Breaking News:

Reshuffle Kabinet

PDIP Akui Ikut Campur dalam Reshuffle Jokowi, NasDem Sebut Tak Baper: Oh, Begini Cara Berpolitiknya

PDIP mengaku telah memperikan pertimbangan pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait reshuffle, berikut sikap Partai NasDem.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
Kolase YouTube/Sekretariat Presiden/Kompastv
Kolase foto Presiden Joko Widodo (Jokowi) (kiri) dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kanan). Terbaru, PDIP akui sudah memberi masukan ke Jokowi terkait reshuffle dan sikap NasDem jika benar kadernya diberhentikan, Senin (9/1/2023). 

Alasan Jokowi akan Reshuffle Menteri NasDem

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai isu reshuffle menteri dari Partai NasDem tak berkaitan dengan pencapresan eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Dilansir TribunWow.com, wacana tersebut muncul setelah santer digaungkan PDIP dan disinyalkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Adapun perombakan Kabinet Indonesia Maju yang diduga menyasar Partai NasDem tersebut karena pemilihan koalisi yang tak sejalan dengan pemerintah.

Baca juga: Desak Jokowi agar Reshuffle, PDIP Disebut Terang-terangan Tak Suka NasDem Usung Anies Baswedan

Meski begitu, pihak Partai NasDem menegaskan bahwa mereka masih berkomitmen untuk mendampingi pemerintahan Jokowi hingga akhir.

"Menurut saya, sulit buat NasDem mengatakan bahwa mereka tetap menjadi bagian dari rezim ini, tapi di sisi lain sekarang intens berkomunikasi dengan partai yang selama ini berseberangan dengan pemerintah," kata Yunarto dikutip Kompas.com, Jumat (6/1/2023).

"Bagaimana mungkin Nasdem bisa mengatakan platformnya tetap sama dengan pemerintah ketika mereka berencana berkoalisi dengan dua partai yang dalam beberapa kebijakan strategis punya pandangan jelas berbeda?"

Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya mengatakan aksi yang dilakukan oleh demonstran di depan Gedung Bawaslu RI, pada Rabu (22/5/2019) sebagai narasi dari kubu 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya. (Capture Trans 7)

Baca juga: Makin Panas dengan PDIP Buntut Isu Reshuffle, NasDem: Kalau Mau Ambil Kursi Ya Bicara sama Presiden

Menurut Yunarto, jika NasDem berkoalisi dengan Demokrat dan PKS dengan mengusung nama 'Koalisi Perubahan', maka pimpinan partai dianggap memiliki pandangan berbeda dengan pemerintah.

Seperti contohnya pembangunan IKN dan kenaikan harga BBM di mana Demokrat dan PKS memiliki pendapat berbeda.

"Bagaimana Nasdem menjelaskan di satu sisi dia adalah bagian dari 8 tahun pemerintahan Jokowi, tapi dia juga bicara mengenai Koalisi Perubahan. Apa yang mau diubah," beber Yunarto dikutip Kompas.com.

"Alangkah baiknya secara etika mereka fokus terhadap Koalisi Perubahan yang baru ini sehingga kemudian tidak terbebani oleh pemerintahan yang ada sekarang."

Yunarto menambahkan reshuffle yang diduga akan dilakukan pada menteri-menteri dari Partai NasDem bisa jadi memiliki muatan politik.

Menurutnya, perombakan itu lebih merujuk pada koalisi NasDem dibanding deklarasinya untuk mencalonkan Anies dalam Pilpres 2024.

"Ini bukan tentang Anies, ini tentang berkoalisi dengan oposisi yang berbeda," ujar Yunarto.

"Alasan politik itu sah-sah saja dan memang salah satu variabel, menjadi sulit buat seorang menteri misalnya parpolnya sudah memiliki pandangan yang berbeda dengan presiden sekarang."(TribunWow.com/Via)

Baca Artikel Terkait Lainnya

Tags:
PDIPReshuffle KabinetreshuffleJokowiNasdemMegawati SoekarnoputriHasto Kristiyanto
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved