Ponpes Al Zaytun dan Ajarannya
Terkuak, Panji Gumilang Dianggap Nabi Ratusan Ribu Pengikut Al Zaytun, Kalimat Syahadat Juga Diubah
Babak baru kontroversi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Indramayu kembali terbongkar.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Eks pengikut Panji Gumilang membongkar sederet ajaran sesat yang diajarkan kepada jemaah Ponpes Al Zaytun Indramayu, Jawa Barat.
Rupanya, tak hanya satu atau dua hal ajaran sesat yang diajarkan Panji Gumilang kepada pengikutnya.
Eks pengikut Panji Gumilang sekaligus pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan, membongkar bobrok ajaran Ponpes Al Zaytun yang kini menjadi kontroversi.
Ken mengatakan bagi para pengikut, Panji Gumilang dianggap sebagai seorang nabi.
Baca juga: Satu Lagi Ajaran Sesat Al Zaytun Terbongkar: Salat Tak Wajib jika Panji Gumilang Dkk Belum Berjaya
Baca juga: Eks Pengikut Panji Gumilang Bongkar Sumber Dana Ponpes Al Zaytun, Mulai dari Jaringan Bawah Tanah
Karena itulah, segala ajaran yang disampaikan Panji Gumilang langsung diterima oleh para pengikutnya.
Namun ternyata ada pengakuan lain yang lebih mengejutkan.
Ken menyebut pengikut Panji Gumilang memiliki syahadat yang berbeda dari umat Islam lainnya.
Hal itu dibeberkan Ken dalam acara CATATAN DEMOKRASI tvOne, Selasa (20/6/2023).
"Syahadat itu bukan 'Tiada Tuhan selain Allah', tapi 'Tiada Negara kecuali Negara Islam'," ucap Ken.
"Barang siapa bernegara selain negara Islam maka dia kafir."
"Dan siapa saja yang menyampakan risalah agama, layak disebut sebagai seorang nabi."
"Jadi dulu kami meyakini Panji Gumilang adalah nabi baru setelah Nabi Muhammad," imbuhnya.

Tak hanya itu, Panji Gumilang juga tak mewajibkan pengikutnya untuk melaksanakan salat.
Menurut Ken, salat dilakukan tanpa aturan waktu.
"Yang kedua salat, menganggap bahwa karena Indonesia belum dengan hukum Islam maka salat belum diwajibkan," tuturnya.
"Salat suka-suka dia, ketika ada tamu, ketika ada hal tertentu."
Seperti dalam video yang beredar, santri Ponpes Al Zaytun selalu mengenakan jas dan dasi ketika melaksanakan salat.
Rupanya, ada alasan khusus terkait pakaian yang dipakai pengikut Panji Gumilang saat salat.
"Karena dididik menjadi negarawan, salatnya dilarang pakai sarung," ungkap Ken.
"Salatnya dilarang pakai sarung, salat pakai celana, jas, dasi karena mereka dididik sebagai seorang negarawan."
Baca juga: Mantan Pengurus Ponpes Al Zaytun Bongkar Kelakuan Panji Gumilang, Kuasai Dana Bantuan Pemerintah?
Ajaran nyeleneh Panji Gumilang masih berlanjut.
Pria lulusan Gontor itu juga mengajarkan pengikutnya untuk melaksanakan zakat bukan dalam bentuk beras, melainkan kurma.
Mereka pun tak melaksanakan puasa Ramadhan seperti umat Islam lainnya.
"Puasanya juga bukan puasa Ramadhan," ujarnya.
"Puasa diartikan biar negara Islam menang jadi mereka harus totalitas, memberikan semua yang dimiliki agar mereka menang."
Ibadah Haji Sesat Pengikut Al Zaytun
Di sisi lain, mantan pengikut Panji Gumilang, Anto, pun membongkar kebiasaan ratusan ribu pengikut pimpinan Ponpes Al Zaytun itu.
Hal tersebut diungkap Anto dalam acara FAKTA tvOne, Senin (19/6/2023).
Menurut dia, Panji Gumilang mendoktrin pengikutnya untuk mempercayai bahwa Ponpes Al Zaytun merupakan Madinah-nya Indonesia.
Karena itu, setiap bulan Muharram ratusan ribu pengikut Panji Gumilang berkumpul di Ponpes Al Zaytun.
"Inilah ibu kota NII, Madinah Indonesia itu di Al Zaytun," ucapnya, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Senin (19/6/2023).
"Makanya jangan heran kalau Muharram kumpul seratus ribu orang, dua ratus ribu orang."
Ratusan ribu pengikut itu yang kemudian menggalang dana fantastis untuk Ponpes Al Zaytun.
Baca juga: Anggap Al Zaytun Madinahnya Indonesia, Ratusan Ribu Pengikut Panji Gumilang Kumpul Tiap Muharram
Baca juga: Menilik Galangan Kapal Al Zaytun, Tempat Panji Gumilang Isunya Buat Kapal Seukuran Bahtera Nabi Nuh
Dalam mengumpulkan dana, pengikut Panji Gumilang bahkan menghalalkan berbagai cara.
Termasuk perampokan dan aksi kriminal lagi yang dihalalkan dalam ajaran Panji Gumilang.
"Itu real itu, dan itulah kapal selam yang besar itu, yang mensuplai uang untuk kapal pesiar yang tidak punya mesin," ucap Anto.
"Penggalangan dana karena melegalisasi semua tindakan, imbasnya kepada pribadi yang melakukan aksi kriminal," tukasnya.
Pernyataan Anto senada dengan pengakuan eks pengurus Ponpes Al Zaytun, Ken Setiawan.
Menurut Ken Setiawan, pengikut Ponpes Al Zaytun melaksanakan haji tersendiri.
Mereka, kata Ken Setiawan, berkumpul di Ponpes Al Zaytun pada 1 Muharram untuk melaksanakan ibadah haji.
Para pengikut Ponpes Al Zaytun lantas melaksanakan ibadah tawaf.
Namun bukan dengan mengelilingi Ka'bah, melainkan dengan berkeliling di lingkungan Ponpes seluas 1.200 Ha menggunakan mobil.
Baca juga: Bocoran Hasil Pertemuan Ratusan Kiai Tentang Ponpes Al Zaytun, Nasibnya di Tangan Ridwan Kamil
"Melempar jumroh bukan pakai batu tapi pakai sak semen, semakin besar semakin soleh," ucap Ken Setiawan, dikutip dari TribunCirebon.com, Senin (19/6/2023).
"Mereka juga mengatakan Al Qur’an ini bukan dari Allah melainkan perkataan nabi Muhammad, berarti ini kan menodakan agama."
Di balik kemegahan bangunan Ponpes Al Zaytun, kata Ken, ada gerakan bawah tanah untuk mendirikan negara Islam.
"Orang yang mau belajar dimanfaatkan Panji Gumilang, UUD, ujung-ujungnya duit. Boleh mencuri, merampok, menghalalkan segala cara. Novel 'Tuhan Ijinkan Aku Jadi pelacur' itu NII. Jadi merampok orang kafir itu nggak apa kata mereka."
"Jadi mereka cari uang. Mereka zakatnya bukan beras tapi uang. Memberi harta itu boleh, karena nanti kalau NII dan Al Zaytun menang nanti dikembalikan," tandasnya. (TribunWow.com/Tami)
Baca artikel lain terkait Ponpes Al Zaytun