Bursa Transfer PSIS Semarang
BREAKING NEWS Update PSIS Semarang Fix Eksodus 1 per 1: Seusai Evandro, Giliran Ruxi Out karena Gaji
BREAKING NEWS update PSIS Semarang fix eksodus 1 per 1, seusai Evandro Brandao, giliran Ruxi out karena gaji.
Penulis: Adi Manggala Saputro
Editor: adisaputro
TRIBUNWOW.COM - BREAKING NEWS update PSIS Semarang fix eksodus 1 per 1, seusai Evandro Brandao, giliran Ruxi out karena gaji.
Dilansir TribunWow.com, kabar mengejutkan datang dari PSIS Semarang.
Setelah Evandro Brandao, kini giliran bek PSIS Semarang asal Spanyol, Ruxi yang memutuskan out dari Laskar Mahesa Jenar.
Ruxi secara terbuka menyatakan jika ia keberatan meninggalkan PSIS Semarang.
Baca juga: PSIS Semarang Legowo? 2 Jantung Penting di Lini Tengah Kans Dibajak Awal Musim 2025, Snex-Panser Cek
Keputusan itu terpaksa diambil Ruxi karena selama ini gajinya tak dibayarkan secara profesional oleh PSIS Semarang.
Tak cuma belum dibayarkan, ia, pemain dan pelatih PSIS Semarang juga dijanjikan janji palsu oleh manajemen Laskar Mahesa Jenar.
Manajemen PSIS Semarang pernah menjanjikan untuk membayarkan gaji serta cicilan yang ada pada Februari 2025 lalu.
Namun nyatanya, hingga per April ini, janji itu tak kunjung direalisasikan oleh manajemen PSIS Semarang.
Kabar itu diungkap Ruxi melalui surat terbuka yang diunggah pada Instagram pribadinya, @ruxiiii4, Rabu (9/4/2025).
"Ini adalah surat yang tidak pernah ingin saya tulis. Dengan berat hati, saya memutuskan untuk meninggalkan PSIS dan mengakhiri kontrak saya dengan klub, dengan alasan yang tepat.
Ini bukan keputusan yang mudah. Sejak hari pertama, fans, kota dan budaya sepak bola di sini menyambut saya dengan terbuka. Saya selalu merasa didukung terutama di saat-saat sulit dan saya akan selalu berterima kasih untuk itu. Salah satu mimpi saya adalah bermain di Stadion Jatidiri yang penuh (oleh penonton). Sayangnya, hal itu tidak akan terjadi, tetapi saya akan membawa mimpi itu bersama saya.
Saya selalu memberikan yang terbaik untuk klub, mencoba berkontribusi baik di dalam maupun di luar lapangan. Namun sayangnya, standar profesional dan kondisi kerja minimum yang diharapkan belum terpenuhi selama berbulan-bulan. Terlepas dari kesabaran, usaha dan harapan tidak ada kemajuan yang nyata atau bahkan keinginan yang jelas untuk maju. Kami mencoba untuk mengubah banyak hal dari dalam memperjuangkan lebih banyak profesionalisme dan memperbaiki situasi terkait gaji yang belum dibayarkan, penundaan, dan pembayaran cicilan yang mempengaruhi para pemain, pelatih dan ofisial. Kami menerima banyak ketika diberitahu bahwa segala sesuatunya akan membaik pada bulan Februari, namun keadaan justru semakin memburuk.
Sebagai salah satu kapten, dan seseorang yang menjalani profesi ini dengan serius, saya merasa bertanggung jawab untuk membela apa yang benar. Diam bukan lagi sebuah pilihan. Saya harus tetap setia pada nilai-nilai saya mendukung dan mendukung tim. Kami melakukan semua yang kami bisa untuk tetap berkomitmen dan bersatu meskipun banyak tantangan yang kami hadapi tetapi pada akhirnya, hal itu tidak lagi memungkinkan. Dengan kondisi yang sangat minim, saya sangat yakin bahwa tim ini bisa meraih lebih banyak lagi.
Saya juga ingin mengatakan bahwa menempatikan tanggung jawab untuk situasi seperti ini pada para pemain dan pelatih tidaklah adil. Mediasi dan kepemimpinan dari atas diperlukan untuk memastikan mereka tidak ditinggalkan sendirian dalam pertempuran ini. Masalah sistemik membutuhkan solusi sistemik, bukan pengorbanan individu. Kami ingin menjadi bagian dari solusi, bukan masalah.
Saya masih percaya dengan sepak bola Indonesia. Tahun ini, saya telah bertemu dengan banyak orang yang berkomitmen untuk menjadikannya lebih baik, dan mereka layak mendapatkan perubahan yang nyata. Mungkin suara saya tidak akan banyak menngubah, tetapi jika kita tidak mencoba, kita tidak akan pernah tahu apa yang mungkin terjadi.
Saya pergidengan meninggalkan banyak teman dan dengan kepala tegak bangga dengan cara saya mewakili klub ini, rekan-rekan satu tim, dan nilai-nilai yang saya yakini. Yoh Iso Yoh," tulis Ruxi dalam isi suratnya.
Baca juga: Transfer Berlian Persib Bandung: PSIS Semarang, Persija Jakarta & Sabah FC Potensi Dibuat Bingung
Manuver Balas Dendam Persebaya Surabaya ke PSIS Semarang
Bonek tentu masih ingat dengan manuver PSIS Semarang yang di luar dugaan berhasil membajak Taisei Marukawa dari Persebaya Surabaya?
Ya, aksi pembajakan transfer Taisei Marukawa oleh PSIS Semarang itu terjadi tepat dua tahun silam.
Lebih tepatnya terjadi pada bursa transfer awal musim 2022/2023.
Baca juga: Idola Snex-Panser di Skuad PSIS Semarang Kans Out: Bocorannya Menuju ke Persebaya, Arema atau Persik
Saat itu, Taisei Marukawa yang selalu jadi andalan Persebaya Surabaya di luar dugaan berhasil diyakinkan untuk mau angkat kaki dari klub yang sudah membesarkan namanya.
Kucuran dana segar jadi stimulus Taisei Marukawa meninggalkan Persebaya Surabaya ke PSIS Semarang.
Terkini, manuver aroma balas dendam itu potensi dilakukan sebaliknya.
Di mana, Persebaya Surabaya berpotensi lakukan manuver transfer untuk bisa mendatangkan pemain yang tengah digandrungi oleh suporter PSIS Semarang, Snex-Panser yakni Boubakary Diarra.
Kabar masuknya Boubakary Diarra yang santer dikabarkan masuk ke dalam lis belanja Persebaya Surabaya diungkap oleh akun Instagram seputar sepak bola Indonesia, @serdadumerahputih_1945, Jumat (4/4/2025).
"Gelandang box to box milik PSIS Semarang yaitu Boubakary Diarra dikabarkan sedang didekati tim asal Jawa Timur," tulis @serdadumerahputih_1945.
Merujuk pada kondisi kedalaman tim, klub asal Jawa Timur yang cenderung melakukan manuver transfer untuk Boubakary Diarra yakni Persebaya Surabaya.
Pertama terkait dengan kondisi klub yang memang membutuhkan sosok gelandang box to box baru pengganti Gilson Costa.
Performa buruknya di musim ini jadi bukti kuat bagi Persebaya Surabaya untuk mencari pengganti Gilson Costa awal musim nanti.
Bicara peluang, Persebaya Surabaya memiliki kans terbuka untuk balas dendam kepada PSIS Semarang dengan mendatangkan Boubakary Diarra.
Mengingat, tubuh PSIS Semarang saat ini tengah banyak dirundung problematika.
Mulai dari telat pembayaran gaji dan kans terdegradasi di akhir musim ini.
Namun dengan catatan, Persebaya Surabaya wajib menebus kontrak tersisa Boubakary Diarra yang disinyalir menyisakan satu musim ke depan hingga 2026 mendatang.
Selain itu, ternyata, Persebaya Surabaya bisa mencoba merayu Boubakary Diarra melalui agensi kenamaan langganannya, Gabriel Budi.
Di mana, Boubakary Diarra kedapatan sudah saling follow dengan Gabriel Budi yang mengindikasikan jika sang gelandang memiliki asa untuk digaet musim depan.
(TribunWow.com/Adi Manggala S)
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News