Pilpres 2024
Prabowo Beri Sindiran untuk PKB? Sebut soal Pengkhianatan hingga Minta Rakyat Menilai Sendiri
Ketua Umum Partai Gerindra dan bakal calon presiden Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto, berikan sindiran keras soal adanya aroma pengkhianatan.
Penulis: Adi Manggala Saputro
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum Partai Gerindra dan bakal calon presiden Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto, berikan sindiran keras soal adanya aroma pengkhianatan dalam beberapa waktu terakhir.
Dilansir TribunWow.com dari kanal Youtube geloraTV, dalam pidato politiknya, Prabowo membeberkan fakta tentang dirinya yang sempat ditentang dan dituduh berkhianat saat bergabung dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Tentangan dan tuduhan itu justru muncul dari para pendukungnya sendiri.
"Saya pun ditentang tadinya bergabung. Ditentang saya oleh pengikut-pengikut saya sendiri. Saya dituduh pengkhianat," kata Prabowo dalam orasi politiknya saat deklarasi Partai Gelora kepada Prabowo sebagai capres di Djakarta Theater, Jakarta, Sabtu (2/9/2023).
Baca juga: Surya Paloh Sindir Jokowi-Prabowo saat Deklarasi Anies-Cak Imin, Sebut Pilpres 2019 Mengadu Domba
Lebih lanjut, Prabowo juga turut mengungkapkan jika akhir-akhir ini banyak terjadi pengkhianatan.
Ia pun lantas meminta semua pihak untuk ikut berintrospeksi diri.
"Memang akhir-akhir ini memang sarat dengan aroma-aroma pengkhianatan. Saudara-saudara ini harus kita introspeksi," jelasnya.
Selain itu, Prabowo juga turut mengingatkan soal masa penjajahan Belanda yang lama menduduki dan menguasai Indonesia karena adanya pengkhianatan dari bangsa sendiri.
Sebabnya tak lain karena saat itu para sultan dan pangeran saling berebut tahta.
"Selama sejarah Indonesia, ini Belanda berkuasa karena di antara kita ya kan. Benar nggak? Perusahaan kecil bisa taklukan kerajaan kerajaan kita. Karena pangeran-pangeran itu, bener nggak, sibuk rebutan kursi," jelasnya.
"Sultan meninggal, putra putranya perang, putra kandung perang. Ini pelajaran, nampaknya kita masih harus belajar terus," lanjutnya.

Baca juga: Aksi Kocak Prabowo Lupa Sapa PSI saat Acara Deklarasi Dukungan dari Partai Gelora: Jadi Gerogi Saya
Atas dasar itu, Prabowo pun meminta semua pihak untuk mewaspadai adanya politik adu domba dan pembelahan.
"Jadi politik adu domba, politik pembelahan. Semakin Indonesia tidak bersatu, semakin kekuatan-kekuatan tertentu di dunia ini senang, lihat kenapa? Kita terlalu besar, kita terlalu kaya," tandasnya.
Lantas, apakah ungkapan Prabowo itu merupakan sindiran untuk PKB yang memutuskan bergabung dengan KPP?
Sebagaimana diketahui, DPP PKB akhirnya menyatakan menerima tawaran Partai NasDem untuk berkoalisi mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden.
Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PKB, Hasanudin Wahid.
Hasanudin Wahid menyampaikan PKB menerima tawaran dari NasDem yang menjadikan Muhaimin Iskandar sebagai cawapres.
Keputusan itu didapat dari hasil rapat pleno, elite PKB di Kantor DPW PKB Jatim, Jumat (1/9/2023).
"Lamaran partai NasDem kepada Ketua Umum kami Gus Muhaimin bersama-sama maju Pilpres 2024 dengan saudara Anies Baswedan. Jadi keputusannya adalah kami menerima baik tawaran partai Nasdem," kata Hasanuddin.
Hingga pada akhirnya, deklarasi capres-cawapres KPP Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar diresmikan di Hotel Yamato (Majapahit), Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/9/2023).
(TribunWow.com/Adi Manggala S)
Sebagian artikel ini dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com dengan judul Prabowo: Akhir-akhir Ini Sarat dengan Aroma-aroma Pengkhianatan, Ini Harus Kita Introspeksi