Breaking News:

Kabar Tokoh

Jarum Jatuh dan Pagar Mangkuk Visi 18 Tahun Kerja Mantan Bhabinkamtibmas Sondakan Solo

Peran mantan Bhabinkamtibmas Sondakan, 18 tahun abdikan diri dan bekerja dengan visi jarum jatuh serta pagar mangkuk.

Editor: adisaputro
TribunWow.com/Adi Manggala S
Peran AKBP (Purn) Ida Bagus saat masih aktif menjadi Bhabinkamtibmas di Sondakan, Laweyan, Solo. 

TRIBUNWOW.COM - Nama AKP (Purn). Ida Bagus Komang Suarnawa atau akrab disapa masyarakat dengan Pak Ida, tentu sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.

Bagaimana tidak, 18 tahun AKP (Purn) Ida Bagus abdikan dirinya untuk membina, mengayomi dan melindungi masyarakat satu di antara kelurahan di tengah Kota Solo tersebut.

Tentu, tugas AKP Ida Bagus tak lain adalah seorang Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat atau kerap disebut sebagai Bhabinkamtibmas Polisi Sektor (Polsek) Laweyan, Solo.

Sosok AKP Ida Bagus banyak dikenal masyarakat Sondakan karena sifat rendah hati dan jenakanya.

Baca juga: 15 Ucapan Selamat Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah, Jatuh pada Tanggal Berapa?

Dalam melaksanakan tugasnya, AKP (Purn) Ida Bagus kerap berperan selayaknya masyarakat umum biasa, berbaur di setiap kegiatan kemasyarakatan hingga nongkrong di HIK (warung angkringan) untuk sekadar bercanda gurau.

Hal itu dilakukan untuk lebih dekat dengan masyarakat dan mencari tahu tentang apa saja keluhan yang kerap dirasakan oleh warga di area Sondakan yang ia bina tersebut.

Istilah peribahasa yang AKP (Purn) Ida Bagus gunakan dalam satu di antara tugasnya yakni seperti ibarat "jarum jatuh saja, kita (bhabinkamtibmas) harus tahu".

Selama 18 tahun mengabdikan diri sebagai Bhabinkamtibmas, tentu, banyak sekali program yang telah dilakukan untuk kesejahteraan masyarakat.

Beranjak dari visi "jarum jatuh saja, kita (bhabinkamtibmas) harus tahu", AKP (Purn) Ida Bagus kerap terjun membantu masyarakat di semua aspek bidang.

Dari aspek ekonomi, psikologis hingga hal kecil tindak pidana ringan (tipiring) pernah ia tangani.

Seperti contohnya, di bidang ekonomi, membantu mendata hingga menyalurkan bantuan kepada masyarakat rentan secara kehidupan ekonominya dan juga terdampak bencana seperti banjir dan Covid 19 beberapa waktu silam.

"Pembagian sembako mendata dulu yang miskin berapa swadaya dari anggota-anggota yang dikoordinir oleh kapolsek. Instruksi dari polres silahkan didata, kemudian dari polsek itu mendata lewat babinkamtibmas yang ada di kelurahan-kelurahan, bantuan sembako untuk korban banjir, dan juga Covid-19 yang beberapa tahun terakhir menjangkiti Indonesia," ujar Ida Bagus.

Sedangkan untuk bantuan secara psikologis, AKP (Purn) Ida Bagus juga selalu terjun dalam melakukan pendampingan rehabilitasi dan juga kerap menjadi mentor untuk memberikan motivasi.

"Ada juga binaan sentuhan langsung dari babinkamtibmas. Di Laweyan ada yayasan yatim piatu di kerten, laweyan sering diagendakan. Di wangkung ada, wanita terjaring operasi, setiap hari senin memberikan pembekalan pengetahuan supaya tidak terulang kembali menjadi orang yang tidak baik, serta melakukan pendekatan, kenapa kamu seperti itu, karena mayoritas alasannya karena masalah ekonomi dan ditinggal suami," jelasnya.

Tentu, dalam menjalankan tugasnya, AKP (Purn) Ida Bagus kerap bekerjasama dengan Dinas Sosial Solo untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada masyarakat yang terjaring operasi untuk bisa berubah ke arah yang lebih baik lagi ke depannya.

Satu di antara kegiatan yang dilakukan yakni berkaitan dengan memberikan program pelatihan keterampilan serta stimulan perlengkapan terkait sebagai bekal ketika suatu saat nanti kembali ke lingkungan masyarakat luas.

"Polisi bekerjasama dengan dinas sosial, untuk memberikan keterampilan menjahit, tata boga, dan dibekali salon, kesenian ternyata berhasil kerjasamanya supaya bisa kembali ke masyarakat dan tidak kembali seperti itu, ada juga yang jualan nasi kucing. Dikasih stimulan, ada yg bisa jahit dikasih dinsos mesin jahit, tata boga alat-alat rumah tangga memasak dan sebagainya," terang Ida Bagus.

Selain terjun langsung membina warga binaan rehabilitasi, AKP (Purn) Ida Bagus juga memiliki cerita menggelitik ketika membina Yayasan Difabel di area sekitar Sondakan, Laweyan.

"Kita mengisi sudah dijadwalkan dari pihak dinsos, saya dikirim, dipercaya oleh pimpinan, saya menyampaikan disitu supaya betul-betul terarah, ada kegiatan olahraga juga. Pada waktu itu, sempat, ada yang lari, melarikan diri keluar sampai ganti baju saat berada di kampung untuk menyamarkan pelariannya karena saat itu mengenakan seragam," ujarnya.

Mengetahui hal itu, AKP (Purn) Ida Bagus mencoba untuk mencoba melakukan pendekatan dengan mencari tahu apa sebabnya ia melarikan diri.

Setelah nyaman bercerita, AKP (Purn) Ida Bagus turut memberikan masukan dan nasehat agar ia tak kembali melakukan hal itu.

"Lalu saya berikan arahan dan pendekatan kenapa kok lari, terus dia ganti baju di kampung, soalnya kan ada seragam sebenarnya, saya sampaikan kalau kamu melarikan diri percuma, apa yang diberikan tuhan pasti akan dilindungi oleh Tuhan," jelasnya.

Di sisi lain, untuk lebih mendekatkan diri ke masyarakat luas terutama kepada anak-anak difabel, AKP (Purn) Ida Bagus juga kerap membawa permen untuk dibagikan.

Karena pada waktu itu, ia diberikan uang saku tambahan selama satu bulan sebesar Rp 50.000 dari Polsek Laweyan.

Uang saku tambahan itu pun tak lantas ia gunakan untuk kepentingan pribadi.

AKP (Purn) Ida Bagus memilih untuk mengalokasikan anggaran tersebut untuk dibelikan permen dan dibagikan kepada anak-anak difabel di area binaannya.

Bhabinkambtimbas
Bhabinkambtimbas (TribunWow.com/Adi Manggala S)

Baca juga: Hebohkan Netizen, Viral Video Aksi 2 Wanita Asyik Berjoget Kenakan Seragam Polisi Tanpa Celana

"Itu dulu saya bawa permen, saya dapet 50 ribu selama satu bulan, kalau datang saya belikan permen," bebernya.

Lebih lanjut, tak hanya kisah jenaka yang pernah AKP (Purn) Ida Bagus rasakan selama bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di wilayah Kelurahan Sondakan, Laweyan.

Ia juga pernah mendapatkan cerita menyentuh dari satu di antara wanita binaan rehabilitasi yang tertangkap dalam operasi.

AKP (Purn) Ida Bagus menceritakan wanita tersebut berpesan kepada dirinya untuk tak menyebarluaskan pekerjaannya terutama kepada anak-anaknya.

Wanita itu terpaksa berbohong dan melakukan pekerjaan tak patut tersebut karena himpitan ekonomi.

"Ada juga seorang itu bilang jangan sampai tahu anaknya, saya koordinasi dengan pembina rehabilitasi sana, akhirnya bisa diselesaikan, karena faktornya pamit ke anak kerja, tapi gak taunya seperti itu, karena faktor ekonomi."

Tak hanya kerap menyambangi Panti Rehabilitasi saja, AKP (Purn) Ida Bagus juga kerap turut serta membina masyarakat tunanetra dan juga Panti Jompo di wilayah Sondakan.

Ia merasa takjub dengan kegigihan masyarakat tunanetra dan para lansia di Panti Jompo yang ternyata memiliki fisik kuat dan keterampilan luar biasa di bidang musik.

"Ada panti jompo, tunanetra, fisiknya kuat-kuat, tapi banyak yang diberikan kelebihan, ada yang bisa latihan orgen, musik-musik, kita selalu mendampingi memberikan motivasi, nanti kalau sudah dapat dipakai yang serius," ungkap Ida Bagus.

Selain menerpakan visi "jarum jatuh", AKP (Purn) Ida Bagus dalam melaksanakan tugasnya juga berpegang teguh dengan istilah "Pagar Mangkuk".

Seperti diketahui, Pagar Mangkuk adalah sebuah metafora dalam masyarakat Jawa yang memiliki makna saling berbagi, peduli dan menjaga di antara orang-orang yang hidup bersama dalam suatu lingkungan.

Beranjak dari metafora atau istilah "Pagar Mangkuk", dalam menjalankan tugasnya, AKP (Purn) Ida Bagus juga berinsiatif untuk berbagi dan peduli dengan masyarakat binaannya dalam hal membukakan lapangan pekerjaan bagi mereka yang pernah terjerembab dalam kehidupan nakal dan bebas.

Seperti halnya turut menyalurkan masyarakat untuk bekerja di salon, rumah makan, hotel, parkir, cleaning service, sopir dan ada juga yang diarahkan untuk bisa ikut pelatihan satpam.

Hal itu AKP (Purn) Ida Bagus lakukan semata untuk membantu kehidupan mereka agar kembali ke jalan yang positif dan mendapatkan penghasilan untuk menghidup kehidupannya sehari-hari.

"Saya juga pernah salurkan pekerjaan, untuk yang nakal-nakal, disalurkan ke salon-salon lumayan sehari 100 ribu, rumah makan kecil-kecil di area laweyan, betul-betul tersalur sehingga dapat penghasilan."

"Ada yang sopir, kerja di hotel area saya, kebanyakan menjadi karyawan, saya kerjasama dengan pak lurah, lobi manajer perusahaan untuk membantu masyarakat disini ya," jelas Ida Bagus.

Menurutnya, prinsip dan visi Pagar Mangkuk itu ia lakukan karena, orang yang sudah mapan secara pekerjaan akan meminimalisir adanya tindak kejahatan seperti mabuk, malak, mencuri dan sebagainya.

Selain itu, pendekatan lebih seperti ikut nongkrong ajak obrol juga menjadi caranya untuk bisa memberikan binaan terhadap masyarakat yang kerap melakukan tindakan pidana ringan.

"Kalau sudah mapan tidak mungkin mendem, malak orang, yang seperti saya dekatin, akhirnya mereka sadar, tidak pakai kekerasan, masyarakatnya saya ajak nongkrong, pakai metode, akhirnya berhasil itu," terangnya.

Hal itu  lakukan karena masyarakat sejatinya tidak bisa diperlakukan dengan keras.

Menggunakan metode humanis lah menjadi pendekatan efektif yang bisa merangkul masyarakat di semua elemen hingga ke lapisan yang paling bawah.

"Karena apa, orang seperti itu kan benci karena merasa diganggu, lee mas kalau kowe ngene terus sek rugi awakmu (mas, kalau kalian gini terus rugi buat badanmu sendiri)," terangnya saat memberikan nasehat kepada oknum masyarakat yang kerap melakukan tindak pidana ringan tersebut (tipiring).

Selanjutnya, setelah mengetahui permasalahan tersebut, kembali, AKP (Purn) Ida Bagus menggunakan visi "Pagar Mangku" untuk bisa memberikan dampak positif lebih terasa kepada masyarakat yang kerap melakukan tipiring.

Dampak positif yang diberikan yakni turut disalurkan kerja sebagai Linmas, tukang parkir,dan jaga malam hotel kecil di area Sondakan.

Meski begitu, AKP (Purn) Ida Bagus juga tetap mewanti-wanti masyarakat yang ia bantu salurkan untuk tak menunjukkan jati dirinya ketika bekerja sebagai mantan preman atau yang ia sebut sebagai dedengkot.

Ia menekankan kepada para masyarakat yang ia bantu salurkan kerja untuk bekerja humanis kepada setiap customer agar dapat memberikan kesan baik di mata masyarakat luas.

"Ada yang tak jadiin linmas, ada yang parkir di area sondakan besar, saya kenalkan, ada yang jaga malam di hotel kecil kan banyak, dulu dedengkot disana, tapi kamu jangan nunjukkin agar pelanggan nyaman pakai sisi humanis. Ada yang cleaning service dsb, dulu di purwosari ada proyek kita libatkan," ungkap Ida Bagus.

Selain turut memberikan dampak kepada masyarakat binaan maupun masyarakt pelaku tipiring, AKP (Purn) Ida Bagus juga turut serta membantu jalannya proses penarikan iuran keamanan dengan metode Jimpitan.

Jimpitan adalah metode iuran untuk retribusi keamanan yang dibayarkan sukarela oleh masyarakt di kisaran Rp 500,00 sampai dengan Rp 2000,00 di setiap harinya.

Hal itu diperuntukkan agar dalam pembayaran iuran keamanan, masyarakat tak terbebani karena melakukannya secara berkala dan sukarela.

"Termasuk jimpitan, saya jadi babin di Sondakan, membantu masyarakat yang tidak mampu untuk membantu masyarakat retribusi

Ia juga turut membantu pembentukan forum kemitraan polisi masyarakat atau Seksi Keamanan Kampung (Siakam).

Dengan beranggotakan per RT dua orang untuk sebagai perwakilan.

Bahkan terkini, anak-anak muda dalam lingkup Karangtaruna juga turut serta dalam kegiatan tersebut.

"Saya membentuk forum kemitraan polisi masyarakat, sikam (seksi keamanan kampung) per rt saya ambil 2, anak-anak muda, karangtaruna, muda-mudi juga ikut agar bisa menyelesaikan masalah-masalah sesuai dengan permasalahan di lingkungan ini," jelasnya.

Berkat peran aktif dan kedekatan serta bantuannya kepada masyarakat Kelurahan Sondakan, Laweyan, AKP (Purn) Ida Bagus mendapatkan timpalan kasih sayang besar dari para warga binaannya.

Hal itu dapat dilihat ketika ia memutuskan untuk meniti karier lebih lanjut dengan bersekolah namun tak diberikan izin oleh masyarakat binaannya di Sondakan.

"Jujur saja saya dulu karena dipindah mau sekolah, masyarakat sampai gondeli, saya jelaskan secara legowo, saya enggak bisa sekolah lebih tinggi," bebernya.

Dan kini, AKP (Purn) Ida Bagus sudah pensiun dari dinasnya sebagai anggota kepolisian.

Meski begitu, ia mengapresiasi langkah Polri yang belum lama ini menurunkan skema lebih dekat dengan masyarakat dengan adanya Polisi RW.

Selain itu, ia juga turut menghimbau kepada rekannya yang masih bertugas untuk tetap memakai tindakan humanis di setiap permasalahan yang ada di masyarakat yakni dengan salam, senyum, dan sapa.

Hal itu guna menghilangkan stigma negatif kepolisian yang sekarang ini banyak merebak karena kecepatan dan kecanggihan teknologi media sosial.

"Istilahnya jarum jatuh kamu harus tahu lebih dulu, berbaur masyarakat bahu membahu, jangan bertindak sendiri nanti masalahnya apa di mediasi, pakai tindakan humanis, salam senyum, sapa, sekarang betul-betul polri tidak bisa yang negatif, sekarang kan serba viral."

"Saya himbau untuk teman-teman di polisi di rw kelurahan untuk radius 200 m harus hafal, tau siapa, rumahnya siapa. Kalau tingkat rw, ada yang punya gawe, ada yang meninggal dunia itu harus dibantu, itu peran yang luar biasa dari kapolri," pungkasnya.

(TribunWow.com/Adi Manggala S)

Baca Berita Terkait

Tags:
PolisiKepolisian Republik Indonesia (Polri)Bhabinkamtibmas
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved