Konflik Rusia Vs Ukraina
Kadyrov Sebut Bantuan Barat ke Ukraina Praktik Pencucian Uang: Hanya 15 Persen sampai ke Lapangan
Pimpinan Chechnya Ramzan Kadyrov menilai ada transaksi tertentu di balik bantuan yang terus digelontorkan Barat ke Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Pimpinan Cechnya Ramzan Kadyrov mencurigai kiriman bantuan Barat ke Ukraina adalah skema pencucian uang.
Dilansir TribunWow.com, Kadyrov mengatakan bahwa para pejabat Barat dan Ukraina akan menyelewengkan sebagian besar dana tersebut.
Sehingga, uang yang dikirim untuk membantu angkatan bersenjata hanya akan sampai ke lapangan sekitar 15 persen saja.
Baca juga: Putin Diklaim akan Berlakukan Wajib Militer Gelombang 2, Ukraina Sebut Rusia Butuh 500 Ribu Tentara
Pernyataan ini disampaikan oleh Kadyrov melalui saluran di akun Telegram pribadinya, Minggu (8/1/2023).
"Saya melihat beberapa orang khawatir tentang bantuan asing ke Ukraina. Jangan khawatir! Ini adalah skema pencucian uang yang berhasil. Pejabat Barat dan Ukraina akan menggelapkan dana ini, dan tidak lebih dari 15 persen dari seluruh bantuan akan sampai ke lapangan, " kata Kadyrov dikutip media pemerintah Rusia TASS.
Kadyrov juga mencatat bahwa pihaknya tidak perlu khawatir tentang permusuhan yang saat ini terjadi di wilayah Rusia.
"Ini adalah wilayah kami, yang memilih untuk bergabung dengan negara kami demi melindungi rakyat mereka dari tindakan pemuja setan nasionalis Ukraina dan NATO," tegasnya.
Sebagaimana diketahui, Jumat (6/1/2023), Amerika Serikat (AS) mengumumkan paket bantuan baru ke Ukraina senilai lebih dari $3 miliar USD (sekitar Rp 47 triliun).
Menurut Gedung Putih, bantuan akan diberikan langsung dari cadangan Pentagon, dan akan mencakup kendaraan lapis baja Bradley, howitzer self-propelled, kendaraan MRAP (Mine-Resistant Ambush-Protected), rudal pertahanan udara, serta senjata dan amunisi lainnya.
Terkait hal ini, saat bicara di Washington DC, AS, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sempat mengingatkan bahwa bantuan militer AS ke Ukraina bukanlah amal tetapi investasi untuk dunia yang demokratis.
Dilaporkan Al Jazeera, Kamis (22/12/2022), Zelensky mengatakan dalam sidang bersama Senat AS dan Dewan Perwakilan Rakyat bahwa dia berharap mereka akan terus mendukung upaya perang negaranya secara bipartisan.
"Uang Anda bukan sumbangan," kata Zelensky dalam bahasa Inggris dan mengenakan seragam khaki seperti biasanya.
"Ini adalah investasi untuk keamanan global dan demokrasi," katanya.
AS sejauh ini telah mengirim sekitar $50 miliar USD (Rp 780 triliun) bantuan ke Kyiv, dengan Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengumumkan tambahan $1,85 miliar USD (Rp 29 triliun) bantuan militer pada hari Rabu, termasuk sistem pertahanan udara Patriot.
Sistem rudal Patriot dianggap sebagai sistem pertahanan udara AS yang paling canggih, yang memberikan perlindungan terhadap serangan pesawat serta rudal jelajah dan balistik.

Baca juga: Dielukan Warga, Presiden Ukraina Zelensky Kunjungi Kherson yang Berhasil Dibebaskan dari Rusia