Breaking News:

Perang Israel Vs Hamas

Hubungan AS dan Israel Retak? Joe Biden-Netanyahu Tak Bicara 3 Minggu Imbas Perang Lawan Palestina

Hubungan Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikabarkan retak, seiring perang lawan Palestina yang tak kunjung usai.

Editor: Lailatun Niqmah
AFP/BRENDAN SMIALOWSKI
Presiden AS Joe Biden (kiri) mendengarkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat ia bergabung dalam pertemuan kabinet perang Israel di Tel Aviv pada 18 Oktober 2023. Terbaru, hubungan Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikabarkan retak, seiring perang lawan Palestina yang tak kunjung usai, Kamis 18 Januari 2024. 

TRIBUNWOW.COM - Hubungan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikabarkan retak, seiring perang lawan Palestina yang tak kunjung usai.

Memanasnya hubungan Joe Biden dan Benjamin Netanyahu ditandai dengan perbedaan pendapat kedua pempimpin itu, terkait perang di Gaza.

Bahkan Joe Biden dan Netanyahu dilaporkan sudah tidak saling bicara selama tiga mingggu.

Baca juga: Hamas Rilis Video Sandera Israel Terbaru, Singgung Kemungkinan akan Terbunuh oleh Pasukan Netanyahu

Kekewaan AS pada Israel

Dikutip dari The Telegraph, Gedung Putih kecewa dengan kurangnya niat Netanyahu untuk mengakhiri konflik serta kurangnya dukungan tentang bagaimana pemerintahan Palestina di masa depan, lapor dua surat kabar terkemuka Israel pada hari Senin (15/1/2024).

Netanyahu berulang kali mengabaikan seruan AS untuk membahas kemungkinan penyelesaian pascaperang, termasuk melibatkan Otoritas Palestina (PA) untuk berperan di Gaza.

Di tengah meningkatnya ketegangan, Netanyahu dan Biden belum mengadakan pembicaraan langsung sejak percakapan telepon mereka pada tanggal 23 Desember.

Percakapan itu dilaporkan diputus sepihak oleh Joe Biden setelah Netanyahu menolak untuk memberikan pendapatan pajak kepada Otoritas Palestina, menurut laporan media Israel.

“Pembicaraan ini selesai,” kata Biden kepada Netanyahu sebelum menutup teleponnya.

Biden dan Netanyahu sebelumnya selalu berbicara hampir setiap hari setelah perang Israel-Hamas meletus pada 7 Oktober.

Surat kabar harian Israel Ma’ariv pada hari Senin memperingatkan Netanyahu agar tidak menempatkan Israel pada “haluan yang bertentangan langsung dengan pemerintah AS”.

Sebelumnya, Netanyahu mengatakan dalam sebuah konferensi pers pada hari Sabtu bahwa tidak ada yang akan menghentikan mereka menuju kemenangan.

AS Tekan Israel Izinkan Banyak Bantuan Masuk ke Gaza

Sebelum akhir tahun lalu, AS dilaporkan menekan Israel untuk mengizinkan lebih banyak bantuan masuk ke Gaza dan mengurangi jumlah korban sipil di sana dengan mengurangi serangan.

Israel telah menarik sebagian pasukannya dari Gaza utara dan mengurangi intensitas serangan udaranya di beberapa bagian wilayah tersebut.

Namun Israel masih belum memberikan indikasi jelas kapan perang akan berakhir.

AS juga dikatakan khawatir bahwa Netanyahu mungkin melihat kemungkinan perluasan pertempuran ke Lebanon selatan, sebagai cara untuk mempertahankan kekuasaannya sendiri.

Namun para pejabat Israel sebagian besar tetap tidak terpengaruh oleh meningkatnya kekesalan Washington.

Israel secara terbuka menolak permintaan tertentu, termasuk mencairkan pendapatan pajak yang dikumpulkannya untuk Otoritas Palestina.

AS khawatir bahwa hilangnya sumber pendapatan PA saat lebih dari 150.000 pekerja Palestina dilarang memasuki Israel untuk bekerja, akan menambah pergolakan di Tepi Barat.

Baca juga: Media Israel Kabarkan Senjata yang Digunakan Hizbullah Belum Pernah Diluncurkan bahkan secara Global

Bezalel Smotrich, menteri keuangan sayap kanan Israel, menegaskan kembali keputusannya setelah kunjungan menteri luar negeri AS Antony Blinken, ke Tel Aviv pekan lalu.

“Kami akan terus berjuang sekuat tenaga untuk menghancurkan Hamas, dan kami tidak akan mentransfer satu syikal pun ke PA yang akan diberikan kepada keluarga Nazi di Gaza,” katanya.

Gedung Putih telah berulang kali mengutuk pernyataan-pernyataan menghasut yang dikeluarkan oleh Smotrich dan anggota sayap kanan lainnya di pemerintahan Netanyahu.

Perdana Menteri Israel tampaknya tidak mau mengekang faksi nasionalis dalam kabinetnya, karena khawatir tindakan apa pun yang dilakukan akan berujung pada pemogokan yang akan meruntuhkan koalisi pemerintahan.

Para ahli mengatakan strategi Netanyahu tampaknya terfokus pada “permainan kedua belah pihak”.

Netanyahu berupaya untuk mempertahankan dukungan sekutu utama Israel, sambil juga menenangkan mitra koalisi yang ingin Israel melanjutkan respons kuatnya terhadap serangan Hamas.

“Netanyahu memperpanjang perang ini agar tetap berkuasa,” kata Mairaz Zonszein, analis senior Israel di Crisis Group, kepada The Telegraph.

“Dia akan mengatakan kepada sekutu-sekutunya bahwa AS menekannya, dan dia dapat mengatakan kepada AS bahwa para menteri sayap kanan menghalanginya."

"Dia bermain di kedua sisi.”

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Ikuti Saluran WhatsApp TribunWow dan Cek Berita Lainnya di Google News

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Biden dan Netanyahu Dilaporkan Sudah Tak Lagi Bicara selama 3 Minggu, Terakhir Berantem di Telepon

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Perang Israel Vs HamasIsraelHamasPalestinaGazaJoe BidenBenjamin NetanyahuAmerika Serikat
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved