Breaking News:

Perang Israel Vs Hamas

Pembalasan Hamas atas Tewasnya Ismail Haniyeh, Janji Seret Semua Pasukan Israel di Garis Depan

Al-Qassam memastikan akan menghancurkan IDF di garis depan pertempuran, mereka juga menyebut kemenangan yang diimpikan Israel hanyalah ilusi.

Editor: Lailatun Niqmah
IRNA
Ismail Haniyeh. Al-Qassam memastikan akan menghancurkan IDF di garis depan pertempuran, mereka juga menyebut kemenangan yang diimpikan Israel hanyalah ilusi. Sehari setelah Ismail Haniyeh tewas, Hamas langsung merilis serangan terhadap pasukan Benjamin Netanyahu. 

TRIBUNWOW.COM - Tewasnya pimpinan Hamas Ismail Haniyeh dalam serangan Israel, memicu reaksi keras Brigade Al-Qassam.

Pembalasan yang setimpal dipastikan bakal dilakukan terhadap Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Bahkan, meski dalam kondisi berduka, Kelompok sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam langsung melakukan serangan terhadap Israel.

Diketahui, Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh tewas dibunuh pada Rabu, 31 Juli 2024 di Teheran, Iran.

Baca juga: Kilas Peristiwa: Konflik Besar Terjadi di Timur Tengah Telan Ribuan Korban antara Lebanon dan Israel

Sehari setelahnya, Kamis (1/8/2024), Al-Qassam merilis video serangan terhadap pasukan Benjamin Netanyahu.

Dikutip dari Al Mayadeen, Al-Qassam mengungkapkan para pejuangnya menargetkan pasukan infanteri Israel di Tel al-Hawa menggunakan peluru anti-personel.

Serangan itu menyebabkan pasukan Israel itu tewas dan sebagian terluka.

Di daerah yang sama, Al-Qassam juga menargetkan pasukan IDF yang bersembunyi di dua bangunan hingga terlibat bentrok sengit.

Sementara itu, di dekat Menara al-Husam di lingkungan Tel Sultan, Rafah barat, Gaza selatan, Al-Qassam menghancurkan pengangkut IDF lapis baja, Israel Namer, menggunakan rudal ATGM Red Arrow.

Sebagai informasi, senjata itu diperkenalkan Al-Qassam pertama kali pada 23 Juni 2024.

Lewat video yang sama, Al-Qassam juga melayangkan ancaman untuk Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Al-Qassam memastikan akan menghancurkan IDF di garis depan pertempuran.

"Kami akan menyeret pasukan Anda di semua garis depan pertempuran dari empat brigade yang disiagakan."

"Kami terus menyiapkan rencana dan memilih target dengan sangat hati-hati. Kemenangan yang Anda cari hanyalah ilusi dan fatamorgana," kata Al-Qassam, dilansir Palestine Chronicle.

Al-Qassam diketahui juga bekerja sama dengan Brigade Al-Quds (Jihad Islam Palestina) di beberapa wilayah.

Di kamp Shaboura, Rafah, Al-Quds dan Al-Qassam terlibat bentrokan sengit dengan pasukan Israel.

Beberapa anggota IDF tewas dan terluka dalam bentrok itu.

Di tempat yang sama, Al-Quds dan Al-Qassam juga berhasil menghancurkan kendaraan militer menggunakan peluru anti-tank.

Al-Quds juga mengebom kendaraan militer Israel dan anggota IDF di Tal al-Hawa menggunakan proyektil peledak Ababil dan peluru mortir kaliber berat.

Baca juga: Banjir Hujatan, Politisi Israel Bangga atas Pembantaian di Rafah, Samakan dengan Hari Raya Yahudi

Potensi Eskalasi di Timur Tengah

Menurut para analis, eskalasi lebih lanjut dalam ketegangan regional tidak dapat diabaikan pasca-tewasnya Haniyeh.

Peneliti di Pusat Studi Strategis Timur Tengah di Teheran, Abas Aslani, mengatakan peristiwa tewasnya Haniyeh akan bergema di seluruh kawasan dan sekitarnya.

"Saat ini, saat kita berbicara, eskalasi tampaknya tak terelakkan," kata Aslani, dikutip dari Al Jazeera.

Ia menambahkan pembunuhan itu terjadi tepat saat Presiden baru Iran, Masaoud Pezeshkian, berbicara tentang dialog dan keterlibatan dengan Barat.

"Kita mungkin mengucapkan selamat tinggal untuk saat ini pada gencatan senjata. Sebab, tewasnya Haniyeh bisa meningkat menjadi perang regional."

"PM Israel berusaha melakukan segalanya untuk memperpanjang kehidupan politiknya. Dia ingin melanjutkan perang (di Gaza), dan saya pikir ini dimaksudkan tidak hanya untuk memengaruhi proses di Teheran dan kawasan itu, tetapi juga di Washington," jelas Aslani.

Potensi itu dinilai semakin meningkat setelah Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, bersumpah akan balas dendam pada Israel atas kematian Haniyeh.

Ia menjanjikan "hukuman keras" bagi Israel sebagai balasan.

"Rezim Zionis kriminal dan teroris telah membunuh tamu kami yag terkasih di rumah kami (Iran) dan membuat kami berduka," kata Khamenei dalam sebuah pernyataan, Rabu.

Ia menambahkan, "Rezim Zionis juga menyiapkan dasar untuk hukuman keras bagi dirinya sendiri."

Khamenei juga menegaskan, adalah tugas Iran untuk membalas pembunuhan Haniyeh.

"Kami menganggap bahwa adalah tugas kami untuk membalas darahnya (tewasnya Haniyeh) dalam insiden pahit dan sulit yang terjadi di wilayah Republik Islam ini," kata Khamenei, seraya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Haniyeh dan kelompok Palestina.

Sebagai informasi, Haniyeh tewas diserang di Teheran, Rabu dini hari, dalam perjalanannya menghadiri pelantikan Presiden baru Iran, Masaoud Pezeshkian.

Selain Haniyeh, pengawal pribadinya yang juga Wakil Komandan Brigade Al-Qassam, Wasim Abu Shaaban, juga tewas dalam serangan itu.

Insiden itu terjadi sehari setelah pelantikan Pezeshkian, yang juga menjadi kemunculan terakhir Haniyeh sebelum tewas.

Upacara pemakaman Haniyeh telah berlangsung di Teheran, Kamis (1/8/2024).

Rencananya, jenazah Haniyeh akan dimakamkan di Qatar, Jumat (2/8/2024).

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ancaman Al-Qassam pada Netanyahu Sehari setelah Haniyeh Tewas: Kemenangan Israel Hanya Ilusi

 
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Perang Israel Vs HamasIranHamasIsraelKonflik Iran Vs IsraelBrigade Al QassamBenjamin Netanyahu
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved