Breaking News:

Terkini Daerah

Jembatan Ikonik Klodran Tol Solo-Ngawi Rasa Belanda Bikin Pemudik Terkesan, Serasa Abad ke-16

Daya tarik tol Solo-Ngawi yakni Jembatan Ikonik Klodran yang sukses bikin pemudik terkesan.

HO TribunWow.com
Potret Jembatan Klodran yang ada di Tol Solo-Ngawi tepatnya di pintu masuk tol Klodran, Colomadu. 

TRIBUNWOW.COM - Salah satu daya tarik di ruas jalan Tol Solo-Ngawi tepatnya selepas masuk pintu tol Klodran, Colomadu, Jawa Tengah yakni jembatan berdesign seperti model era abad ke-16.

Seraya mata memandang, jembatan ikonik yang saat ini juga jadi ikon penanda pengguna jalan memasuki Kota Solo itu sukses menyita perhatian para pemudik di momen lebaran Idul Fitri 1445.

Salah satunya datang dari wanita asal Sidoarjo berusia 22 tahun, Intan.

Intan melakukan mudik lebaran dari Sidoarjo menuju ke Tasikmalaya dengan menggunakan beberapa ruas tol Jasa Marga group.

Berangkat pada 6 April 2024, awalnya Intan dan keluarga memutuskan untuk langsung masuk ke tol Karangpilang, Surabaya menuju ke Semarang.

"Berangkat mudik tanggal 6 April 2024 habis isya. Awalnya sudah macet sebelum masuk tol, masuk Tol Karangpilang Surabaya lancar menuju Semarang, sempat berhenti di area Mojokerto, aman dan ramai, rest area bersih, berhenti cukup lama."

"Jam 3 pagi sampai di rest area Semarang itu berhenti sahur dulu, setengah 6 lanjut lagi, dikira bisa langsung tapi dikeluarin via tol Semarang ditutup karena ada one way," ujar Intan.

Intan pun memutuskan untuk keluar tol dan menggunakan jalan Pantura untuk meneruskan perjalanannya.

Alhasil, berbagai macam kendala dialami Intan ketika melewati jalur Pantura.

Mulai dari pom bensin yang antre lama, jalanan macet hingga adanya kecelakaan lalu lintas yang membuat perjalanan menjadi lama.

"Tol ditutup di one way kan satu arah, lewat jalan Pantura, sempat berhenti di Tegal di pom bensin, pom bensin Tegal ramai juga waktu itu, orang jawa lewat jakarta pada lewat sana, Cilacap sempat ada kecelakaan macet," jelasnya.

Badha Isya, Intan dan keluarga sampai di daerah Purwakarta dan beristirahat sejenak.

Tepat keesokan harinya, dari Purwakarta, Intan meneruskan perjalanannya pukul 1 siang hingga kembali memasuki tol dengan menggunakan ruas tol Cileunyi.

Keluar tol Cileunyi, Intan kembali alami kemacetan di daerah jalan Gentong, Garut.

"Di Purwakarta habis isya, dari purwakarta ke tasik berangkat siang jam 1, masuk tol Cileunyi gak macet, macetnya di Gentong, Garut. Sampai Tasikmalaya Isya, kata orang datang jam segitu termasuk cepat," ujarnya.

Selama perjalanan mudiknya, Intan mengaku terkesan dengan terobosan Jasa Marga yang bekerja sama dengan pihak swasta untuk mengadakan pijat gratis serta bagi-bagi produk penghilang rasa pegal di rest area.

"Di rest area ada yang bagi-bagi salep untuk pegal dan pijat gratis," jelasnya.

Berbeda dengan momen mudiknya, di momen arus balik, Intan dibuat tertegun dengan keindahan di salah satu ikon Kota Solo yang ada di Jalan Tol Solo-Ngawi.

Dalam perjalanan baliknya, Intan mengaku banyak dihadapkan dengan beberapa kali cuaca tak bersahabat.

Meski begitu, ia merasa sangat terbantu oleh para petugas Jasa Marga group yang turut setia mengawal di tengah cuaca tak bersahabat.

"Pulang tanggal 13 April 2024, pada saat masuk tol lengang, cuaca kurang baik, pelayanan dibantu untuk menempelkan kartu," ungkapnya.

Potret petugas Jasa Marga Solo-Ngawi saat membantu pengguna jalan (PJ) tap kartu di gardu tol Ngasem, Colomadu.
Potret petugas Jasa Marga Solo-Ngawi saat membantu pengguna jalan (PJ) tap kartu di gardu tol Ngasem, Colomadu. (HO TribunWow.com)

Sementara itu, untuk pengisian top up masih diberlakukan di area sekitar gardu meski cuaca tak mendukung untuk mempermudah pengguna jalan agar bisa segera melakukan top up.

"Sudah diarahkan oleh petugas Jasa Marga ke sisi kiri untuk isi top up bagi yang sudah habis," lanjutnya.

Selain top up, ada juga patroli keamanan yang stand by untuk melakukan tindakan preventif di beberapa area tol.

"Ada yang bagian derek itu orangnya berpatroli," ungkap Intan.

Sementara di rest area, Intan mengaku puas dengan fasilitas yang disediakan Jasa Marga.

Baik secara fasilitas tempat maupun pelayanan dari para pekerja yang ditugaskan di area rest area tersebut.

"Terus kalau di rest areanya bersih kamar mandinya, ramai, dibantu untuk parkir, ditanyain mau menggunakan kamar mandi seperti apa, dan banyak makanan," bebernya.

Sempat melewati jalan provinsi Yogyakarta, Intan pun memutuskan untuk memasuki tol Solo-Ngawi.

Betapa tertegunnya ia, ketika melihat arsitektur jembatan yang berdiri gagah menyambutnya setelah masuk ke dalam pintu tol Solo-Ngawi.

Ya, jembatan yang dimaksud adalah jembatan Klodran yang berada di dekat pintu masuk tol Solo-Ngawi.

"Tolnya bagus di jembatan ada tiang-tiang penyangganya, dikelilingi area persawahan."

"Waktu masuk tol itu takjub, ada bangunan jembatan sampingnya ada ornamen bagus banget," ungkap Intan seraya menunjukkan wajah terkesannya.

Untuk rest area yang ia singgahi di area Jasa Marga Tol Solo-Ngawi, Intan melihat ada program bagi-bagi mie instan gratis.

"Di rest area ada bagi-bagi produk gratis, ada pembagian mie instan," pungkasnya.

Mirip dengan Erasmus Bridge di Rotterdam Belanda

Direktur Utama PT Solo Ngawi Jaya (SNJ) David Wijayanto pada tahun 2017 pernah mengatakan jembatan Klodran adalah tengara atau ikon tol Solo-Ngawi.

Designnya yang istimewa jadi sebab jembatan Klodran jadi ikon baru sekaligus penanda pengguna jalan jika mereka telah memasuki area Kota Solo.

Meski terbilang istimewa dan memiliki design abad ke-16, jembatan itu tidak melupakan fungsinya sebagai jembatan simpang susun dan juga kualitas struktur.

Saking estetiknya, David Wijayanto pernah mempersilakan warga untuk menikmati keindahan jembatan Klodran dengan melakukan selfie sebelum saat itu diresmikan.

"Ikon baru kota Solo. Banyak warga sekitar yang melakukan selfie."

"Sebelum dibuka resmi, silakan ber-selfie ria."

"Tapi setelah itu, warga tidak boleh berfoto sembarangan, ada tempat istirahat yang kami sediakan khusus untuk mengabadikan Jembatan Klodran ini," tutur David.

Pendapat serupa juga pernah dikemukakan Kepala Satuan Kerja (Satker) Jalan Tol Ruas Solo-Kertosono, Agung Sukarjo.

Menurutnya, Jembatan Klodran memang dirancang dan didesign sebagai tengara Kota Solo.

Mengingat, struktur seperti jembatan Klodran yakni menggunakan cable stayed sangat jarang digunakan.

"Cable stayed pada Jembatan Klodran bukan ornamen hiasan seperti pada jembatan Grand Wisata di Bekasi."

"Fungsi cable stayed ini adalah sebagai struktur," tutur Agung, Rabu (21/6/2017).

Lebih lanjut, rupa Jembatan Klodran itu ternyata tak kalah dibanding struktur serupa yang ada di Kota Rotterdam, Belanda.

Ya, Kota Rotterdam dikenal memiliki Erasmus Bridge yang sedemikian indahnya.

Dan apabila disorot lampu warna-warni pada malam hari semakin mempercantik penampilan jembatan tersebut.

Demikian halnya dengan Jembatan Klodran, yang menurut Agung juga dilengkapi dengan pencahayaan atau lighting menarik.

Jembatan Tengara Solo
Potret Jembatan Tengara yang ada di Tol Solo-Ngawi tepatnya di pintu masuk tol Klodran, Colomadu.

Strategi Layanan Operasional Jasa Marga Group

Manager Operasional PT Jalan Tol Solo-Ngawi, Budi Hermawan menjelaskan tentang empat strategi layanan operasional Jasa Marga baik ketika arus mudik lebaran maupun dilakukan pada hari-hari biasa.

"Ada empat layanan utama yang kita berikan kepada Pengguna Jalan (PJ) baik di momen mudik maupun hari biasa, paling mencolok perbedaan tentu penambahan sumber daya manusia (SDM) yang ditambah untuk disiagakan pada momen-momen tertentu seperti mudik lebaran," ujar Budi Hermawan kepada TribunWow.com, Sabtu (13/4/2024).

Budi membeberkan keempat layanan itu di antaranya adalah memastikan pelayanan transaksi, lalu lintas, preservasi dan juga rest area.

"Untuk layanan transaksi, pihak Jasa Marga group dalam hal ini JSN, turut memastikan kesiapan pelayanan operasi di gerbang tol baik sumber daya manusia (personil) dan sarana pendukungnya, memaksimalkan kapasitas transaksi dengan mengaktifkan semua gardu tol yang tersedia, melakukan penambahan jumlah mobile reader (MR), serta ketersediaan uang elektronik dan top up mobile pada setiap gerbang tol."

"Sementara untuk layanan lalu lintas, menyiapkan sumber daya baik personil maupun armada serta sarana pendukung lainnya memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan dengan melakukan pemantauan dan pengendalian pada titik-titik rawan kecelakaan, menyiapkan strategi antisipasi dan penanganan kondisi darurat terkait kondisi lalu lintas di lajur maupun lalu lintas transaksi di gerbang tol bila terjadi kepadatan antrian baik di pintu masuk (entrance) maupun di pintu keluar (exit)," jelas Budi.

Selain itu, Budi juga menjelaskan dua strategi layanan operasional lainnya yang juga turut ditekankan oleh Jasa Marga Group.

"Untuk ketiga yakni terkait dengan layanan Preservasi yang meliputi penyiapan peralatan, armada serta personil gerak cepat dalam membantu kondisi darurat, memastikan zero pothole pada semua jalur, memitigasi risiko genangan dan longsor, memastikan keberfungsian drainase, sarana prasarana serta pemenuhan substansi standar pelayanan minimal."

"Keempat berkaitan dengan layanan rest area di antaranya memastikan kesiapan pelayanan rest area di sepanjang ruas tol Solo Ngawi, mengendalikan kepadatan di rest area dengan memperhatikan kapasitas dan daya tampung pengunjung, memastikan kebersihannya serta menyediakan fasilitas layanan yang memadai khususnya terkait kebutuhan BBM, peturasan, tempat ibadah, tempat parkir, dan pujasera," pungkasnya.

(TribunWow.com/Adi Manggala S)

Tags:
jembatanJalan Tol Solo-NgawiKlodranJawa TengahPT Jasa MargaColomaduJalan Tol
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved