Breaking News:

Terkini Internasional

WHO Sebut Masih Ada Risiko Beracun dari Sirup Obat Batuk karena Tong Penyimpanan di Gudang

Badan PBB menyebut sembilan negara kemungkinan telah tercemar obat batuk sirup yang dijual bebas.

Venture Academy
Ilustrasi obat sirup - Badan PBB menyebut sembilan negara kemungkinan telah tercemar obat batuk sirup yang dijual bebas. 

TRIBUNWOW.COM - Ada ancaman global yang ditimbulkan oleh sirup obat batuk, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dikutip TribunWow.com dari Channel News Asia, WHO mengatakan pihaknya tengah bekerja dengan enam negara, Sabtu (17/6/2023).

Para negara tersebut akan melacak obat-obatan anak secara lebih mendetail.

Baca juga: Cek Persiapan TNI yang Mau Tugas di Papua, Prabowo: Nakesnya di Sana Berapa? Obat Anti-Malaria Ada?

Badan PBB menyebut sembilan negara kemungkinan telah tercemar obat batuk sirup yang dijual bebas.

Hal ini diteliti setelah lebih dari 300 bayi dari tiga benua meninggal dunia di tahun 2022 silam.

Ketua Tim WHO untuk kasus obat-obatan di bawah standar palsu, Rutendo Kuwana menolak menyebut 6 negara baru yang berkeja sama.

Sementara penyelidikan masih berlangsung.

Dia memperingatkan bahwa obat-obatan yang terkontaminasi masih dapat ditemukan.

Baca juga: Viral Childfree Gegara Gitasav, Melaney Ricardo Beri Sindiran Menohok: Anak sebagai Obat Capek

Karena tong pembuatan yang tercemar kemungkinan masih berada di gudang obat.

Sirup obat batuk dan bahannya, propilen glikol, keduanya memiliki umur simpan sekitar dua tahun.

"Ini adalah risiko yang berkelanjutan," kata Kuwana.

Pelaku yang tidak bermoral terkadang mengganti propilen glikol dengan alternatif beracun, etilen glikol dan dietilen glikol, karena harganya lebih murah, kata beberapa pakar manufaktur farmasi.

Alternatifnya lebih umum digunakan dalam minyak rem dan produk lain yang tidak dimaksudkan untuk konsumsi manusia.

Teori kerja WHO adalah bahwa pada tahun 2021, ketika harga propilen glikol melonjak, satu atau lebih pemasok mencampurkan cairan beracun yang lebih murah dengan bahan kimia yang sah, kata Kuwana.

Dia tidak mengatakan di mana pemasok itu berada, dan menambahkan bahwa rantai pasokan yang tidak jelas telah mempersulit pembuktian ini. (TribunWow.com/ Tiffany Marantika)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
WHOBatukracunPBBObat
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved