Breaking News:

Pilpres 2024

TKN 02 Pertanyakan Kapasitas Pemeran di Film Dirty Vote, Timbul Kekhawatiran soal Reaksi Penonton

Habiburokhman meminta agar rakyat atau penonton tak terprovokasi dengan adanya film Dirty Vote tersebut.

Tribunnews/JEPRIMA
Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mengikuti debat kelima Calon Presiden Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (4/2/2024). Debat kelima mengangkat tema kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan,sumber daya manusia dan inklusi. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNWOW.COM - Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran memberikan pernyataan soal film Dirty Vote.

Diketahui, film Dirty Vote ditayangkan di YouTube sejak hari pertama masa tenang Pemilu 2024, Minggu (11/2/2024).

Menanggapi penayangan itu, TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman mempertanyakan soal pemeran dalm film dokumenter tersebut.

Baca juga: Viral Connie Bakri Sebut Skenario Gibran Gantikan Prabowo dalam 2 Tahun, Ternyata Sempat Temui TKN

Di mana di dalamnya berisi tiga pengamat politik serta pakar hukum tata negara.

"Mempertanyakan kapasitas tokoh-tokoh yang ada di film tersebut, dan saya kok merasa sepertinya ada tendensi keinginan untuk mendegradasi Pemilu ini dengan narasi yang sangat tidak berdasar," ujar Habiburokhman.

Menurutnya, rakyat akan banyak membela Jokowi dan mendapat banyak dukungan karena rekam jejak yang sudah jelas.

"Rakyat pasti sangat paham bahwa tokoh yang paling banyak disebut ini adalah Presiden Jokowi sangat berkomitmen menegakkan demokrasi, rakyat juga tahu bahwa pihak mana yang sebenarnya melakukan kecurangan dan pihak mana yang mendapatkan dukungan sebagian besar rakyat karena program dan rekam jejak yang jelas berpihak pada rakyat."

Sementara itu, dalam film Dirty Vote, dianggap sang pemeran memberikan pernyataan yang blunder.

Baca juga: Lembaga Survei Indonesia Prediksi Prabowo akan Menang 1 Putaran 51,9 Persen, Berikut Ini Analisanya

"Kalau di film disampaikan saudara Zainal Arifin Mochtar agar menjadikan film sebagai dasar penghukuman, justru kami khawatir rakyat yang akan menghukum mereka dengan cara mereka."

"Jadi tindakan mereka yang menyampaikan informasi yang sangat tidak argumentatif tapi tendensius pada pihak tertentu berseberangan dengan apa yang menjadi sikap sebagaian besar rakyat yang saya lihat begitu antusias dengan apa yang disampaikan Pak Prabowo soal melanjutkan segala capaian pemerintahan yang ada sekarang."

Habiburokhman meminta agar rakyat atau penonton tak terprovokasi dengan adanya film Dirty Vote tersebut.

"Intinya kami menyarankan pada rakyat untuk tetap tenang, tidak terhasut serta tidak terprovokasi oleh narasi kebohongan dalam film tersebut serta tak melakukan pelanggaran hukum, kita harus pastikan Pemilu 2024 berlangsung damai, luber dan jurdil," tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, di masa tenang kampanye 2024, muncul film berjudul Dirty Vote yang diunggah oleh kanal YouTube PSHK Indonesia, Minggu (11/2/2024).

Film Dirty Vote sudah ditonton lebih dari 2,4 juta kali dalam waktu satu hari penayangannya.

Dirty Vote bercerita tentang dugaan kecurangan yang terjadi pada Pemilu 2024.

Baca juga: Jelang Masa Tenang Pilpres 2024, 6 Lembaga Survei Menangkan Prabowo-Gibran Lebih 50 Persen

Berikut ini sinopsis Dirty Vote:

Dirty Vote merupakan film dokumenter yang berdurasi hampir 2 jam di YouTube.

Dirty Vote dokumenter dibintangi oleh tiga ahli hukum tata negara.

Mereka adalah Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari.

Ketiganya mengungkap berbagai instrumen kekuasaan telah digunakan untuk tujuan memenangkan pemilu dan merusak tatanan demokrasi.

Penggunaan infrastruktur kekuasaan yang kuat, tanpa malu-malu dipertontonkan secara telanjang demi mempertahankan status quo.

Baca juga: Lembaga Survei Indonesia Prediksi Prabowo akan Menang 1 Putaran 51,9 Persen, Berikut Ini Analisanya

Bentuk-bentuk kecurangannya diurai dengan analisa hukum tata negara.

Dikutip dari Tribun Banten, Bivitri mengatakan apa yang bisa diambil dari film dokumenter ini yang bercerita soal demokrasi.

“Bercerita tentang dua hal. Pertama, tentang demokrasi yang tak bisa dimaknai sebatas terlaksananya pemilu, tapi bagaimana pemilu berlangsung," ujar Bivitri.

"Bukan hanya hasil penghitungan suara, tetapi apakah keseluruhan proses pemilu dilaksanakan dengan adil dan sesuai nilai-nilai konstitusi."

"Kedua, tentang kekuasaan yang disalahgunakan karena nepotisme yang haram hukumnya dalam negara hukum yang demokratis,” tambahnya.

Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran rakabuming Raka, nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD berfoto bersama dengan Pimpinan KPU usai mengikuti debat kelima Calon Presiden Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (4/2/2024). Debat kelima mengangkat tema kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan,sumber daya manusia dan inklusi. Tribunnews/Jeprima
Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran rakabuming Raka, nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD berfoto bersama dengan Pimpinan KPU usai mengikuti debat kelima Calon Presiden Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (4/2/2024). Debat kelima mengangkat tema kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan,sumber daya manusia dan inklusi. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Sementara Feri Amsari menuturkan bahwa pemilu adalah bentuk rasa cinta pada tanah air.

Menurutnya, membiarkan kecurangan merusak pemilu sama saja merusak bangsa ini.

“Dan rezim yang kami ulas dalam film ini lupa bahwa kekuasaan itu ada batasnya. Tidak pernah ada kekuasaan yang abadi," kata Feri.

"Sebaik-baiknya kekuasaan adalah, meski masa berkuasa pendek, tapi bekerja demi rakyat. Seburuk-buruknya kekuasaan adalah yang hanya memikirkan diri dan keluarganya dengan memperpanjang kuasanya,” tambahnya. (TribunWow.com)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Dirty VoteTim Kampanye Nasional (TKN)PrabowoHabiburokhmanJokowi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved