyarakat.

Kedua, dalam dunia kesenian lokal, Dyan dikenal lihai dalam berpantomim hingga menari.

Terakhir, pria berusia 35 tahun itu juga dikenal banyak digemari oleh para wisatawan baik lokal maupun mancanegara saat memberikan pelatihan dan pendampingan pembuatan batik tulis.

"Orang yang sedang melakukan kunjungan pelatihan batik biasanya bertanya kepada saya yang disabilitas tuli, bukan merasa tidak nyaman, mereka justru malah merasa bahagia karena keramahan saya membantu pelatihan membatik meski saya tuli."

"Job kerja ada di 2 tempat, di batik toeli maupun mahkota, kalau ada kunjungan pelatihan batik saya juga ikut bantu ajarin anak-anak dan dewasa, aku juga ada teman bule dari Jerman," jelasnya.

Pria asli kelahiran Laweyan itu juga turut menjelaskan proses pembuatan batik tulis mulai dari ngeblat motif hingga pengeringan.

"Awalnya ngeblat motif dulu, setelah itu proses pewarnaan, tunggu kering lanjut waterglaass supaya tidak luntur dan awet warnanya, kemudian nglorod untuk menghilangkan malam, setelah itu dicuci bersih, dijemur sampai kain kering, baru kemudian kain bisa dijual di toko," ungkapnya.

Menyambung Kebahagiaan untuk 2 Teman Toelinya

Keputusan Dyan, Alpha dan Taufan sepakat untuk mendirikan Batik Toeli turut membuka lapangan kerja bagi dua teman disabilitas tuli lainnya bernama Angga dan Munir.

Dyan merekomendasikan Angga dan Munir yang saat itu belum lama kehilangan pekerjaannya.

Pengalaman Angga dan Munir yang sebelumnya bekerja di konveksi selaras dengan pekerjaan yang akan dilakukannya saat itu di Batik Toeli.

Hal itu disampaikan oleh Manajer Produksi Batik Mahkota dan Toeli Taufan saat ditemui TribunWow.com, Sabtu (21/6/2025).

"Mas Dyan merekomendasikan Angga dan Munir untuk direkrut. Kalau kami lihat dari pengalamannya itu ada korelasi dengan batik, korelasinya itu kan sama-sama dalam hal pengerjaannya, menjahit kan harus punya kesabaran, begitu pun batik juga begitu dan kebetulan juga pas keadaan itu mereka belum lama kehilangan pekerjaanya karena imbas adanya Covid-19," ungkap Taufan.

Ikhtiar Berinovasi Tanpa Batas hingga Panen Prestasi

Konsisten dalam berkarya dan berinovasi seorang Dyan Primadyka membuahkan sederet prestasi membanggakan.

Bahkan, prestasi sudah diperolehnya sejak duduk dibangku sekolah dasar (SD).

Mulai dari prestasi pantomim, menari, design hingga juara membatik.

Menurut Dyan, kunci dari prestasi yang didapatkan berkaitan dengan konsistensi dalam melakukan inovasi.

“Pernah juara design, batik tulis, pantomim (juara 1,2,3) dan menari, untuk tingkatan ada yang juara regional dan nasional,” jelasnya.

Paling ia kenang ketika dirinya berhasil meraih prestasi juara 1 batik yang diselenggarakan oleh perusahaan sawit melalui kategori umum.

"Saya ikut lomba membatik malam sawit sebagai peserta umum. Saya dapat lolos masuk 32 besar sampai akhirnya berhasil keluar sebagai juara 1," jelasnya seraya menunjukkan fotonya saat meraih penghargaan.

Lebih lanjut, Dyan mengaku siap membantu para generasi muda agar terampil dan turut andil dalam melestarikan budaya batik.

"Anak-anak yang ingin belajar batik, bisa saya bantu dari mulai proses awal sampai akhir," jelasnya.

Potret kebersamaan Dyan Primadyka bersama dua wisatawan asing yang berkunjung ke Batik Toeli di Laweyang, Solo.
Potret kebersamaan Dyan Primadyka bersama dua wisatawan asing yang berkunjung ke Batik Toeli di Laweyang, Solo. (Instagram @dyan.primadyka)

Mengubah Stigma Masyarakat

Hadirnya para seniman batik Toeli mengubah stigma masyarakat tentang kemampuan dan kapasitas dari teman-teman disabilitas.

Taufan mengungkapkan, para wisatawan yang berkunjung ke Batik Toeli justru terkesima dengan inovasi, kinerja dan dedikasi yang diberikan oleh Dyan dkk.

Para wisatawan merasa kagum akan kemampuan Dyan dkk yang terus berkarya di dunia batik tulis meski memiliki keterbatasan.

"Responnya sangat respek, kagum juga, mereka itu memiliki keterbatasan tapi bisa membuat dan memproduksi batik sendiri di mana batik sudah jadi warisan budaya kita, mereka yang belajar batik itu minimal 1 tahun baru bisa, di lihat dari teknik kerapiannya, alur dari goresan, itu kalau tidak sering membatik keliatan besar kecilnya untuk batik tulis, itu kan gak sebentar," ujar Taufan.

Hal itu senada dengan pernyataan dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) terkait para pekerja penyandang disabilitas.

Menurut Sekretaris Kemnaker, Anwar Sanusi, mempekerjakan penyandang disabilitas mampu memberikan benefit atau nilai tambah terhadap reputasi, prestise, dan nama baik perusahaan, sebagai entitas yang berkomitmen dalam mewujudkan dunia kerja inklusif, dalam penghormatan asas kesetaraan.   

"Saya mengimbau semua pelaku usaha untuk semakin terbuka dan memberikan akses kesempatan kerja bagi saudara-saudara kita penyandang disabilitas, mengingat mereka berhak  berpartisipasi dan berperan serta dalam pembangunan untuk mencapai kemandirian dan meningkatkan kesejahteraan ekonominya," kata Anwar Sanusi saat membuka Rakor Percepatan Penyelenggaraan Unit Layanan Disabilitas (ULD) Bidang Ketenagakerjaan. 

Kolaborasi JNE, Batik Mahkota & Toeli serta Komitmen Bantu UMKM

Batik Mahkota dan Toeli hingga saat ini masih intens berkolaborasi dengan PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) sebagai mitra bisnis mereka dalam pengiriman barang.

Taufan menjelaskan, JNE menjadi satu di antara ekspedisi yang mudah di akses, tepat waktu, mudah ditracking dan tidak rumit saat melakukan proses transaksi jasa pengiriman.

Hal itu dapat dilihat dari ulasan para pelanggan Batik Mahkota maupun Toeli yang semuanya merasa puas dengan proses pengiriman yang dilakukan oleh JNE.

"Kami untuk ekspedisi pengiriman JNE jadi salah satu opsi pengiriman yang biasa kami gunakan untuk mengirimkan produk kami setelah melewati proses transkasi jual beli di market place, sejauh ini JNE memuaskan."

"Untuk pengirimannya tidak belibet, mudah di akses dan tepat waktu, itu dapat kami lihat dari ulasan yang terkirim ke kami dari para pelanggan, kebanyakan mengatakan JNE ontime dan proses trackingnya juga mudah," ujarnya.

Beberapa kota besar seperti Bandung, Semarang, Jakarta, Banyuwangi dan Sulawesi pernah jadi tujuan pengiriman produk batik tulis Batik Mahkota dan Toeli menggunakan ekspedisi JNE.

"Yang pernah saya antar mulai dari Bandung, Semarang, Jakarta, mungkin paling jauh Banyuwangi, luar jawa ada Sulawesi menggunakan JNE, kalau lain mungkin ada yang sampai ke daerah-daerah lainnya," ungkapnya.

Senada dengan Taufan, bukti JNE sebagai mitra UMKM terbaik juga dapat diketahui dari penghargaan yang diterima langsung oleh SPV Marketing Group Head JNE, Eri Palgunadi.

Penghargaan itu didapatkan dari ajang Obsession Media Group (OMG) di Aston Priority TB Simatupang, Jakarta Selatan, Selasa (7/3/2024) lalu dikutip TribunWow.com dari laman resmi Jnewsonline.

“Penghargaan ini merupakan penghormatan dan pengakuan atas dedikasi JNE dalam membantu UMKM. Semoga Penghargaan ini menjadi dorongan bagi perusahaan untuk terus berkontribusi dalam memajukan sektor UMKM di Indonesia agar dapat terus bangkit dan berkembang maju,” ungkap Eri.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang logistik, JNE memiliki peranan penting dalam berjalannya eksosistem bisnis yang ada di Indonesia.

Bukti itu dapat tergambarkan pada program "JNE Ngajak Online" yang sudah dirintis sejak tahun 2017 lalu.

Program itu sudah terselenggara di 183 kota di Indonesia.

Dengan turut melibatkan kurang lebih 40 ribu pelaku UMKM yang turut serta dalam program itu.

"Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang logistik, JNE berperan penting dalam ekosistem bisnis di Indonesia. Salah satunya melalui program “JNE Ngajak Online” yang dimulai sejak tahun 2017, dan sudah diselenggarakan di 183 Kota Indonesia, serta melibatkan kurang lebih 40 ribu pelaku UMKM yang mengikuti program tersebut," jelasnya.

Program “JNE Ngajak Online” merupakan bentuk dukungan nyata JNE bagi para pelaku UMKM dalam mengembangkan serta menjalankan roda perekonomian.

Serta turut serta memberikan edukasi strategi penjualan atau marketing di era digital.

Selain itu, JNE juga telah melakukan berbagai macam inisiatif kegiatan lainnya guna membantu UMKM untuk bisa bangkit kembali pasca pandemi Covid-19.

Beberapa kegiatan tersebut di antaranya pelatihan dan konsultasi bisnis, bantuan pemasaran serta program pengiriman.

Tak cuma itu, JNE juga turut memberikan dukungan secara berkelanjutan untuk para pelaku UMKM dengan turut menyediakan layanan pengiriman dan logistik dengan pelayanan yang terbaik.

(TribunWow.com/Adi Manggala S)

#JNE

#ConnectingHappiness

#JNE34SatSet

#JNE34Tahun

#JNEContentCompetition2025

#JNEInspirasiTanpaBatas

Tags:
JNEConnectingHappinessJNE34SatSetJNE34TahunJNEContentCompetition2025JNEInspirasiTanpaBatas
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved