Terkini Nasional
Beasiswa Martabe Prestasi Munculkan Kartini Muda Asal Tapanuli
Suri tauladan RA Kartini pada diri penerima Beasiswa Martabe Prestasi PTAR, Naurah asal Tapanuli Selatan.
Penulis: Adi Manggala Saputro
Editor: adisaputro
TRIBUNWOW.COM - Siapa yang tak tahu Raden Ajeng Kartini?
Satu di antara tokoh yang memperjuangkan hak keseteraan antara perempuan dan laki-laki.
Tokoh yang menjadi inspirasi dan suri tauladan bagi para perempuan di Indonesia.
Keberaniannya dalam mengutarakan pendapat hingga lahirnya istilah emansipasi wanita hingga kini masih terus melekat dalam kehidupan di bumi pertiwi.
Suri tauladan Raden Ajeng Kartini itulah yang kini konsisten untuk terus dilakukan oleh perempuan asal Batang Toru, Tapanuli Selatan, Azka Naurah Salsabilla Lubis atau akrab disapa Naurah.
Perempuan berusia 20 tahun yang kini akhirnya mampu merasakan bangku perkuliahan di tengah keputusasaan yang pernah ia rasakan.
Tahun 2022 silam, Naurah masih duduk di kelas XII SMA.
Usia di mana banyak belenggu pikiran yang terbesitkan tentang masa depan, mau kerja atau lanjut duduk di bangku perkuliahan.
Saat itu, Naurah merasa, SMA menjadi pendidikan terakhir yang akan ia rasakan.
Ya, faktor finansial jadi sebab dan dasar selintingan pemikiran itu terus membayangi otaknya.
"Sebenarnya kalau saya sendiri sudah hopeless ketika di awal kelas 3, rasanya saya berat kalau harus kuliah karena saya masih ada adik-adik kecil, memikirkan itu juga," ujar Naurah seraya mengingat masa-masa itu.
Beruntung, di akhir-akhir menanggalkan masa putih abu-abunya, angin segar mendatangi Naurah.
Angin segar itu datang di tengah keputusasaannya yang semakin menjadi-jadi untuk tak melanjutkan ke jenjang perkuliahan.
Datang untuk memberikan asa masa depan untuk Naurah dkk melalui program yang dicanangkan oleh PT Agincourt Resources (PTAR).
Mereka (PTAR-red) datang mensosialisasikan dan juga turut memberikan motivasi kepada Naurah dkk agar tetap bersemangat menyongsong masa depannya.
PTAR datang membawa asa melalui Beasiswa Martabe Prestasi yang ditawarkan kepada para siswa-siswi yang memiliki angan untuk berkuliah namun terkendala karena permasalahan biaya.
"Ketika kelas 3 SMA, saat itu mereka (PTAR) bersosialisasi untuk mencari anak-anak yang berambisi untuk bisa mendapatkan beasiswa. Disitu mereka juga memfasilitasi tentor untuk UTBK, ditanyai siapa saja teman-teman yang ingin melanjutkan kuliah."
"Datangnya sosialisasi ini, saya langsung semangat lagi, mencari tahu minat bakat saya apa, bisa dikatakan ini satu-satunya harapan saya, kalau gagal lolos bisa saja saya tidak kuliah atau kuliah sembari kerja," jelas Naurah seraya tersenyum mengingat momen tersebut.
Bukan sekadar datang memotivasi dan menawarkan beasiswa, PTAR juga turut memberikan bimbingan Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) kepada para siswa dan siswi selama tiga bulan.
"Selama tiga bulan kami dibimbing untuk mempersiapkan kami UTBK. Setelah diberikan bimbingan, kami di push lagi disemangatin lagi, kami diyakinkan lagi, kalau kalian serius berkuliah, nanti ikut beasiswa Martabe Prestasi," ucap Naurah sembari mengingat momen terjadinya peristiwa itu.
Perempuan yang saat ini berkuliah di salah satu universitas negeri di Aceh tersebut bercerita perjuangan PTAR untuk bisa meyakinkan para siswa, siswi dan orang tua untuk mau melanjutkan studi ke perguruan tinggi melalui Beasiswa Martabe Prestasi.
"Waktu itu mengundang orang tua juga ke sekolah, bahwasanya ada program Beasiswa Martabe Prestasi, itu juga yang meyakinkan orang tua untuk mengizinkan anaknya kuliah di luar Sumatera," jelasnya.
Sayangnya, pada saat itu, Naurah masih mendapatkan pertentangan dari orang tua dan keluarganya.
Keputusasaan sempat hinggapi hati dan pikiran Naurah ketika mengetahui orang tua dan keluarganya sempat menentangnya untuk berkuliah.
Akan tetapi, semangat dan kegigihan Naurah akhirnya meluluhkan halangan yang sempat disampaikan kedua orang tua dan keluarganya tersebut.
Rasa percaya diri Naurah akan keberhasilannya mendapatkan Beasiswa Martabe Prestasi jadi pelecut semangatnya.
Mengingat, hanya melalui Beasiswa Martabe Prestasi inilah angannya untuk duduk di bangku perkuliahan bisa terwujud.
Hingga pada akhirnya, tanda-tanda Naurah bisa mewujudkan angannya untuk berkuliah mulai nampak sedikit demi sedikit.
Satu di antaranya mulai terasa ketika Naurah mampu lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
"Bahkan pada waktu itu saya ditentang dan dikekang oleh keluarga dan orangtua, saya dari awal nekat dan optimis jika diterima di Beasiswa Martabe Prestasi."
"Lebih ke kuliahnya, dari awal sudah bilang juga tidak bisa membiayain, terakhirnya saya memperjuangkan dengan sangat, dan orangtua saya lihat tekad saya bulat akhirnya mereka luluh dan ikut membantu. Kalau tidak beasiswa ini, orang tua kesulitan, adanya beasiswa ini jadi sangat terbantu."
"Alhamdulilahnya saat itu saya diterima melalui jalur SNMPTN, ketika saya lulus, saya langsung mempersiapkan persyaratan yang diminta untuk mengajukan Beasiswa Martabe Prestasi," ujarnya
Tak selang lama setelah mengumpulkan berkas persyaratan, pihak PTAR turut mendatangi rumah Naurah guna memastikan keaslian data yang ia kumpulkan.
"Selesai persyaratan, pihak agincourt itu cek ke rumah untuk mengkroscek keaslian data. Terus diwawancarai lagi orang tuanya, ditanyai soal pekerjaan dan aset yang dimiliki," jelas Naurah.
Selepas itu, keberuntungan Naurah terus berlanjut.
Naurah kembali dihubungi pihak PTAR untuk turut serta ke dalam tes wawancara dan akhirnya berhasil lolos.
"Selesai survei kita dihubungi lagi untuk wawancara. Kebetulan pada saat itu saya diwawancarai 4 orang, pertanyaannya juga tidak sulit karena masih relevan dengan kita. Hingga akhirnya, kami di informasikan jika lolos seleksi beasiswa dan ikut serta dalam program penganugerahaan penerimaan beasiswa martabe prestasi," bebernya.

Merasakan Masa Perkuliahan Berkat Beasiswa Martabe Prestasi
Keikutsertaan Naurah dalam Beasiswa Martabe Prestasi semakin membuatnya terus berkembang.
Terutama dalam pengalamannya di bidang organisasi.
Di mana, para penerima Beasiswa Martabe Prestasi turut membuat sebuah organisasi atau semacam perkumpulan untuk bisa melakukan kegiatan yang ditujukan sebagai pengabdian diri ke kampung halaman.
Mengingat, merujuk dari kata "Martabe" merupakan akronim dari Marsipature Hutana Be yang berarti membenahi kampung halaman masing-masing.
Meski begitu, tak ada keharusan atau pun kontrak bagi para penerima beasiswa untuk nantinya bekerja bersama PTAR di kemudian hari.
"Dari segi pengalaman dan organisasi dll sangat banyak benefitnya. Dari awal saya sudah diterima aktif ikut kegiatan. Beasiswa ini tidak ada kontraknya dengan perusahaan, orang kan mikirnya kalau kita mendapatkan beasiswa dari PTAR nanti harus kerja di sini, itu tidak ada."
"Tapi dari awal PTAR menegaskan bahwasanya kita harus memberikan kontribusi nyata yang berdampak pada masyarakat. Contohnya proker-proker yang sudah dilakukan oleh martabe prestasi seperti seminar, webinar online, sosialisasi ke sekolah, kegiatan literasi taman baca, dan alhamdulilahnya saya bisa sampai titik ke ketua umum ini. Proker ini kita rancang dibantu dengan sungguh-sungguh oleh PTAR, kemarin kami melakukan festival seni juga dibantu," jelas Naurah.
Sebagai informasi, selain mahasiswa, organisasi atau komunitas Martabe Prestasi ini juga diisi oleh siswa-siswi SMA penerima beasiswa.

Lebih lanjut, keberhasilan Naurah di titik sampai menjadi Ketua Umum Martabe Prestasi periode kali ini membuatnya didapuk menjadi tokoh wanita kedua yang pernah menjabat posisi tersebut.
Sempat merasa takut, minder dan pesimis, namun tekadnya mampu mengalahkan itu semua dan dengan tegas memberanikan diri mengemban amanah penting tersebut.
Meski mengemban tugas berat, Naurah mengaku senang dapat menyalurkan aspirasi dan membantu masyarakat agar dapat mengetahui program Beasiswa Martabe Prestasi melalui program kerja inisiasinya yakni sosialisasi ke sekolah-sekolah secara langsung.
Ia ingin menegaskan kepada adik-adik perempuan lainnya agar tidak takut dan harus berani mengemukakan pendapat jika kita memiliki potensi pada diri kita.
"Strugle nya itu besar sekali sebagai ketua perempuan dari awal saya mencalonkan itu ada rasa takut pesimis, tapi rasa itu kalah dengan tekad saya untuk membuat Beasiswa Martabe Prestasi lebih baik lagi ke depannya. Saya ingin menegaskan kepada adik-adik di luaran sana, kita perempuan bisa jadi pemimpin, kita mempuni
Naurah juga berharap akan ada perempuan-perempuan lain penerusnya selayaknya RA Kartini ke depannya yang akan membawa Martabe Prestasi lebih maju lagi ke depannya.
"Harapannya, ingin Martabe Prestasi lebih maju lagi ke depannya, dan lebih banyak merangkul lagi putra-putri daerah lagi atau diperbanyak kuotanya lagi," pungkasnya.
(TribunWow.com/Adi Manggala S)