Pilpres 2024
4 Alasan Naiknya Elektabilitas Prabowo, Jarang Pencitraan hingga Sadar Berstatus Bawahan Jokowi
Juru bicara Menhan RI Prabowo Subianto, Dahnil Anzar menjelaskan ada beberapa alasan yang menyebabkan meroketnya elektabilitas Prabowo.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Lebih dari satu lembaga survei menunjukkan elektabilitas Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto yang paling tinggi jika dibandingkan dua kandidat kuat bakal calon presiden 2024 yang lain yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Juru bicara Menhan RI, Dahnil Anzar Simanjuntak menjelaskan ada empat hal yang menyebabkan meroketnya elektabilitas Prabowo Subianto.
Dikutip TribunWow dari Kompastv, keempat hal tersebut adalah sebagai berikut.
Baca juga: Prabowo Semakin Dekat dengan Jokowi jelang Pilpres, Masinton Pasaribu Bandingkan dengan Ganjar
Faktor pertama adalah kinerja Prabowo sebagai Menhan RI.
Kemudian variabel kedua adalah sikap Prabowo yang sadar dirinya merupakan menteri yang berfungsi sebagai pembantu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
"Selama ini banyak tuduhan dialamatkan kepada Pak Prabowo, ketika Pak Prabowo bergabung dengan pemerintahan Pak Jokowi, ini bisa jadi duri dalam daging," ujar Dahnil.
"Cuman ternyata Pak Prabowo menunjukkan sikap yang gentle, sikap yang ksatria, Beliau bertugas sebagai prajurit," ungkapnya.
Selanjutnya faktor ketiga adalah otentisitas Prabowo yang fokus pada pekerjaan dan jarang melakukan pencitraan dibandingkan tokoh-tokoh lain.
Dahnil menceritakan bagaimana Prabowo jarang aktif secara berlebihan di medsos, bahkan terkadang media massa kesulitan ingin melakukan wawancara dengan sang Menhan RI.
Menurut Dahnil, Prabowo ingin fokus kepada kinerjanya sebagai seorang menteri.
Terakhir faktor keempat adalah kinerja politik dari Partai Gerindra dan para kadernya.
Sebelumnya diberitakan, Terungkap adanya tren pergeseran pilihan publik dari yang mendukung Ganjar Pranowo ke Prabowo Subianto.
Masyarakat yang puas dengan kinerja Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) awalnya memilih Ganjar.
Namun, belakangan Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA menemukan adanya peralihan suara ke Prabowo.
Adapun survei tersebut digelar sejak 30 Mei hingga 12 Juni 2023 dengan melibatkan 1.200 responden.
Sampel survei diambil dengan metode multistage random sampling melalui metode survei wawancara tatap muka.
Margin of error survei tersebut mencapai hingga kurang lebih 2,9 persen.
Sebagaimana diketahui, dalam survei yang sama, kinerja Jokowi dinilai positif oleh 76,2 persen responden.
Selain itu, menurut data Jokowi adalah Presiden yang paling banyak disukai dibanding 7 presiden yang lalu dengan suara 35,1 persen dan disusul Pak Harto 31,9 persen.
Baca juga: Mesranya Prabowo, Erick Thohir dan Presiden Jokowi: Kompak Nyetadion Tonton Laga Timnas Vs Argentina

LSI lantas menghubungkan kepuasan kinerja Jokowi dengan kandidat calon presiden (Capres).
Pada awal 2023, pihak yang puas dengan kinerja Jokowi banyak mendukung Ganjar.
"Di Januari 2023, yang puas terhadap kinerja Pak Jokowi mayoritas masih mendukung Pak Ganjar, 53,2 persen dibanding 29,7 persen," ungkap peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby dikutip kanal YouTube LSI DENNY JA OFFICIAL.
Hal ini berubah pada Juni 2023, di mana nama Prabowo berangsur-angsur melambung pada Juni 2023 mengalahkan Ganjar.
"Di Maret masih juga diungguli Pak Ganjar, 47,8 persen dibanding 35,8 persen. Namun di Juni angkanya mulai berubah walau pun angkanya tidak terlalu signifikan perbedaannya. Prabowo di angka 43,3 persen, sementara Pak Ganjar di angka 42,3 persen."
"Jadi untuk pertama kalinya, yang puas dengan kinerja Jokowi lebih banyak memilih Pak Prabowo dibanding Pak Ganjar Pranowo."
Baca juga: Lihat Keramahan Prabowo setelah Nonton Timnas Indonesia Vs Argentina, Suporter sampai Meneriaki
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke- 47.49:
(TribunWow.com/Anung/Via)