Breaking News:

Kolaborasi Masyarakat Desa Wisata Wayang di KBA Butuh Ujung Timur Klaten: Sinergi Budaya dan Ekonomi

Kolaborasi nyata warga Dusun Butuh, Sidowarno, Klaten, satu di antara Kampung Berseri Astra, bukti sinergi budaya dan ekonomi.

Penulis: Adi Manggala Saputro
Editor: adisaputro
HO TribunWow.com dan Instagram @desawisatawayang
Momen saat Dusun Butuh, Sidowarno kedatangan Menteri Parekraf, Sandiaga Uno (kiri) dan para penggerak Desa Wisata Wayang (kanan). Bukti kolaborasi masyarakat Dusun Butuh, Sidowarno dalam menggerakan budaya dan ekonomi melalui bidang pariwisata. 

Ilmu pembuatan wayang kulit secara turun temurun terus teregenerasikan dengan baik di Desa Butuh, Sidowarno.

Hingga saat ini, setidaknya, sudah ada enam generasi penerus Mbah Kasimo sebagai pengrajin wayang di Dusun Butuh, Sidowarno.

"Dari Mbah Kasimo muncul generasi-generasi baru, dan karena itu akhirnya muncul wayang di Butuh Sidowarno, dan saya sendiri sudah generasi ke-5 dan 6," ungkap Nardi.

Terkini, produk-produk wayang kulit dari Dusun Butuh, Sidowarno banyak digunakan oleh dalang-dalang di seluruh Indonesia.

Bahkan, produk wayang kulit Butuh Sidowarno sudah dikenal sampai ke mancanegara seperti Jepang, Spanyol dan Swiss.

Nardi Baron 2
Nardi Baron, satu di antara penggerak Desa Wisata Wayang, Butuh, Sidowarno.

Perjuangan Masyarakat Dusun Butuh Merintis Desa Wisata

Siapa sangka, di balik keberhasilan Dusun Butuh, Sidowarno saat ini, ada campur tangan kolaborasi dari beberapa tokoh penggerak dan para pemudi.

Satu di antara tokoh penggerak masyarakat di Dusun Butuh, Sidowarno tak lain adalah Nardi Baron.

Selain menjadi satu di antara tokoh penggerak, Nardi Baron juga didapuk sebagai Local Champion Kampung Astra di Dusun Butuh, Sidowarno.

Dalam penjelasannya, Nardi Baron menceritakan tentang bagaimana perjuangan para tokoh penggerak hingga akhirnya mampu membawa Dusun Butuh, Sidowarno menjadi satu di antara desa wisata edukasi rujukan di Kabupaten Klaten.

"Di tahun 2009, kami dibentuk Usaha Bersama (UB) yang dinamakan Bima, dari 2009 itu di Sidowarno ada 20 UB, itu atas prakarsa bapak Rujito Suprayoga (kades sidowarno)," jelas Nardi.

"Waktu itu kita, dari setiap UB ada 10 anggota, pak Rujito membuat UB dengan 20 kelompok kurang lebih 200 orang, yang berjalan hanya UB Bima yang diketuai oleh Bapak Mamik Raharjo, bendahara Hasan, dan Sekretaris Suryono," lanjutnya.

Pria yang dalam kesehariannya merupakan pengrajin wayang itu menceritakan bagaimana jatuh bangunnya kelompok UB Bima yang saat itu sempat mengalami penurun drastis keanggotaan.

"Dari 10 orang kita jatuh bangun sampai anggota hanya menyisakan 5 sampai enam," bebernya.

Meski mengalami penurunan drastis keanggotaan, semangat juang UB Bima tak serta merta padam.

Halaman
1234
Tags:
Desa Wisata WayangKlatenMenteri Pariwisata dan Ekonomi KreatifSandiaga Uno
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved