Ponpes Al Zaytun dan Ajarannya
Demi Himpun Banyak Uang, Ponpes Al Zaytun sampai Sasar Artis Hanya Modal Proposal, Untung Miliaran
Demi menghimpun banyak uang Ponpes Al Zaytun sampai menyasar para artis dengan modal proposal, tapi untung miliaran.
Penulis: dian shinta mukti
Editor: Via
TRIBUNWOW.COM - Demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah, Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun di bawah pimpinan Panji Gumilang rela menghalalkan segala cara.
Dilansir TribunWow.com dalam rangka menghimpun dana, Al Zaytun menetapkan istilah untuk para donaturnya.
Istilah para donatur tersebut terbagi menjadi dua yaitu desa maju dan desa tertinggal.
Untuk Desa maju menyasar orang-orang yang tinggal di daerah Jakarta Selatan.
Baca juga: NGERI, Al Zaytun Tega Lucuti Busana dan Cambuk Pengurus Jika Gagal Penuhi Target Infak Rp 100 Juta
Orang-orang tersebut datang dari kalangan mahasiswa hingga para artis.
Informasi tersebut diketahui dari mantan pengurus Ponpes Al Zaytun sekaligus Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center yaitu Ken Setiawan.
"Kalau desa maju itu wilayah Jakarta terutama Jakarta Selatan yang dihuni oleh banyak kalangan mahasiswa, dulu ada kalangan artis juga banyak ke situ," ujar Ken Setiawan dikutip dari kanal YouTube tvOneNews pada Senin, 26 Juni 2023.
Sedangkan, untuk desa tertinggal orang-orang yang tinggal di Jakarta Timur, Bekasi dan Cikarang.
Orang-orang tersebut hadir dari kalangan pembantu rumah tangga, karyawan, kuli bangunan hingga perantau.
"Kalau desa tertinggal itu pinggiran-pinggiran Jakarta, Jakarta Timur, Bekasi, Cikarang yang dihuni oleh kayak pembantu rumah tangga, karyawan kuli bangunan yang kebanyakan adalah kalangan perantau," ujar Ken.
Skema untuk mendapatkan infak adalah dengan menyodorkan proposal dan surat tugas.
Panji Gumilang sengaja mendirikan yayasan yatim piatu untuk perantara dalam menggalang dana.

Hasil dari infak tersebut pun cukup fantastis.
Al Zaytun bisa mengantongi miliaran rupiah dalam satu bulan.
"Bahkan di Jakarta Selatan dulu infaknya sampai miliaran rupiah, karena satu bulan saja mereka mendirikan yayasan-yayasan yatim piatu satu bulan dari yayasan itu bisa sampai Rp 10 miliar hanya modal proposal, mereka surat tugas mereka masuk ke perusahaan-perusahaan bahkan ke Pemerintahan ini bisa menghasilkan puluhan miliyar per bulan," tutur Ken.
Baca juga: Kata Panji Gumilang soal Salat 3 Imam dan Salam Shalom Aleichem di Al Zaytun: Gak Semua Harus Lumrah
Menurut Ken, Al Zaytun sengaja memanfaatkan kebaikan dan kedermawanan orang-orang Indonesia.
Al Zaytun memilih menggunakan trik halus dibandingkan dengan cara kriminal.
"Karena mereka tahu orang Indonesia baik-baik, orang Indonesia dermawan-dermawan kalau kita infak enggak mikirin mau ke mana yang penting udah bagus ini (infak), nah ini dimanfaatkan oleh mereka daripada kriminal mendingan menggunakan metode ini," tutur Ken.
Video dapat dilihat mulai menit ke-06.00:
Demi Uang, Al Zaytun Tega Lucuti Pakaian Pengurus
Ponpes Al Zaytun rela menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang.
Ken Setiawan menuturkan jika Al Zaytun menetapkan target uang untuk masing-masing pengurus.
Dalam sebulan, pengurus Al Zaytun harus mendapatkan uang Rp 100 juta rupiah.
Jika target tidak terpenuhi maka hukumannya adalah pakaian pengurus akan dlucuti dan kemudian dicambuk.
"Di sana semakin hari bukan semakin baik semakin banyak kita ngerekrut semakin banyak tanggung jawab yang kita lakukan," ujar Ken Setiawan dikutip dari kanal YouTube tvOneNews pada Senin, 27 Juni 2023.
"Kita harus bertanggung jawab terhadap orang-orang yang kita rekrut, termasuk masalah infak misalnya target, kalau kita misalnya target satu bulan dapat target Rp 100 juta kita hanya dapat Rp 50 juta itu kalau di derah Jakarta kalau pulang enggak dapat target baju dilepas dicambuk," sambungnya.
Menurut Ken, orang yang mencambuk itu adalah salah satu pemimpin Al Zaytun, namun bukan Panji Gumilang.
"Pimpinan," tutur Ken.
Baca juga: Viral Video Alumni Al Zaytun Gelagapan Ditanya Fardu Wudhu, Ngaku 11 Tahun Mondok: Izin Pamit Dulu
Ken menuturkan di Al Zaytun sudah terbentuk struktur negara mulai dari camat, bupati, gubernur hingga presiden.
"Jadi sudah punya struktur negara jadi desa, dari camat, bupati gubernur sampai presiden," tutur Ken Setiawan.
Kala masih bergabung di Al Zaytun, Ken menerima hukuman tersebut.
Baginya, perintah dari ponpes Al Zaytun adalah perintah dari Allah yang wajib ditaati.
"Kita menerima sanksi pada saat itu bahwa pimpinan Khalifah fil ardhi, pimpinan adalah wakil Allah di muka bumi, jadi perintah pimpinan wajib ditaati sepenuhnya," ujar Ken.
"Tidak boleh bertanya atau menolak kita ikuti saaja taati karena itu sama saja perintah Allah," sambungnya.(TribunWow.com/Dian Shinta)