Breaking News:

Pilpres 2024

Anies Baswedan Akui Pernah Tolak Tawaran Jadi Cawapres Prabowo di Pilpres 2019, Ini Alasannya

Anies Baswedan mengaku pernah menolak tawaran menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.

YouTube Atlantic Council dan YouTube Anies Baswedan
Foto kanan: Capres 2024 Partai NasDem, Anies Baswedan mengunjungi Rumah Doa Alfa Omega di Papua, 18 Desember 2022. Foto kiri: Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto sempat menyampaikan sambutan dalam forum Global Food Security di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11/2022). Terbaru, Anies Baswedan mengaku pernah menolak tawaran menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto. 

TRIBUNWOW.COM - Calon presiden (capres) dari Partai NasDem, Anies Baswedan secara terang-terangan membahas janji lamanya dengan Prabowo Subianto.

Dilansir TribunWow.com, Anies Baswedan mengakui sempat berjanji tak akan jadi capres jika Prabowo Subianto juga maju dalam Pilpres.

Menurut Anies Baswedan, janji itu diungkapkannya ketika masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta.

Saat itu, Anies Baswedan bertekat menyelesaikan jabatannya di Jakarta selama lima tahun.

Baca juga: Fakta Terbaru Isu Utang Anies Baswedan, Total Rp 92 Miliar, Erwin Aksa Kaget Dijadikan Penjamin

Karena itulah Anies Baswedan tak tertarik membahas maju sebagai capres.

Hal itu diungkapkan Anies Baswedan dalam kanal Merry Riana, Sabtu (12/2/2023).

Dalam kesempatan itu, Anies mengakui pernah menolak tawaran menajdi wakil Prabowo di Pilpres 2019 lalu.

"Jadi ketika tahun 2018 saya diajak untuk menjadi wakil pasangannya Pak Prabowo," ucap Anies.

"Saya sampaikan juga kepada Beliau 'Pak Prabowo terima kasih atas undangannya, ini sebuah kehormatan, tapi saya punya komitmen untuk menyelesaikan di Jakarta selama lima tahun'."

Kala itu, Anies memilih menyelesaikan masa jabatannya sebagai gubernur DKI ketimbang menjadi cawapres.

Capres 2024 Partai NasDem Anies Baswedan saat berbincang dengan komika Mamat Alkatiri, Oktober 2022. Terbaru, Anies Baswedan mengaku pernah menolak tawaran menjadi cawapres bersama Prabowo Subianto.
Capres 2024 Partai NasDem Anies Baswedan saat berbincang dengan komika Mamat Alkatiri, Oktober 2022. Terbaru, Anies Baswedan mengaku pernah menolak tawaran menjadi cawapres bersama Prabowo Subianto. (YouTube NasDem TV)

Baca juga: Kata Pengamat soal Sandiaga Uno dan Partai Gerindra Ungkit Perjanjian Lama dengan Anies Baswedan

Ia pun menyinggung janji-janji kepada warga Jakarta yang harus dipenuhi.

"Memang kuncinya menyelesaikan janji dengan warga Jakarta," tutur Anies.

"Karena janji saya dengan warga Jakarta banyak, saya tanda tangan kontrak-kontrak politik."

"Dengan Jaringan Warga Miskin Kota, dengan Kampung Akuarium, dengan masyarakat kaki lima."

"Itu semua janji-janji yang harus saya tunaikan," imbuhnya.

Anies mengaku khawatir tak lagi mendapat kepercayaan jika begitu saja meninggalkan posisinya di Jakarta.

"Karena yang tanda tangan mengikuti Pemilu begitu saja meninggalkan," sambung Anies.

Lebih lanjut, Anies menyebut tak pernah menyebut secara detail sampai kapan perjanjian dengan Prabowo berlaku.

Karena kini ia tak lagi menjadi gubernur DKI Jakarta, Anies merasa bisa maju sebagai capres di 2024.

"Dan ketika ngobrol itu enggak nyebut tahun."

"Saya berjanji misalnya lima tahun, tidak ada menyebut lima tahun sampai tahun 2022 kemudian tidak akan ikut satu, dua, kira-kira enggak begitu," tukasnya.

Baca juga: Soal Anies Baswedan Maju di Pilpres 2024, Andre Rosiade: Pamit pun Tidak pada Prabowo dan Gerindra

Kata Anies Baswedan soal Utang Rp 50 Miliar

Anies Baswedan akhirnya buka suara soal heboh isu utang Rp 50 miliar pada Sandiaga Uno.

Dilansir TribunWow.com, Anies Baswedan secara gamblang mengakui adanya utang tersebut.

Namun, menurut Anies Baswedan, Sandiaga Uno hanya berperan sebagai penjamin.

Anies Baswedan memastikan uang Rp 50 miliar itu bukanlah uang Sandiaga Uno.

Hal itu diungkap Anies Baswedan dalam kanal YouTube Merry Riana, Sabtu (11/2/2023).

Dalam kesempatan itu, Anies menjelaskan adanya pihak yang bersedia mendukungnya di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta, 2017 lalu.

Namun kala itu ada perjanjian yang harus ditandatangani Anies.

"Ada dukungan, yang memberi dukungan ini meminta dicatat sebagai utang," ucap Anies.

"Lalu kami sampaikan, bila ini berhasil maka itu dicatat sebagai dukungan."

"Bila kita tidak berhasil dalam Pilkada itu menjadi utang yang harus dikembalikan," sambungnya.

Baca juga: Hendri Satrio soal Utang Rp 50 M Anies Baswedan pada Sandiaga Uno, Pastikan Lunas meski Tak Bayar

Anies lantas menegaskan peran Sandiaga Uno dalam perjanjian tersebut.

Ia menyebut Sandiaga Uno hanyalah sebagai penjamin, bukan pemberi utang.

"Itu kan dukungan, yang menjamin Pak Sandi," ujar Anies.

"Jadi uangnya bukan dari Pak Sandi."

"Itu ada pihak ketiga yang mendukung, kemudian saya menyatakan, ada surat pernyataan utang saya yang tanda tangan," sambungnya.

Calon presiden (Capres) Pilpres 2024 itu pun membeberkan isi perjanjian yang ditandatanganinya dulu.

Anies mengaku tak perlu mengembalikan uang miliaran rupiah tersebut karena berhasil merebut kursi gubernur DKI pada 2017.

"Di dalam surat itu saya sampaikan 'Apabila Pilkada kalah maka saya dan Pak Sandiaga Uno berjanji akan mengembalikan. Apabila kami menang Pilkada maka ini dinyatakan sebagai utang, selesai'," ucap Anies.

"Jadi itulah yang terjadi, makanya begitu Pilkada selesai, menang, selesai."

Anies mengaku sengaja membuat perjanjian tersebut karena enggan terjerat praktik korupsi selama menjabat.

"Kalau kalah saya akan berada di luar pemerintahan, di situlah saya cari uang untuk mengembalikan," kata Anies.

"Kalau saya menang, saya di pemerintahan, saya tidak cari uang di pemerintahan untuk membayar itu."

"Kalau tidak saya harus ngumpulin uang bayar itu, bukankah itu yang menjebak kita selama ini," tukasnya. (TribunWow.com)

Baca artikel lain terkait

Tags:
Anies BaswedanPilpres 2024Prabowo SubiantoPilpres 2019Nasdem
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved