Liga 1
3 Risiko PSIS Semarang Tanpa Bek Asing Putaran Kedua, Malah Rerkut Vitinho, Auto All Out Menyerang?
PSIS Semarang harus siap dengan risiko tanpa bek asing di lini pertahanan pada putaran kedua Liga 1 2022.
Penulis: Khistian Tauqid Ramadhaniswara
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - PSIS Semarang memutuskan untuk tidak menggunakan bek asing pada putaran kedua Liga 1 2022/2023.
Setelah melepas bek asal Sierra Leone bernama Alie Sesay, PSIS Semarang malah menggaet penyerang asing yaitu Vitinho.
Otomatis semua pemain asing PSIS Semarang beropesi di sektor penyerangan.
Baca juga: Manuver Seto Buat Jonathan Cantillana Luluh, Ternyata Ini Alasannya Tinggalkan PSIS demi PSS Sleman
Keempat pemain asing PSIS Semarang adalah Carlos Fortes, Taisei Marukawa, Vitinho, dan Ryo Fujii.
PSIS Semarang sepertinya ingin tampil menyerang pada putaran kedua Liga 1 2022/2023.
Kendati demikian, PSIS Semarang harus siap dengan risiko tanpa bek asing di lini pertahanan.
TribunWow.com merangkum risiko yang akan dihadapi PSIS Semarang tanpa bek asing.
1. Kalah Duel dengan Striker Asing Lawan

Pertahanan PSIS Semarang akan kewalahan ketika dihadapkan dengan penyerang-penyerang asing.
Apalagi dengan penyerang asing yang memiliki skill dan kekuatan, bek-bek lokal PSIS Semarang harus berjuang lebih keras.
Hampir semua lawan PSIS Semarang di Liga 1 2022/2023, memiliki pemain-pemain asing dengan postur tinggi dan kekar.
Postur pemain lokal PSIS Semarang tentu tidak bisa mengimbangi penyerang-penyerang asing ketika melakukan duel.
2. Aliran Bola Terhambat
PSIS Semarang sudah pernah merasakan tampil tampa bek asing saat melawan Arema FC.
Meski menang 1-0, PSIS Semarang kalah jauh dari Arema FC soal penguasaan bola.
Aliran bola dari pemain belakang PSIS Semarang sering berhenti di lini tengah.
Bek asing sebenarnya akan membantu PSIS Semarang dalam hal membangun serangan dari lini pertahanan.

Baca juga: Resmi Merapat ke PSS Sleman, Jonathan Cantillana Dapat Sorotan Suporter PSIS Semarang Panser-Snex
3. Hanya Bagus dalam Menyerang
PSIS Semarang memang tampil dominan di lini serang dengan empat pemain asingnya.
Terbukti PSIS Semarang bisa melakukan 14 serangan saat melawan Arema FC.
Namun, PSIS Semarang bakal kelabakan ketika dihadapkan dengan serangan balik cepat tim lawan.
Bek asing lebih efektif sebagai stopper ketika PSIS Semarang dihadapkan pada situasi serangan balik cepat.
Baca juga: Transfer Berani PSIS Semarang: Vitinho Fix Merapat untuk Putaran Kedua, Yoyok Akui Tanpa Bek Asing
3 Keuntungan PSIS Semarang jika Gaet Thorsten Fink
Setidaknya, ada tiga keuntungan PSIS Semarang jika merekrut pelatih asal Jerman, Thorsten Fink untuk menjadi pelatih kepala di bursa transfer pertengahan musim Liga 1 2022.
Dilansir TribunWow.com, belum lama ini, nama Thorsten Fink dikaitkan dengan potensinya merapat ke PSIS Semarang.
Pelatih berkebangsaan Jerman itu santer dikabarkan mengisi kursi kepelatihan PSIS Semarang seusai Ian Gillan dipastikan tak akan lagi mengarsiteki Carlos Fortes dkk.
Kabar dibidiknya Thorsten Fink oleh PSIS Semarang diungkap oleh akun seputar sepak bola Indonesia, @gozipbola, Kamis (19/1/2023).
"RUMOURS! PSIS Dikabarkan tertarik mendatangkan pelatih asal Jerman, Thorsten Fink.
Sebelumnya doi pernah melatih beberapa klub di antaranya FC Basel, Hamburger SC, APOEL Nicosia, Vissel Kobe dan Al Nasr SC.," tulis @gozipbola.
Lantas, bagaimana peluang PSIS Semarang realisasikan transfer Thorsten Fink pada bursa transfer paruh musim kali ini?
Menilik dari status terkininya, pelatih yang identik dengan formasi 4-1-4-1 itu saat ini berstatus bebas transfer seusai resmi berpisah dengan klub asal Uni Emirat Arab, Al-Nasr SC.
Hal ini tentu saja akan mempermudah PSIS Semarang untuk melakukan proses kepindahannya karena hanya tinggal melakukan negosiasi kontrak dan gaji dengan Thorsten Fink.
Selain itu, jika transfer itu benar terealisasi, maka setidaknya ada tiga keuntungan besar yang bisa didapatkan PSIS Semarang.

Apa saja tiga keuntungan yang bisa didapatkan PSIS Semarang jika rekrut Thorsten Fink?
Dilansir TribunWow.com, tercatat, dari tiga keuntungan yang bisa didapat, PSIS Semarang bisa memanfaatkan dua di antaranya untuk rencana jangka panjang.
Berikut ini penjelasannya:
1. Branding PSIS Semarang ke Eropa terkhusus Jerman
Tentu, yang pertama terkait dengan strategi pasar dan branding PSIS Semarang ke Eropa terkhusus ke negara asal Thorsten Fink, Jerman.
Bukan tanpa sebab, mengingat Thorsten Fink merupakan mantan pemain Bayern Munchen di era 1997 hingga 2003.
Ia juga merupakan pemain jebolan Borrusia Dortmund di tahun 1984.
Selain itu, kiprahnya di dunia kepelatihan dengan pernah menjadi juru taktik FC Basel Liga Swiss dan juga klub lokal Jerman, Hamburger SV bisa menjadi daya pikat media setempat untuk mewartakan proses kepindahannya ke PSIS Semarang andai benar terealisasi.
Seperti halnya Luis Milla dan Thomas Doll yang kerap berbicara dengan media Spanyol serta Jerman terkait sepakbola Indonesia, terutama dua tim yang saat ini mereka latih, Persib Bandung dan Persija Jakarta.
Apabila terealisasi, maka hal ini bisa jadi keuntungan jangka panjang PSIS Semarang.

2. Transfer Ilmu Kepelatihan
Keuntungan kedua PSIS Semarang rekrut Thorsten Fink berkaitan dengan transfer ilmu kepelatihan kepada para pelatih lokal.
Pengalamannya membela FC Basel, Hamburger SV, dan raksasa Jepang Visel Kobe dapat dimanfaatkan oleh para pelatih lokal yang saat ini masuk ke dalam jajaran tim pelatih untuk menyerap ilmunya.
Dari metode latihan hingga skema yang digunakan bisa diambil tim kepelatihan PSIS Semarang dari sosok Thorsten Fink.
Terlebih, ia juga terhitung sebagai pelatih sukses dengan 6 gelar yang telah ia rengkuh sampai saat ini.
Jika dapat terealisasikan, maka, keuntungan ini bisa dimanfaatkan PSIS Semarang untuk jangka panjang.
3. Potensi Dilirik Kerjasama Klub Besar Eropa
Keuntungan ketiga yakni terkait dengan kemungkinan kerjasama yang bisa dilakukan PSIS Semarang dengan tim-tim yang pernah dilatih Thorsten Fink.
Potensi adanya kerjasama tersebut bisa dijajaki melalui sosok Thorsten Fink yang diketahui malang melintang di sepakbola Eropa.
Ia bisa dijadikan negosiator untuk menjajaki kerjasama yang mungkin bisa dijalin.
Seperti halnya Persija Jakarta yang pernah hampir saja melakukan kerjasama uji tanding dengan klub raksasa Jerman, Borrusia Dortmund.
Adanya sosok Thomas Doll di balik kemudi Persija Jakarta jadi sosok di balik negosiator dengan Borrusia Dortmund hampir terjadi.
Meski pada akhirnya rencana itu urung terjadi seusai Persija Jakarta dikabarkan sudah menyepakati uji tanding dengan klub asal Korea Selatan pada saat itu.
(TribunWow.com)