Ponpes Al Zaytun dan Ajarannya
Lempar Jumroh Pengikut Ponpes Al Zaytun, Lempar Minimal 7 Sak Semen Berisi Uang, Ini Tujuannya
Babak baru kontroversi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Indramayu, Jawa Barat, terus berlanjut.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Babak baru kontroversi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Indramayu, Jawa Barat, terus berlanjut.
Kali ini, terungkap ibadah haji nyeleneh yang diajarkan pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang.
Pengikut Panji Gumilang rupanya melaksanakan ibadah haji setiap 1 Muharram.
Hal itu tentu berbeda dari umat Islam yang melaksanakan haji setiap bulan Dzulhijah.
Baca juga: Terkuak, Panji Gumilang Dianggap Nabi Ratusan Ribu Pengikut Al Zaytun, Kalimat Syahadat Juga Diubah
Baca juga: Satu Lagi Ajaran Sesat Al Zaytun Terbongkar: Salat Tak Wajib jika Panji Gumilang Dkk Belum Berjaya
Tak berhenti sampai di situ, pengikut Panji Gumilang juga tak melaksanakan ibadah Haji di Mekkah.
Hal itu diungkap eks pengikut Panji Gumilang sekaligus pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan.
"Ibadah haji menurut NII itu enggak perlu ke Mekkah," ucap Ken Setiawan, dalam acara CATATAN DEMOKRASI tvOne, Selasa (20/6/2023).
"Ibadah haji cukup datang ke Al Zaytun setiap 1 Muharram, diartikan sebagai perkumpulan para pejabat."
"Dan itu seluruh korwil datang melakukan ritual haji juga di sana," imbuh Ken.
Kala itu, menurut Ken, Panji Gumilang memiliki 250 ribu pengikut.
Ratusan ribu pengikut itu memenuhi Ponpes Al Zaytun setiap 1 Muharram.
Ken kemudian membahas soal ibadah tawaf yang dilakukan jemaah Al Zaytun.

Baca juga: Eks Pengikut Panji Gumilang Bongkar Sumber Dana Ponpes Al Zaytun, Mulai dari Jaringan Bawah Tanah
"Keliling tawaf misalnya, kita bukan keliling Ka'bah tapi keliling pesantren seluas 1.200 Ha," ucap Ken.
"Kita bertakbir 'Inilah Islam, ini besar, mewah, megah, lengkap fasilitasnya'."
"Jadi meng-akbarkan Al Zaytun dengan segala lengkap fasilitasnya."
"Saya kira semua orang yang ke sana mengucapkan Subhanallah," tambahnya.
Ken menambahkan, jemaah Al Zaytun melakukan ibadah lempar jumroh ketika haji.
Namun, bukan kerikil yang mereka lemparkan.
Melainkan dengan melempar minimal 7 sak semen berisi uang.
"Ada juga istilah melempar jumroh, kalau di Mekkah kan pakai kerikil," ujarnya.
"Kalau di Al Zaytun 'Kita sedang bangun gedung, kalau pakai kerikil enggak kelar-kelar'."
"Jadi setiap orang yang datang ke sana di akhir sambutan Syekh Panji Gumilang ada ritual melempar jumroh."
"Misalnya dari Jakarta ada Rp 1 miliar, melempar jumrohnya enggak pakai kerikil, pakai sak semen dalam bentuk duit," tandas Ken.
Baca juga: Pimpinan Ponpes Al Zaytun Ngaku Punya Intel di Jakarta, Panji Gumilang: 5 Menit Informasi Datang
Sumber Dana Al Zaytun
Anto, mantan pengikut pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang, membeberkan sumber dana organisasi.
Seperti diketahui, Ponpes Al Zaytun viral di media sosial karena diduga melakukan penyimpangan syariat agama Islam.
Pemicunya, Panji Gumilang menyebut Alquran hanya karangan Nabi Muhammad SAW dan bukan kalam ilahi.
Selain itu, masih banyak lagi kontroversi-kontroversi mengenai Ponpes Al Zaytun dan ajaran Panji Gumilang.
Dilansir TribunWow.com dari kanal YouTube tOneNews pada Rabu (21/6/2023), Anto menjelaskan bahwa Ponpes Al Zaytun dibangun pada tahun 1996.
Penggalangan dana untuk pembangunan Ponpes Al Zaytun dipersiapkan satu tahun sebelumnya.
Anto juga mengatakan bahwa penggalangan dana Ponpes Al Zaytun dari jaringan bawah tanah yang tergabung dalam Negara Islam Indonesia (NII).
Sedangkan untuk memutarkan roda organisasi Ponpes Al Zaytun menggunakan dana dari anggota NII yang menyetorkan miliaran setiap bulannya.
"Dari mana dia bisa memutar roda organisasi pendidikan begitu besar dari luar," ujar Anto.
"Dari mana uangnya bukan dari Saudi, atau luar negeri, tapi dari dalam negeri," tambahnya.
"Dari orang-orang NII itu yang setiap bulan menyetorkan miliaran untuk memutar roda organisasi," jelasnya.
Baca juga: Pimpinan Ponpes Al Zaytun Ngaku Punya Intel di Jakarta, Panji Gumilang: 5 Menit Informasi Datang
Selain itu, Ponpes Al Zaytun juga memiliki program-program yang harus memerlukan biaya besar.
"Kita punya basis, punya program yang harus dijalankan, kita punya ibukota di Indramayu, punya program pendidikan, kesehatan, militer dan sebagainya ini harus dibiayai," tutur Anto.
Ratusan ribu pengikut Panji Gumilang juga menjadi penyuplai dana untuk Ponpes Al Zaytun.
Dari dana tersebut pula, Panji Gumilang bisa memiliki kapal yang berada di Ponpes Al Zaytun.
"Makanya jangan heran kalau 1 Muharram kumpul 100-200 ribu orang, itu real itu," ujar Anto.
"Itulah kapal selam yang besar yang suplai uang untuk kapal pesiar yang tidak punya mesin itu," tambahnya. (TribunWow.com)
Baca artikel lain terkait Ponpes Al Zaytun