Kunci Jawaban
Kunci Jawaban Soal Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 9 SMP/MTS Kurikulum Merdeka Halaman 104
Berikut ini kunci jawaban soal mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 9 SMP/MTS Kurikulum Merdeka Halaman 104
Penulis: Yonatan Krisna Halman Tri Santosa
Editor: Yonatan Krisna
TRIBUNWOW.COM - Berikut ini kunci jawaban soal mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 9 SMP/MTS Kurikulum Merdeka Halaman 104:
Kegiatan 1
Membaca dan Memahami Teks Eksplanasi
Inspirasi Usaha: Tukang Ojek Payung
Mendung terlihat sangat gelap. Saat anak-anak lain bergegas masuk rumah, saya dan teman-teman justru
bersiaga. Mula-mula, kami berkumpul di depan pintu keluar stasiun kereta api. Sebagian lagi berkerumun di pasar di sebelah stasiun. Begitu tetes pertama turun dari langit, kami menengadah dan berdoa agar hujan deras dan lama. Tak lama kemudian, terdengarlah suara-suara kecil, “Ojek payung,
Pak. Ojek payung, Bu ....” Siapa tahu Anda tidak mengenal pekerjaan ini, ojek payung menawarkan jasa sewa payung saat hujan. Anda bisa menyewa payung untuk menuju tempat parkir kendaraan, misalnya. Anda bisa minta dipayungi atau memegang payung sendiri. Sementara itu, pemilik payung akan mengikuti Anda dari belakang, di bawah
guyuran hujan. Saya ada di antara anak-anak itu, berlari kecil demi imbalan yang tak seberapa besar. Itu saya lakukan setiap hari saat musim hujan.
Setelah itu, sebelum magrib, saya sudah sampai di rumah dan bisa menghangatkan badan. Sambil berselimut sarung dan terkantukkantuk, saya kerjakan tugas sekolah semampu saya. Hampir setiap pagi, saya bangun dengan badan pegal-pegal dan pilek yang tak kunjung usai. Di kelas, kepala saya sering pusing hingga berdenyutdenyut, tetapi sepulang sekolah saya tetap menuju ke stasiun dan mengharap hujan turun deras. Dengan turunnya hujan, saya bisa kembali berseru, “Ojek payung, Pak. Ojek payung, Bu ....”
Selama dua tahun, saya menyambut dan mengantar pelanggan. Penghasilan yang tak seberapa dari pekerjaan itu saya tabung, tetapi lebih sering terpakai untuk keperluan sekolah dan lainnya. Saya tidak tega minta uang lebih kepada ayah saya yang bekerja dari pagi hingga malam demi keluarga kami bisa makan. Ketika saya menyebut makan, jangan membayangkan meja makan dengan nasi putih mengepul, lauk ikan atau ayam, beberapa pilihan sayuran, lengkap dengan sambal dan kerupuk. Belum pernah
kami memiliki hidangan seperti itu. Kalau sedang beruntung, tahu atau tempe bisa mampir di piring kami. Kalau tidak, kami harus cukup dengan nasi dan sayur saja.
Oh, saya punya ayam tetapi di kandang, bukan di piring. Awalnya saya kasihan melihat penjual anak ayam kampung yang dagangannya belum laku karena hari hujan. Saya beli dua dan saya pelihara. Pasokan makanan mereka berasal dari sisa-sisa warung makan di pasar. Memelihara anak ayam itu menyenangkan juga, membuat saya harus menyisihkan waktu untuk mengurusi mereka. Kalau tidak telaten, anak ayam bisa mati. Orang bilang ini menjadi hobi saya.
Berikutnya, ketika ayam-ayam itu sudah cukup umur, ada orang yang menawar untuk membelinya. Saya langsung tertarik. Hasil penjualan saya belikan anak ayam lagi beberapa ekor. Begitu seterusnya.
Kini, saya punya lima kandang besar yang memasok ayam kampung ke puluhan warung dan rumah makan. Kerja keras saya membuahkan hasil. Saya berhasil keluar dari kesulitan, bahkan bisa membantu keluarga teman-teman saya.
Saya menahan diri untuk tidak berbelanja di luar kebutuhan pokok, sehingga modal saya tidak terganggu dan terus bertambah. Walau ada uang di tangan, saya tetap hidup dengan standar yang sama seperti ketika saya masih menjadi ojek payung.
Payung besar yang pernah menjadi sumber penghasilan masih saya simpan. Jika Tuhan mengizinkan, saya tidak ingin kembali ke jalanan dan kedinginan, tetapi payung itu tetap akan menjadi kenangan yang takkan pernah terlupakan.
Saat hujan turun deras, samar-samar di telinga saya
terngiang seruan, “Ojek payung, Pak. Ojek payung, Bu ....” Saya bersyukur pernah merasakan kerasnya kehidupan saat usia saya sangat muda. Kondisi itu mengajari saya untuk pantang menyerah dan tetap disiplin menjalankan usaha yang kini saya miliki.
Pada teks di atas, dapat kalian temukan informasi yang disampaikan secara berurutan dari awal hingga akhir. Diskusikan pertanyaan berikut ini dalam kelompok 3—5 orang
1. Mengapa penulis merasa perlu menjelaskan pekerjaan ojek payung kepada pembaca?
Jawaban: Karena penulis ingin menunjukan profesi tukang ojek payung, agar peserta didik kelas 9 mengenal profesi tersebut.
2. Bagaimana asal mula penulis memutuskan bekerja sebagai ojek payung?
Jawaban: Karena tidak ada pilihan pekerjaan lain pada saat itu.
3. Menurut kalian, di mana penulis tinggal? Di desa atau di kota? Sebutkan alasan kalian.
Jawaban: Di kota, karena dalam teks disebutkan jika penulis melakukan pekerjaannya sebagai ojek payung di stasiun kereta api sepulang sekolah.
4.Teks di atas tidak menyebutkan usia penulis saat ini. Coba perkirakan berapa usianya sekarang dan apa alasan kalian.
Jawaban: Kemungkinan penulis masih berusia muda, sekira 18-19 tahun.
5. Dalam teks tidak disebutkan informasi tentang orang tua penulis. Seandainya kalian hendak menambahkannya, pada bagian manakah informasi tentang orang tua penulis diletakkan?
Jawaban: Bagian tengah teks, setelah kalimat “Saya tidak tega minta uang lebih kepada ayah saya yang bekerja dari pagi hingga malam demi keluarga kami bisa makan."
6. Menurut kalian, apa tujuan penulis membagikan kisah masa lalunya kepada pembaca?
Jawaban: Tujuan penulis membagikan kisah masa lalunya tersebut adalah agar pembaca tidak cepat mengeluh dalam menghadapi kerasnya hidup pada kenyataannya.
7.Apakah bacaan ini berhasil memberikan pesan bahwa penulis adalah orang yang mandiri? Informasi apa yang mendukung pernyataan tersebut?
Jawaban: Ya, penulis merupakan orang yang mandiri.
Hal itu diketahui dari pernyataan jika ia mencari penghasilan sendiri untuk keperluan sekolah dan lainnya, tidak tega meminta uang kepada orang tua, dan berinisiatif mengembangkan hobinya memelihara ayam untuk menambah penghasilan.
8. Apakah menurut kalian judul teks ini sudah menarik minat pembaca? Jika sudah, sebutkan alasannya. Jika belum, berikan saran kalian.
Jawaban: Cukup menarik, terlebih dengan menggunakan bahasa yang dekat dengan pembacanya serta berkaitan dengan keadaan yang ada sehari-hari. Hal itu akan membuat pembaca jadi mudah memahami pesan yang akan disampaikan penulis dalam ceritanya.
9. Sekarang penulis telah menjadi pengusaha sukses berkat hobinya. Jelaskan proses yang dia lalui.
Jawaban: Bermula ketika ia membeli ayam kampung dua ekor kemudian dipelihara. Lalu memperoleh pasokan makanan berasal dari sisa-sisa warung makan di pasar. Penulis memelihara anak-anak ayam dengan telaten. Ketika ayam-ayam itu sudah cukup umur, ada orang yang menawar untuk membelinya. Hasil penjualan dibelikan anak ayam lagi beberapa ekor. Begitu seterusnya. Kini, penulis punya lima kandang besar yang memasok ayam kampung ke puluhan warung dan rumah makan.
10. Setelah membaca teks “Tukang Ojek Payung”, simpulkan kriteria menjadi wirausaha yang sukses.
Jawaban: Wirausaha yang sukses adalah yang pantang menyerah, kerja keras, tidak pernah malu, mandiri, tekun dan telaten dalam bekerja.
(*)