Breaking News:

Sedekah Jadi Berkah, Cerita Anggi Bitho Geluti Budidaya Hidroponik, Sukses Naik Kelas Berkat YDBA

Pemilik Aa818_Hydroponic, Anggi Bitho Lokmanto membeberkan awal mula kisahnya dalam budidaya hidroponik hingga sukses naik kelas bersama YDBA.

Penulis: Vintoko
Editor: Lailatun Niqmah
TribunWow.com/Vintoko
Anggi Bitho Lokmanto (34), pemilik Aa818_Hydroponic saat merawat sayuran di tanah wakaf Pondok Pesantren Mahasiswa Tanwirul Fikr, Jebres, Solo, Jawa Tengah, Senin (30/9/2024). 

TRIBUNWOW.COM - Dari sedekah jadi berkah tampaknya bisa menggambarkan perjalanan seorang Anggi Bitho Lokmanto (34), menjadi petani hidroponik sukses di Solo, Jawa Tengah.

Kepada TribunWow.com, pemilik Aa818_Hydroponic itu menceritakan awal mula kisahnya terjun ke dunia pertanian hidroponik hingga sukses naik kelas bersama Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA).

Anggi begitu ia disapa menuturkan tak pernah terbesit untuk menekuni budidaya hidroponik selepas kuliah.

Setelah menyelesaikan studinya di tahun 2012, Anggi langsung merantau ke Pekanbaru, Riau untuk bekerja di sebuah perusahaan produsen minyak goreng terkenal.

"Di sana saya pegang bagian pembibitan sawit, dan di bagian CSR (Corporate Social Responsibility). Saya mengajari masyarakat untuk budidaya sayuran secara organik, yaitu dengan menggunakan limbah kelapa sawit," tutur Anggi saat ditemui di Pondok Pesantren Mahasiswa Tanwirul Fikr, Jebres, Solo, Jawa Tengah, Senin (30/9/2024).

Selama kurang lebih enam tahun bekerja di sana, Anggi akhirnya mengambil keputusan untuk resign di tahun 2018 dan pulang ke tanah kelahirannya di Karanganyar, Jawa Tengah.

Lulusan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta itu kemudian mempelajari tentang budidaya hidroponik secara otodidak yakni di YouTube dan literatur.

"Hidroponik ini menarik dan punya masa depan yang bagus. Jadi pertanian jangka panjang yang bagus, hidroponik lebih unggul daripada konvensional," katanya yakin.

Berbekal hal itu, Anggi kemudian memberanikan diri untuk membangun budidaya hidroponik di Palur, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Karanganyar dengan lahan seluas 500 meter persegi.

"Kita mulai trial and error, jadi kita tidak punya basic untuk belajar hidroponik, dari nol. Setelah itu saya mulai menemukan cara budidaya dan langsung fokus pembuatan nutrisinya," jelas dia.

Awalnya, Anggi menggunakan styrofoam untuk budidaya hidroponiknya dan hanya bermodal Rp 500 ribu.

Dari Sedekah Jadi Berkah

Kerja keras Anggi akhirnya membuahkan hasil.

Produk sayuran yang dihasilkan Anggi ketika itu jenis kangkung dan pakcoy atau sawi sendok.

Meski demikian, ada beberapa kendala yang dihadapi Anggi saat itu, yaitu penjualan hasil sayuran hidroponiknya.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
ASTRAYayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA)hidroponikSoloJawa TengahUniversitas Sebelas Maret (UNS)YDBA
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved