Breaking News:

Pilpres 2024

Sekjen PDIP Mengaku Sedih dan Perih seusai Keluarga Jokowi Beralih ke Kubu Prabowo di Pilpres 2024

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto menyampaikan kesedihannya terkait hubungan PDIP dengan keluarga Jokowi.

YouTube Sekretariat Presiden
Seusai acara HUT PDIP ke-50, Selasa (10/1/2023), Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menjawab maksud adanya pihak yang grusa-grusu memilih sosok capres 2024. Sekjen PDIP Mengaku Sedih dan Perih seusai Keluarga Jokowi Beralih ke Kubu Prabowo di Pilpres 2024 

TRIBUNWOW.COM - Hubungan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dikabarkan tengah memburuk.

Hal itu ditandai dengan bergabungnya keluarga Jokowi ke kubu Prabowo Subianto di Pilpres 2023.

Dimulai dari majunya anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang menjadi cawapres pasangan Prabowo Subianto.

Kemudian munculnya dukungan dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang diketaui oleh anak bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep.

Dan terbaru adalah menantu Jokowi, Bobby Nasution yang awalnya adalah kader PDIP juga menyuarakan dukungan kepada Prabowo Subianto.

Baca juga: Jawaban PDIP soal Keinginan Prabowo Subianto Bertemu dengan Megawati Jelang Pilpres 2024

Baca juga: Singung 2 Kekalahan di Pilpres, Prabowo Subianto Kembali Puji Jokowi: Dia yang Datang ke Saya

Padahal sebelumnya, PDIP sudah mengarahkan para kadernya untuk mendukung pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto menyampaikan kesedihannya.

Hasto mengaku sedih dan perih menyaksikan kenyataan tersebut.

 

Hasto mengatakan, banyak kader PDIP yang tidak percaya bahwa Jokowi telah meninggalkan partai berlambang banteng itu.

"Ketika DPP partai bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi," kata Hasto lewat keterangan tertulisnya, Minggu, (29/10/2023), dikutip dari WartakotaLive.com.

Kata Hasto, PDIP selama ini telah mencintai Jokowi dan memberikan privilege atau keistimewaan kepada Presiden beserta keluarganya.

"Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranatan kebaikan dan Konstitusi."

Menurut Hasto, PDIP berharap peristiwa itu tidak terjadi. Akan tetapi, takdir berkata lain.

"Pada awalnya kami hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi, namun ternyata itu benar-benar terjadi."

Baca juga: Dianggap Otomatis Keluar oleh PDIP seusai Maju Bersama Prabowo di Pilpres 2024, Begini Reaksi Gibran

Hasto mengatakan, PDIP awalnya memilih bungkam, tetapi pada akhirnya berani menyampaikan perasaan sedihnya.

"Itu wujud rasa sayang kami. Pada awalnya kami memilih diam. Namun apa yang disampaikan Butet Kartaredjasa, Goenawan Mohamad, Eep Syaifullah, Hamid Awaludin, Airlangga Pribadi dll. beserta para ahli hukum tata negara, tokoh prodemokrasi dan gerakan civil society, akhirnya kami berani mengungkapkan perasaan kami," ucapnya.

Sebut Gibran sudah pamitan

Sebelumnya, Hasto berujar bahwa Gibran Rakabuming Raka, telah berpamitan dari PDIP.

Hasto menyampaikan hal tersebut tatkala ditanya tentang status Gibran di partai berlambang banteng itu.

"Jadi, sudah pamit. Kalau sudah pamit itu kan sudah gamblang, sudah cetho welo welo (sangat jelas sekali, bahasa Jawa)," ujar Hasto di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat, (27/10/2023), dikutip dari Kompas.com.

Hasto menyebut persoalan kartu tanda anggota PDIP kepunyaan Gibran bakal diurus oleh F.X. Hadi Rudyatmo atau Rudy yang kini menjabat sebagai Ketua DPC PDIP Surakarta

Gibran sendiri dikabarkan akan bertemu Rudy guna menyelesaikan persoalan KTA itu.

"Maka ini sekarang Pak Rudy Solo kemarin sudah melaporkan kepada Ibu Ketum, karena Mas Gibran dulu diberikan KTA melalui DPC Solo dan kemudian Mas Gibran kan sudah pamit kepada Mbak Puan ," kata politikus asal Yogyakarta itu.

Rudy akan Temui Gibran

Sementara itu, Ketua DPC PDIP Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo atau Rudy mengaku akan menemui Gibran untuk memintanya mengembalikan kartu tanda anggota (KTA) PDIP miliknya.

Rudy menyampaikan alasan Gibran harus mengembalikan KTA.

Baca juga: Amien Rais Kritik Gibran yang Jadi Cawapres Prabowo, Soroti Keputusan MK: Pamannya Buat Karpet Merah

"Saya hanya menyarankan dengan hormat biar Ibu (Megawati) tidak dinilai bermain dua kaki dan Pak Jokowi juga tidak dinilai bermain dua kaki. Untuk itu saya akan menulis surat yang akan saya serahkan ke Mas Wali. Mau ditanggapi ya bersyukur tidak ditanggapi ya sudah," kata Rudy di rumahnya, Jumat, (27/10/2023), dikutip dari Tribun Solo.

Selain itu, Gibran juga diminta membuat surat pengunduran diri secara resmi.

"Supaya isinya dua-duanya tidak dinilai dua kaki suratnya isinya mohon mengembalikank kartu tanda anggota PDI Perjuangan dan membuat surat pengunduran diri. Ini aman semua nanti. Bapaknya Pak Jokowi tidak nilai dua kaki Ibu juga tidak dinilai dua kaki.

Sebelumnya, mantan Wali Kota Surakarta itu juga meminta Gibran untuk datang kepadanya.

"Justru saya yang mau ke sana. Saya minta waktu ke beliau. 'Disiapkan waktu,' dibalas oleh ajudan," kata dia.

Mirip dengan Ketua DPP PDIP Komaruddin Watubun, Rudy menyatakan Gibran secara de facto sudah keluar dari PDIP.

"Sudah jelaslah (Gibran secara de facto bukan kader PDIP) karena Koalisi Indonesia Maju terdiri dari Gerindra, PAN, Golkar, PBB, Demokrat, Gelora, Prima, Garuda sehingga otomatis anggota berakhir ketika mendaftar."

(Tribunnews/Febri) (Warta Kota/Alfian Firmansyah) (Tribun Solo/Ahmad Syarifudin)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tak Percaya Ditinggalkan Jokowi, PDIP Curhat Mengaku Sedih dan Perih

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Pilpres 2024Presiden JokowiJoko WidodoGibran Rakabuming Raka
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved