Breaking News:

Berita Viral

Tipu-tipu Dukun Mbah Slamet Buai Pasutri Lampung, Salah Ritual Berujung Nyawa Korban Melayang

Tipu-tipu Mbah Slamet dukun pengganda uang buai belasan korbannya, sempat mengaku dirampok hingga salah ritual.

Kompas.com/Fadla Mukhtar Zain
TH (45) alias Mbah Slamet, dukun pengganda uang yang membunuh 12 pasiennya sejak 2020 lalu.Tipu-tipu Mbah Slamet buai belasan korbannya, sempat mengaku dirampok hingga salah ritual. 

TRIBUNWOW.COM - Satu per satu kebohongan dukun pengganda uang abal-abal dari Banjarnegara, Jawa Tengah, Tohari (45) alias Mbah Slamet, terungkap.

Dilansir TribunWow.com, Mbah Slamet sempat membohongi dua pasangan suami istri (pasutri) asal Lampung.

Kedua pasutri tersebut adalah Irsad dan Wahyu Tri Ningsih, serta Suheri dan Riani.

Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad mengatakan kedua pasutri itu sampai tiga kali bolak-balik dari Lampung ke Banjarnegara.

Baca juga: Kini Menghilang, Viral Jejak Digital Korban Mbah Slamet, Sempat Ajak Netizen Geruduk sang Dukun

Menurut Pandra, keempat korban pertama kali berangkat ke Banjarnegara pada April 2022.

"Korban Irsad dan Suheri mendapatkan informasi bahwa pelaku bisa menggandakan uang dari seorang bernama Koji," ujar Pandra, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (8/4/2023).

"Mereka lalu berangkat ke padepokan pelaku itu."

Namun tak berselang lama, kedua pasutri itu kembali ke Lampung.

Korban Suheri lantas memberi kabar pada Irsad bahwa penggandaan uang pada April 2021 berhasil.

"Tetapi pelaku mengaku uang hasil penggandaan itu tidak ada karena dirampok," ucap Pandra.

Keempat korban percaya begitu saja dengan ucapan Mbah Slamet.

Pemakaman korban pembunuhan dukun pengganda uang di Desa Balun, Kecamatan Wanyasa, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (4/4/2023) sore.
Pemakaman korban pembunuhan dukun pengganda uang di Desa Balun, Kecamatan Wanyasa, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (4/4/2023) sore. (TribunJateng/Fadlan Mukhtar Zain)

Baca juga: Kaget Tahu Orangtua jadi Korban Dukun Banjarnegara dari Viral TikTok, Rani Ungkap Pesan Terakhir

Mereka justru merasa kemampauan Mbah Slamet menggandakan uang benar adanya.

Hingga akhirnya mereka kembali ke Banjarnegara untuk menemui Mbah Slamet.

Setibanya korban di Banjarnegara, Mbah Slamet menyebut ritual yang dilakukan sebelumnya salah dan harus menunggu 40 hari.

Para korban lantas tinggal empat hari di padepokan lalu kembali ke Lampung.

Sekira awal September 2021, Irsad dan istrinya berangkat kembali ke Banjarnegara setelah ditelepon pelaku.

Sejak saat itulah menjadi yang terakhir Irsad dan istrinya bertemu keluarga.

"September ini terakhir korban Irsad bertemu dengan keluarga, setelah lewat tanggal 12, nomor teleponnya tidak bisa dihubungi," tukas Pandra.

Sebelumnya, Mbah Slamet menipu belasan korbannya dengan mengaku bisa menggandakan uang hingga Rp 6 miliar.

Padahal itu hanyalah modus pelaku menipu korban.

"Tohari menjanjikan menggandakan uang Rp 50 juta menjadi Rp 6 miliar kepada korban," ungkap Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ahmad Luthfi, dikutip dari Kompas.com, Jumat (7/4/2023).

Di hadapan polisi, Mbah Slamet menipu lalu membunuh belasan korban demi membayar utang.

"Uangnya untuk membayar utang dan kebutuhan sehari-hari," ungkap Mbah Slamet.

Baca juga: Curhat Mbah Slamet, Dukun Pencabut 12 Nyawa di Banjarnegara: Ini Korban Saya Juga, tapi Sudah Lama

Racun yang Cabut Nyawa Belasan Korban

Belasan korban pembunuhan dukun pengganda uang abal-abal di Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng), Tohari (45) alias Mbah Slamet, dipastikan tewas karena racun sianida.

Dilansir TribunWow.com, hal itu terkuak setelah dilakukan autopsi belasan jasad korban Mbah Slamet.

Kabid Labfor Polda Jateng, Kombes Slamet Iswanto mengatakan Mbah Slamet mencampur dua jenis racun untuk menghabisi nyawa korban.

Kedua racun tersebut adalah Klonidin serta potasium sianida.

Hal itu diungkap Slamet dalam jumpa pers yang disiarkan kanal YouTube Kompas TV, Jumat (7/4/2023).

Dalam melancarkan aksinya, Mbah Slamet mencampu racun dan obat darah tinggi.

Ramuan beracun itu lantas diminum belasan korban hingga tewas tanpa perlawanan.

Baca juga: Kaget Tahu Orangtua jadi Korban Dukun Banjarnegara dari Viral TikTok, Rani Ungkap Pesan Terakhir

"Diambil kesimpulan dua butir apotas positif mengandung potasium sianida," ucap Slamet.

"Ini adalah zat beracun yang efeknya sangat fatal dan cepat."

"Kemudian dua butir tablet berwarna putih, diketahui mengandung Klonidin. Sebetulnya dia (Klonidin) adalah anti hipertensi dan menyebabkan orang itu mengantuk," sambungnya.

Setelah melakukan autopsi, Polda Jateng memastikan organ tubuh korban telah dirusak oleh racun sianida.

Sianida inilah yang membuat korban tewas dengan cepat dan tanpa perlawanan.

"Kemudian organ-organ tubuh korban semuanya mengandung positif potasiun sianida," tutur Slamet.

"Jadi bisa kita ambil kesimpulan bahwa matinya korban adalah karena racun sianida."

"Racun sianida efeknya sangat cepat."

"Jadi bekerja di dalam perusakan sel antara satu menit sampai lima menit," tandasnya.

Jasad para korban ditemukan terkubur di lahan singkong milik orangtua pelaku yang jaraknya sekitar 2 km dari rumah.

Baca juga: Ironi Kekasih Asal Palembang Jadi Korban Dukun Pengganda Uang, Tewas setelah Ritual, Dikubur 1 Liang

Setelah melalukan penggalian, pihak kepolisian berhasil menemukan 10 jasad korban pada Senin (3/4/2023).

Kemudian sehari sesudahnya, 2 jasad kembali ditemukan sehingga total korban sebanyak 12 orang.

Kedalam liang lahat berbeda-beda, demikian juga kondisi jasad ada yang masih utuh hingga tinggal tulang-belulang.

Fakta ini diungkap Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto, saat konferensi pers di lokasi kejadian, Selasa (4/4/2023).

"Sudah tiga hari evakuasi, hari pertama kita menemakan 1 mayat, hari kedua 9 mayat dan hari ketiga hari ini 2 mayat. Saya pastikan hari ini totalnya 12 mayat," kata Hendri dikutip TribunJateng.com, Rabu (5/4/2023). (TribunWow.com)

Baca artikel lain terkait

Tags:
Pembunuhan BerantaiDukunPengganda UangBanjarnegara
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved