Breaking News:

Pemilu 2024

Analisa Penyebab Turunnya Elektabilitas PDIP berdasarkan Hasil Survei hingga Disalip Gerindra

Partai Gerindra mendapatkan 19,5 persen sedangkan PDIP di posisi kedua dengan 19,3 persen.

TRIBUNNEWS/ IRWAN
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersama Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan/PDIP), Megawati Soekarnoputri (kedua kanan), Ketua DPP PDIP, Puan Maharani (kiri), dan Bakal Calon Presiden 2024 dari PDIP, Ganjar Pranowo 

TRIBUNWOW.COM - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengalami penurunan berdasarkan dua lembaga survei yang dirilis pada Desember 2023.

Dua lembaga survei itu adalah Litbang Kompas dan LSI Denny JA.

Penuruan PDIP bersamaan diiringi dengan kenaikan Partai Gerindra yang berada di posisi puncak.

LSI Denny JA pun memberikan analisis penyebab turunnya suara PDIP.

Baca juga: Gerindra Berpotensi Gagalkan Cita-cita PDIP Hattrick di Pemilu 2024, Dua Lembaga Survei Berbicara

Dikutip dari YouTube LSI Denny JA, Direktur Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA, Hanggoro Doso menganalisis penyebab utama adalah blunder serangan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pasalnya publik yang menilai bagus kinerja Jokowi mulai beralih dari suara PDIP.

“Serangan-serangan seperti menyampaikan neo-orba, isu penegakan hukum bernilai 5 oleh Ganjar, isu dinasti, justru malah mengkibatkan turunnya pemilih yang kuas pada kinerja Jokowi berpindah ke lainnya,” jelas Hanggoro dalam siaran pers virtual, Selasa (19/12).

Selain faktor Jokowi, ada pula faktor calon presiden yang diusung yakni Ganjar Pranowo.

Diketahui, Ganjar Pranowo sempat viral lantaran menolak Piala Dunia U-20 karena kehadiran Israel.

Baca juga: PAN, Golkar hingga PSI, Ada Peluang Jokowi Pindah Partai Lain? Bisa Picu Serangan Dahsyat ke PDIP

Sebanyak 9,3 persen publik menyalahkan Ganjar Pranowo atas batalnya Piala DUnia U-20 tersebut.

“Ternyata, menolak piala dunia itu bukan hanya Ganjar, I Wayan Koster, maupun Megawati, tapi juga PDIP dianggap pihak yang turut serta menolak Piala Dunia kala itu,” paparnya.

Analisis berikutnya adalah soal melekatnya petugas partai pada presiden yang berasal dari PDIP.

Hal itu dianggap tak sesuai dengan kehendak rakyat yang seharusnya presiden berpihak pada rakyat.

“Mayoritas masyarakat yang kita tanyakan kurang setuju, 68,9 persen menyatakan kurang setuju atau tidak setuju sama sekali dengan sebutan Presiden RI sebagai petugas partai,” jelas Hanggoro.

Baca juga: 3 Survei Terbaru Elektabilitas Parpol: Gerindra Teratas, Lampaui PDIP di 2 Lembaga

Ketua Umum PDIP Megawati yang menyinggung soal curhatan emak-emak
Ketua Umum PDIP Megawati yang menyinggung soal curhatan emak-emak (Kompas.com)

Sementara itu, menurut Yohanes Hendarta Peneliti Litbang Kompas, kemerosotan PDIP adalah efek ekor jas atau capres-cawapres yang diusungnya.

"Lagi-lagi faktor capres dan cawapres yang diusungnya. Penurunan dari partai di koalisi Ganjar-Mahfud MD ini cukup besar dibandingkan partai di koalisi lainnya," ujar Yohanes dikutip dari Kompas TV, Rabu (13/12/2023).

Hal serupa juga terjadi pada Partai Gerindra yang mengalami kenaikan.

Bahkan, hampir semua koalisi pengusung Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka mengalami kenaikan.

"Saat ini pemilih itu sudah mulai melihat pilihan partai ini berdasarkan konsolidasi dari koalisi atau capres-cawapres yang diusungnya," ujar Yohanes.

"Kita lihat bahwa di koalisi paslon 02 Prabowo-Gibran ini sebagian besar partainya ini mengalami efek ekor jas."

Baca juga: Hasil Survei LSI Denny JA, Ganjar Hanya Unggul di PDIP, Pemilih PPP Condong ke Prabowo dan Anies

Hasil Survei

Hasil survei elektabilitas partai untuk Pemilu 2024 mengalami perubahan signifikan di posisi puncak berdasarkan dua lembaga.

Di mana PDIP dan Partai Gerindra adalah dua partai pemenang pada Pemilu 2019 lalu.

Namun, posisi PDIP di posisi puncak mulai tergeser oleh Partai Gerindra berdasarkan lembaga survei Litbang Kompas dan LSI Denny JA.

Dikutip dari Kompas.com, Litbang Kompas merilis hasil elektabilitas sejumlah partai politik, Selasa (12/12/2023).

Sejumlah partai mengalami penurunan jika dibandingkan dengan survei Litbang Kompas pada Agustus 2023.

Kenaikan juga terjadi pada partai pimpinan Prabowo Subianto, yakni Partai Gerindra.

Hasilnya, Partai Gerindra mendominasi perolehan dengan 21,9 persen suara.

Disusul PDIP dengan 18,3 persen dan Partai Golkar dengan 8 Persen.

Perolehan itu bisa berpotensi menggeser dominasi PDIP selama 2 pemilu terakhir.

Baca juga: 4 Survei Elektabilitas Capres-Cawapres di Jawa Barat, Prabowo-Gibran Unggul, Ganjar-Mahfud Terbawah

Peneliti Litbang Kompas, Yohan Wahyu mengatakan elektabilitas PDIP dan Partai Gerindra berjalan sesuai calon presiden yang mereka usung.

"Jika melihat latar belakang dukungan partai politik di pemilihan presiden, elektabilitas Gerindra dan PDIP berjalan beriringan dengan elektabilitas pasangan yang mereka usung, yaitu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, yang juga unggul dalam survei kali ini," tulis Yohan.

Adapun survei Litbang Kompas dibiayai secara mandiri oleh Harian Kompas dan berlangsung 29 November - 4 Desember 2023.

Sebanyak 1.364 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi.

Dengan metode tersebut, survei memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error di kurang lebih 2,65 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Baca juga: PAN, Golkar hingga PSI, Ada Peluang Jokowi Pindah Partai Lain? Bisa Picu Serangan Dahsyat ke PDIP

capres dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo (kiri) dan cawapres Mahfud MD (kanan) seusai pengumuman Bakal Calon Presiden dari PDIP di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Selasa (18/10/2023).
capres dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo (kiri) dan cawapres Mahfud MD (kanan) seusai pengumuman Bakal Calon Presiden dari PDIP di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Selasa (18/10/2023). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Sementara itu, dikutip dari kanal YouTube LSI Denny JA, perolehan serupa juga terjadi di mana Partai Gerindra menyusul PDIP, Selasa (19/12/2023).

Partai Gerindra mendapatkan 19,5 persen sedangkan PDIP di posisi kedua dengan 19,3 persen.

Meski hanya selisih sangat tipis, namun jumlah itu adalah penurunan dari PDIP.

Di posisi ketiga ditempati Partai Golkar denga 11,6 persen.

"Tren kenaikan Gerindra telah melampaui PDIP," ujar pembicara LSI Denny JA Hanggoro Doso Pamungkas.

Data parpol tersebut masih menyisakan 14,7 persen yang belum memberikan jawaban.

Diketahui, survei LSI Denny JA ini dilakukan pada 20 November - 3 Desember 2023.

Dengan jumlah responden 1.200 orang, sementara metode yang digunakan adalah multi stage random samling.

Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara tatap muka dengan menggunakan kuisioner.

Survei ini memiliki margin of error sebanyak 2,9 persen. (TribunWow.com/ Tiffany Marantika)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
PDIPPartai GerindraSurveiPrabowoGanjar Pranowo
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved