Pilpres 2024
Batal Dukung Anies, Demokrat Rumornya Ingin Pertemukan SBY-Megawati, PDIP Sebut Semuanya Bertahap
PDIP akhirnya memberikan respons terkait rumor Partai Demokrat yang ingin mempertemukan SBY dengan Megawati.
Penulis: Aulia Majid
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Rumor adanya cara untuk mempertemukan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tengah mendapat respons dari sang Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto.
Dilansir TribunWow.com, upaya merapatnya SBY ke kubu Megawati tak lepas dari keputusan NasDem yang memilih Cak Imin sebagai wakil Anies Baswedan di Pilpres 2024 ketimbang Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Alhasil, keputusan NasDem tersebut membuat Demokrat kecewa dan berpotensi merapat ke kubu lain, yakni PDI-P ataupun Gerindra.
Baca juga: NasDem Blak-blakan Anies Baswedan Coba Komunikasi dengan Demokrat, Sahroni: Gak Diangkat oleh AHY
Namun, Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa PDIP tak ingin gegabah segera mempertemukan Megawati dengan SBY jelang Pilpres 2024.
Dilansir TribunWow.com dari Kompas.com pada Senin, 4 Agustus 2023, PDI-P sendiri kini sedang fokus menyusun komposisi Tim Pemenangan Nasional (TPN) untuk memenangkan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
"Kita kan semuanya bertahap, mengadakan pemenangan pemilu," tutur Hasto Kristiyanto.
"Maka agenda-agenda penggalangan termasuk partai politik, itu selanjutnya nanti akan dilakukan menunggu arahan dari seluruh dewan pengarah yang terdiri dari para ketua umum partai politik," tambah Hasto.
"Di situlah komunikasi secara intents dengan partai politik lain, dengan tokoh-tokoh masyarakat itu akan dilakukan," lanjutnya.

Baca juga: Nasib Partai Demokrat setelah Keluar dari Koalisi Perubahan, Bakal Gabung ke Prabowo atau Ganjar?
Diketahui sebelumnya sempat tersiar kabar bahwa elite Partai Demokrat sempat berkomunikasi dengan elite PDI-P untuk mempertemukan SBY dengan Megawati seusai Cak Imin mengkudeta AHY.
“Komunikasinya masih terus dijalin. Artinya kan komunikasi itu beberapa level,” tutur Ketua Badan Pembina Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi (BPOPKK) Partai Demokrat, Herman Khaeron.
Herman Khaeron pun berharap pertemuan elite Partai Demokrat dan PDI-P mampu membuka peluang kerja sama politik di Pilpres 2024 nanti.
“Mudah-mudahan nanti pada akhirnya bukan hanya Demokrat, keinginan Demokrat, tapi Tuhan mentakdirkan bahwa ada pertemuan yang kemudian mengarah kepada koalisi yang betul-betul memiliki kesamaan visi,” pungkasnya.
Sebelumnya juga sempat diberitakan bahwa Demokrat merasa terkhianati oleh langkah yang diambil oleh Partai NasDem.
Bahkan, SBY pun sempat curhat bahwa ada beberapa pihak yang mengingatkannya untuk tidak bekerja sama dengan satu sosok.
Baca juga: SBY Pernah Dicegah untuk Berkoalisi dengan NasDem, Diminta Tak Terlalu Percaya pada Surya Paloh dkk
Dilansir TribunWow.com dari Kompas TV pada Jumat, 1 September 2023 lalu, meski sempat mendapat peringatan, namun SBY tetap menerima tawaran kerja sama dari sosok misterius tersebut dan berprasangka baik.
Meski tak diketahui siapa yang tengah disindir oleh SBY, namun pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat tersebut tak berselang lama setelah Cak Imin menggusur posisi AHY yang digadang-gadang bakal menjadi wakil dari Anies Baswedan di Pilpres 2024.
"Sebenarnya beberapa teman sudah mengingatkan saya agak lama, baik dari kalangan kader Demokrat maupun dari luar Demokrat, (mereka menyampaikan) ini Pak SBY, Bapak benar-benar percaya kepada orang itu atau kepada orang-orang itu? lalu saya jawab dengan praduga yang baik prasangka yang baik, saya percaya."
"Teman itu lalu mempersilakan (SBY dan Demokrat). Lihat saja nanti, yang penting saya sudah mengingatkan," tutur SBY.

Baca juga: Diberi Jaminan Menang, Cak Imin Beberkan Ucapan Surya Paloh saat Minta Jadi Cawapres Anies
Mengungkit lagi pernyataan temannya tersebut, SBY kini mengaku meyakini kebenaran dari hal yang sempat diperingatkan oleh rekan-rekannya beberapa waktu lalu.
"Keputusan sepihak kemarin itu (NasDem tentukan Capres lain), jika saya boleh mengatakan, adalah keputusan gelap dan tidak sesuai dengan arah kesepakatan," lanjut SBY.
Namun, SBY dan Partai Demokrat mencoba menerima keputusan dan legowo terkait naiknya Cak Imin menjadi wakil dari Anies Baswedan di Pilpres 2024 kelak.
"Anggaplah kita salah kali ini tetapi kita belajar mudah-mudahan kita tidak salah lagi ke depan dan mudah-mudahan dengan izin Allah didukung ikhtiar kita, kita juga tidak kalah nantinya," kata SBY.
Dengan penuh kesadaran SBY menganggap bahwa ini adalah dunia politik yang penuh strategi dan taktik yang perlu disusun.
"Kita semua mengerti politik itu memang penuh strategi dan taktik, caranya banyak tetapi saya tidak menyangka kalau tindakan itu sejauh ini, menurut saya melebihi batas kepatutan, moral dan etika dalam politik, ini (gaya politik yang) kasar," ucapnya.
Seusai Partai NasDem menandatangani kontrak untuk membawa Cak Imin dari PKB menjadi wakil dari Anies Baswedan, SBY pun sempat memberi sindiran.
Baca juga: BREAKING NEWS: PKS Masih Tetap di Koalisi Pendukung Anies Baswedan, Sambut Baik Kedatangan PKB
SBY menilai politik PDI-P dan Partai Gerindra dalam mencari koalisi adalah politik baik.
Sebelumnya, sosok capres yang diusung oleh PDI-P, yakni Ganjar Pranowo berpotensi mengajak AHY bergabung ke koalisinya di Pilpres 2024 nanti.
Prabowo Subianto pun juga sempat mengajak SBY untuk bergabung ke koalisinya di Pilpres 2024 saat sosok Menteri Pertahanan tersebut berkunjung ke Pacitan.
"Saya harus jujur mengatakan bahwa cara seperti itu adalah cara yang baik, sah, tidak salah dan dibenarkan dalam demokrasi dalam dunia politik."
"Ajakannya pun saya dengarkan juga tulus dan serius dilakukan secara terbuka, publik juga tahu ini kan baik untuk transparansi politik, dibandingkan manuver bawah tanah yang penuh dengan misteri," sindir SBY.
"Kalau tujuannya baik, untuk kepentingan bangsa pihaknya akan meresponnya dengan baik."
"Karenanya respon kita juga positif, kita menghormati, kita menghargai bahkan kami setuju untuk terus menjalin komunikasi," ujar SBY.
Diberitakan sebelumnya, peluang Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk jadi bacawapres sangat kecil karena koalisinya bubar.
Dilansir TribunWow.com, merapatnya Cak Imin ke kubu NasDem tak lepas dari semakin kecilnya porsi PKB di Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang diusung oleh bakal capres Prabowo Subianto.
Kini, Cak Imin dan PKB santer disebut angkat kaki dari kubu Prabowo dan langsung diterima oleh NasDem jelang Pilpres 2024.
Bahkan, Cak Imin langsung didaulat untuk menjadi cawapres dari Anies Baswedan di kontestasi Pilpres 2024 mendatang sekaligus menggusur sosok AHY.
Baca juga: Politisi Demokrat Andi Arief Murka, Sebut Anies Baswedan Berdarah Dingin tapi Pengecut, Ini Sebabnya
Dilansir TribunWow.com dari Tribunnews.com pada Jumat, 1 September 2023, hanya dalam rentang waktu tujuh hari AHY yang sempat menjadi kandidat kuat cawapres Anies Baswedan harus tergusur oleh Cak Imin.
Dalam rentang waktu tujuh hari tersebut, Sekjen Partai Demokrat, yakni Teuku Riefky Harsya membeberkan rentetan peristiwa-peristiwa yang terjadi yang dimulai dari 24-31 Agustus 2023 lalu.
Lewat rilisan pers sejumlah tiga halaman, Riefky menyebut ada komunikasi antara Tim 8 dengan Ketua Umum Partai NasDem, Demokrat, dan PKS tentang pendeklarasian wakil dari Anies Baswedan di Pilpres 2024 kelak.
Tim 8 sendiri juga mendapat mandat dari Surya Paloh selaku Ketua Umum Partai NasDem untuk menyerahkan keputusan terkait waktu deklarasi wakil Anies Baswedan. (TribunWow.com)
Baca berita Pilpres 2024 lainnya