Breaking News:

Pilpres 2024

Elektabilitas Ganjar-Mahfud Turun di Sejumlah Survei, Pengamat Ungkap Kemungkinan Penyebabnya

Ujang Komarudin menilai satu di antara faktor elektabilitas Ganjar-Pranowo mengalami tren penurunan lantaran mengkritik pemerintahan Presiden Jokowi.

Editor: Lailatun Niqmah
KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D
Bakal calon presiden Ganjar Pranowo dan bakal calon presiden Mahfud MD berpidato di Monumen Proklamasi, Jakarta, sebelum mendaftar ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Kamis (19/10/2023). Terbaru, tren elektabilitas Ganjar-Mahfud mengalami penurunan di beberapa lembaga survei, apa ada kaitannya dengan kritik Jokowi? Ini kata pengamat. 

TRIBUNWOW.COM - Berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga, elektabilitas capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD mengalami penurunan, dalam rentang waktu November-Desember 2023.

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin menilai satu di antara faktor elektabilitas Ganjar-Pranowo mengalami tren penurunan lantaran mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Ujang Komarudin, strategi itu merupakan cara salah yang dilakukan oleh Ganjar-Mahfud.

Baca juga: Peta Kekuatan Anies-Imin Versi Survei Litbang Kompas, Elektabilitas Naik di Jateng dan Kalimantan

Ia mengatakan cara semacam itu justru membuat publik tidak simpati kepada pasangan Ganjar-Mahfud.

"Ya saya melihat salah satu faktornya salah strategi ya. Artinya Ganjar sering menyerang Prabowo-Gibran dan Jokowi. Itu kan membuat orang tidak simpati," katanya kepada Tribunnews.com, Senin (11/12/2023).

Dia juga menganggap sindiran yang dilontarkan Ganjar ke pasangan Prabowo-Gibran turut menjadi salah satu faktor yang membuat elektabilitasnya terus menurun.

"Sehingga memunculkan ketidaksukaan publik," tuturnya.

Ujang juga menilai para pemilih Jokowi-Ma'ruf Amin sudah berpindah untuk mendukung Prabowo-Gibran ketimbang Ganjar-Mahfud.

"Sehingga (elektabilitas) Ganjar-Mahfud turun dan Prabowo-Gibran naik," tuturnya.

Kemudian ketika ditanya apa penyebab elektabilitas Anies-Cak Imin bisa menyalip Ganjar-Mahfud berdasarkan survei Litbang Kompas, Ujang menilai adanya branding yang sudah melekat pada mereka yaitu mengusung perubahan.

Sehingga, sambungnya, ketika Anies-Cak Imin mengkritik kinerja Jokowi, maka sudah sesuai dengan citra yang dibuatnya.

"Ya kalau menyerang Jokowi, tapi yang dilakukan Anies-Cak Imin itu jelas posisinya, dia perubahan. Kalau Ganjar-Mahfud ini kan (citra) keberlanjutan bukan, perubahan juga bukan."

"Jadi konteks perubahannya (yang diusung Anies-Cak Imin) bisa mendapatkan simpati dari publik. Menyerang (Jokowi) tapi dengan konsep perubahan, jadi ada yang ditawarkan," kata Ujang.

Berbeda dengan Ujang, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai penurunan elektabilitas Ganjar-Mahfud tidak serta merta karena mengkritik kinerja Jokowi.

Menurutnya, capres dan cawapres yang ideal adalah memberikan koreksi ketika pemimpin sebelumnya masih memiliki kekurangan dalam hal kebijakan.

"Kalau kemudian ada faktor elektabilitas Ganjar-Mahfud menurun karena kritik (ke Jokowi), tidak tepat. Karena calon presiden harus memberikan kritik, evaluasi, terobosan, dan berpikir keras untuk memberikan sesuatu yang menarik bagi masyarakat," ujarnya.

Sehingga, menurut Pangi, disalipnya elektabilitas Ganjar-Mahfud oleh Anies-Cak Imin bukan lantaran adanya faktor kritik oleh Ganjar-Mahfud terhadap pemerintahan Jokowi.

Namun, sambungnya, Anies-Cak Imin memiliki program-program sesuai dengan citra yang diusung selama ini yaitu perubahan.

"Jadi Anies-Cak Imin trennya naik karena memang dia kan memang mencoba untuk melakukan perubahan, pemikiran, terobosan baru yang belum dilakukan presiden sekarang."

"Dan dia tentu akan bekerja keras lagi untuk membuktikan distingsi dan diferensiasi dengan capres yang memiliki gagasan melanjutkan (program di era Jokowi)," pungkasnya.

Baca juga: Perbandingan Hasil 7 Survei Litbang Kompas sejak 2022, Anies Pertama Kali Salip Elektabilitas Ganjar

Tren Penurunan Elektabilitas Ganjar-Mahfud

Elektabilitas pasangan calon (paslon) capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD mengalami tren penurunan.

Hal ini terlihat dari hasil survei yang dirilis beberapa lembaga di akhir November hingga awal Desember 2023 ini.

Contohnya adalah dari survei yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia pada rentang 23 November-1 Desember 2023.

Hasil survei itu menunjukkan elektabilitas Ganjar-Mahfud sebesar 25,6 persen suara.

Berdasarkan hasil survei tersebut, elektabilitas mereka mengalami penurunan ketimbang bulan Oktober 2023 hingga 4,4 persen di mana pada bulan itu meraih 30 persen.

Hasil tak jauh berbeda juga terlihat dalam survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Pada rilis terbarunya berdasarkan survei yang dilakukan pada 3-5 Desember 2023, elektabilitas Ganjar-Mahfud juga mengalami penurunan.

Menurut hasil survei bulan Oktober 2023, elektabilitas Ganjar-Mahfud pada posisi 26,1 persen.

Sementara di survei periode Desember menurun hingga 2,3 persen menjadi 23,8 persen.

Padahal dua paslon lainnya justru mengalami tren kenaikan elektabilitas.

Hal senada juga terlihat ketika merujuk pada hasil survei dari Litbang Kompas.

Ganjar-Mahfud pun kembali kalah dari Prabowo-Gibran.

Bahkan, elektabilitasnya kini justru disalip oleh pasangan Anies-Cak Imin.

Tak jauh beda, elektabilitas Ganjar dibanding capres lainnya pun mengalami tren penurunan.

Bahkan, hanya dalam waktu empat bulan, elektabilitas Ganjar anjlok hingga 16 persen.

Raihan elektabilitas Ganjar juga tak jauh beda ketimbang wakilnya, Mahfud MD.

Elektabilitasnya pun kalah jauh ketimbang Gibran yang meraih 37,3 persen.

Sedangkan Mahfud hanya meraih 21,6 persen.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Membedah Penyebab Tren Turunnya Elektabilitas Ganjar-Mahfud, Ada Faktor Mengkritik Jokowi?

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Pilpres 2024Capres 2024cawapresHasil SurveiElektabilitasGanjar PranowoMahfud MD
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved