Desa BRILiaN
Jalan Panjang BUMDes Gerbang Lentera Bikin Lerep Jadi Desa Wisata, Kini Bisa Bangun Embung Sebligo
Kisah BUMDes Gerbang Lentera mengatasi masalah Desa Lerep hingga membangun desa wisata yang berprestasi.
Penulis: Khistian Tauqid Ramadhaniswara
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Hawa dingin langsung menusuk kulit saat memasuki kawasan Desa Lerep, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Udara segar tanpa polusi masih bisa dirasakan di desa wisata yang terletak di lereng Gunung Ungaran tersebut.
Namun, siapa sangka Desa Lerep yang masih asri itu pernah mendapatkan masalah yaitu tercemarnya air sungai karena kotoran sapi.
Ternyata banyak peternak sapi dusun Indrokilo di kawasan paling atas Desa Lerep yang membuang kotoran ternaknya di sungai.
BUMDes Gerbang Lentera bersama Pemerintah Desa Lerep akhirnya harus turun tangan mengatasi keluhan dari masyarakat yang terkena dampak kotoran sapi itu.
"Desa wisata juga awalnya dari masalah karena di Kampung Indrokilo, warganya memiliki kandang sapi dan kotorannya lari ke sungai," kata Direktur Utama BUMDes Gerbang Lentera, Susiyanto ketika diwawancara TribunWow.com, pada Sabtu (5/4/2025).
"Akhirnya airnya mencemari kampung yang berada di bawah, lalu banyak yang protes," tambahnya.
Langkah pertama yang dilakukan BUMDes Gerbang Lentera adalah membuat kandang komunal di Indrokilo.
Tak hanya itu saja, BUMDes Gerbang Lentera juga melakukan inovasi lewat kotoran sapi yang dijadikan biogas untuk warga Desa Lerep.
Bahkan berkat kandang komunal tersebut, BUMDes Gerbang Lentera mendapatkan prestasi di tingkat Provinsi Jawa Tengah.
"Selanjutnya dibuatkan kandang komunal di Dusun Indrokilo, lalu masyarakat bisa teratur, waktu itu kita langsung ikut lomba ternyata menang juara satu," tutur Susiyanto.
"Indrokilo itu juga membuat biogas dari kotoran sapi yang dikumpulkan, jadi masyarakat tidak perlu beli gas," jelasnya.

Banyak peneliti dari dalam dan luar negeri yang datang untuk mencari tahu sistem pembuatan biogas dari kotoran sapi.
BUMDes yang berdiri tahun 2015 itu kembali memanfaatkan peluang dari banyaknya peneliti mancanegara yang berkunjung dan menginap di Desa Lerep.
"Lalu diajak beraktivitas seperti warga desa, dulu orang Jepang malah senang sekali," ujar Susiyanto.
"Banyak wisatawan yang datang pergi, semenjak itu tercetuslah desa wisata agar bisa bermanfaat untuk warga sekitar juga," tambahnya.
Karena sudah memiliki modal kekayaan alam yang melimpah, BUMDes Gerbang Lentera lebih mudah mengembangkan potensi sebagai desa wisata.
Hampir setiap dusun memiliki potensi yang bisa mendukung desa wisata, mulai dari menyediakan edukasi khas pedesaan, penginapan hingga pembuatan oleh-oleh tersaji di Desa Lerep.
Dengan begitu, seluruh warga dusun Indrokilo, Lerep, Soka, Tegalrejo, Lorog, Karangbolo, Kretek, dan Mapagan bisa terkena dampak positif dari desa wisata.
"Seperti Karangbolo kita konsentrasi kampung keripik untuk oleh-oleh sehingga kalau ada wisatawan," ucap dia.
"Kampung Alpukat di Dusun Tegalrejo kita buat untuk menyediakan sarana edukasi untuk wisawatan, kampung buah naga juga kita siapkan," jelasnya.
Susiyanto pun memamerkan potensi dusun Indrokilo yang sebelumnya menjadi masalah utama Desa Lerep kini malah memiliki banyak keunggulan.
Indrokilo menjadi kampung tematik edukasi kopi hingga wisata alam bagi wisatawan yang menyukai tantangan.
"Kita siapkan untuk menyediakan edukasi kopi, dari pembuatan hingga bisa dinikmati langsung di sana, wisata alam juga namanya Curug Indrokilo untuk wisatawan yang suka outbound dan tantangan,” jelasnya.

BUMDes Gerbang Lentera Semakin Berkembang
Berkat menjadi desa wisata, BUMDes Gerbang Lentera bisa melebarkan sayapnya menjadi beberapa unit pelayanan yaitu katering, toko gotong royong, pengelolaan sampah, dan internet.
Selain itu, desa wisata juga bermanfaat untuk menambah Pendapatan Asli Desa (PADes) serta menghidupi puluhan karyawan yang terlibat di BUMDes Gerbang Lentera.
Kepala Desa Lerep, Sumariyadi mengakui bahwa desa wisata banyak memberikan dampak positif terutama bagi warga.
"Bagaimana ini kita punya uang untuk kita jadikan pencetak uang dulu (sesuatu yang menghasilkan), kita terinspirasi dari beberapa desa yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan bisa memanfaatkannya," kata Sumariyadi saat diwawancara TribunWow.com, pada Jumat (4/4/2025).
Prestasi lantas mengikuti perjalanan BUMDes Gerbang Lentera dalam memanfaatkan Desa Lerep sebagai obyek wisata.
Termasuk menyabet gelar juara tiga Nugraha Karya Desa BRILiaN, yang didapatkan Desa Lerep pada tahun 2023 lalu.
"Waktu itu saya menggerakan warga untuk ikut berbagai kompetisi, lomba Desa BRILiaN kita ikut, potensi di sini kita paparkan mulai dari kluster kopi, pusat oleh-oleh, kita gabungkan," jelas Sumaryadi.
"Akhirnya masuk 10 besar, saya memaparkan di Jakarta terus hingga bisa juara tiga dapat Rp 500 juta dari BRI, jadi membangun embung itu dari dana hadiah lomba desa," tambahnya.
Berbagai prestasi yang didapatkan Desa Lerep membuat BUMDes Gerbang Lentera bisa membangun Embung Sebligo.
Embung Sebligo dibangun untuk menampung air hujan agar bisa dimanfaatkan sektor pertanian Desa Lerep saat musim kemarau.
Curah hujan di lereng Gunung Ungaran yang tinggi membuat Embung Sebligo mengurangi volume air menuju ke Kota Semarang.
"Embung Sebligo kita bangun tujuannya karena wilayah Desa Lerep yang dekat dengan perkebunan kering, dan curah hujan di sini kan 3.500 hingga 4.000 mili seperti di Bogor," jelas dia.
“Agar bisa menampung beberapa kubik serta mengurangi dampak banjir di Semarang," tandasnya.
BUMDes Gerbang Lentera kini sedang meneyempurnakan wisata air dan kuliner di Embung Sebligo.
"Ternyata di sekitar embung malah dibuat nongkrong anak-anak desa sekitar, makanya kita bangun sekalian pasar kuliner," tutupnya.

Desa BRILiaN Jadi Inspirasi
Desa BRILiaN termasuk program dari Bank Republik Indonesia (BRI) yang dirancang untuk meningkatkan perekonomian desa.
Program inkubasi dari BRI itu memiliki empat aspek utama, yakni penguatan BUMDes, digitalisasi, inovasi, dan sustainability yang dijadikan acuan untuk mendukung pengembangan desa.
Menurut penuturan Senior Executive Vice President (SEVP) Bisnis Ultra Mikro BRI, M Candra Utama, program Desa BRILiaN menjadi komitmen nyata mencapai Asta Cita yang dicanangkan pemerintah.
“Sebagai bagian dari implementasi Asta Cita, BRI terus mendorong penguatan ekonomi pedesaan melalui kolaborasi, digitalisasi, dan pemberdayaan berbasis potensi lokal. BRI percaya bahwa desa yang berdaya akan menjadi kunci terciptanya perekonomian nasional yang kuat dan inklusif,” tutur Candra dalam keterangan resminya.
Peningkatan signifikan jumah Desa BRILiaN dalam dua tahun terakhir membuat Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani mengutarakan harapannya pada BRI.
Tercatat di tahun 2023, BRI membina 3.178 Desa BRILiaN lalu di akhir 2024 bertambah jadi 4.327 desa di seluruh Indonesia.
Oleh karena itu, Sri Mulyani ingin BRI terus meningkatkan jumlah Desa BRILiaN setiap tahunnya sebagai upaya pemberdayaan desa.
“Jadi kalau tadi Desa BRILiaN masih sekitar 4.300 desa, saya harap tahun depan sudah bisa naik 3 kali lipat sehingga menjadi setidaknya 1 per 3 atau 1 per 4 dari total desa di Indonesia”, ujar Sri Mulyani dalam keterangan resminya.
(TribunWow.com/Khistian Tauqid Ramadhaniswara)
Sumber: TribunWow.com
Perjuangan Pokdarwis Rukun Santoso Bangun Desa Wisata Edukasi, Berkah Mengalir ke Warga Lerep |
![]() |
---|
Jalan Panjang BUMDes Gerbang Lentera Bikin Lerep Jadi Desa Wisata, Kini Bisa Bangun Embung Sebligo |
![]() |
---|
Langkah Adaptif BUMDes Sriwulan Makmur Atasi Masalah Sampah, Keasrian Desa Tetap Terjaga |
![]() |
---|
Samsat Budiman dalam Genggaman BUMDes Tumang, Warga Cepogo Bayar Pajak Kendaraan Bermotor Gampang |
![]() |
---|
Trik Jitu BUMDes Gerbang Lentera Ubah Masalah Jadi Jaminan Sosial, Warga Kian Semangat Pilah Sampah |
![]() |
---|