Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Tolak Tawaran Damai Putin saat Natal Kaum Ortodoks, Ukraina Tuduh Rusia Jadikan Agama Senjata Perang

Presiden Zelensky enggan menerima tawaran damai yang disampaikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
YouTube The Independent
Presiden Rusia Vladimir Putin bersama pimpinan tertinggi umat Kristen Ortodoks, Patriarch Kirill. 

TRIBUNWOW.COM - Dalam rangka perayaan hari natal umat Kristen Ortodoks, Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan pasukan militernya untuk menghentikan segala jenis serangan di Ukraina.

Pimpinan tertinggi umat Kristen Ortodoks, Kirill juga telah meminta agar Rusia dan Ukraina agar berhenti berkonflik selama perayaan natal.

Dikutip TribunWow dari rt, pemerintah Rusia menetapkan masa gencatan senjata sementara ini dimulai pada Jumat (6/1/2023) siang hingga Sabtu (7/1/2023) malam.

Baca juga: Ramai Dikritik, Tekanan Meningkat terhadap Pejabat Militer Rusia akibat Serangan Ukraina di Makiivka

Pemerintah Rusia meminta kepada Ukraina agar memberikan ruang bagi masyarakat Rusia di medan perang untuk melakukan perayaan natal kaum Kristen Ortodoks.

Menanggapi tawaran damai sementara ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan bahwa hal tersebut hanya akal-akalan Rusia saja.

Zelensky curiga bahwa permintaan perdamaian sementara ini hanya lah alasan bagi Rusia untuk mengulur waktu karena pasukan Ukraina berhasil terus menekan Rusia di Donbass.

Zelensky meyakini Rusia akan memanfaatkan momen damai ini untuk pengiriman perlengkapan perang, amunisi, hingga mobilisasi pasukan.

"Semua orang di dunia tahu bagaimana Kremlin menggunakan gencatan senjata untuk melanjutkan perang dengan semangat baru," ujar Zelensky, Kamis (5/1/2023).

Zelensky juga berpesan agar konflik berakhir, Putin perlu digulingkan dari kekuasaannya.

Sebelumnya diberitakan, dalam waktu dekat ini di tahun 2023, konflik antara Rusia dan Ukraina akan berakhir.

Prediksi ini disampaikan oleh mantan pimpinan pasukan militer NATO, Jenderal Hans-Lothar Domrose.

Dikutip TribunWow dari rt, Domrose menyatakan akan tiba saatnya di mana Rusia dan Ukraina saling menyadari bahwa konflik tidak bisa terus dilanjutkan.

Baca juga: Kekayaan Turun Drastis, Begini Nasib Para Konglomerat Ukraina seusai Rusia Datang Menyerang

Domrose memprediksi konflik akan menemui jalan buntu di awal tahun 2023 ini.

Domrose mengungkapkan prediksi di sebuah media cetak di Jerman pada Minggu (1/1/2023).

Menurut Domrose, ketika konflik telah sampai di jalan buntu, Rusia dan Ukraina akan sama-sama merasa perang tidak bisa terus berlangsung.

Ia memperkirakan pada bulan Februari hingga Mei, kebuntuan ini akan terjadi dan mulai ada perkembangan negosiasi menuju gencatan senjata.

Kendati demikian, Domrose menekankan bahwa gencatan senjata hanya berarti kedua belah pihak saling berhenti menembak, bukan berhenti berkonflik.

Sejauh ini, Domrose menyebut Rusia jauh lebih unggul karena memiliki pasukan militer yang lebih besar dibandingkan Ukraina yang bergantung pada bantuan negara asing.

"Sulit bagi saya untuk membayangkan Ukraina merebut kembali teritorial yang didudki Rusia secara sepenuhnya walaupun negara barat memberi bantuan senjata berat yang dibutuhkan," kata Domrose.

Baca juga: Zelensky Ungkap Taktik Perang Rusia di 2023, Hancurkan Mental Ukraina Lewat Serangan Drone

Kondisi Perang Menurut Kepala Intelijen Ukraina

Perseteruan antara Rusia dan Ukraina saat ini disebut tengah menemui jalan buntu.

Dikutip TribunWow dari bbc, hal ini disampaikan oleh Kepala Direktorat Intelijen Utama Menteri Pertahanan Ukraina, Kyrylo Budanov.

Budanov menerangkan, pasukan militer Rusia saat ini telah mengalami kekalahan yang luar biasa besar.

Di sisi lain, Budanov meyakini Rusia akan segera mengumumkan mobilisasi wajib militer.

Sementara itu Budanov menjelaskan bahwa pasukan militer Ukraina juga mengalami kekurangan sumber daya.

Maka dari itu kini Rusia dan Ukraina sama-sama tidak bisa melawan satu sama lain.

"Kami sangat menantikan pasokan senjata baru, dan kedatangan senjata yang lebih canggih," ujar Budanov.

Budanov turut menampik adanya pergerakan pasukan militer Rusia yang dirumorkan ingin kembali mengincar merebut Kiev/Kyiv.

Kondisi para tentara Ukraina pada natal 25 Desember 2022 di tengah musim dingin dan konflik melawan Rusia.
Kondisi para tentara Ukraina pada natal 25 Desember 2022 di tengah musim dingin dan konflik melawan Rusia. (YouTube CBS News)

Baca juga: Politikus Terkenal Rusia Tewas Bersimbah Darah di India, sempat Kritik Invasi Putin ke Ukraina

Rumor ini menjelaskan akan ada serangan via jalur darat dari Belarus pada awal tahun 2023 yang akan melibatkan puluhan ribu tentara cadangan yang sedang dilatih di Rusia.

Budanov mengonfirmasi sempat ada kereta penuh tentara Rusia yang berhenti di dekat perbatasan Belarusia-Ukraina.

Namun beberapa jam kemudian kereta tersebut pulang kembali bersama seluruh tentara Rusia yang ada di dalamnya.

"Mereka melakukannya secara terbuka pada siang hari, sehingga semua orang dapat melihatnya, meskipun (kami) tidak mau," kata Budanov.

"Sampai sekarang, saya tidak melihat tanda-tanda persiapan invasi Kyiv atau wilayah utara dari Belarusia."

Sudah 10 bulan berlalu konflik antara Ukraina dan Rusia berlangsung sejak 24 Februari 2022.

Pada konflik yang berlangsung hampir satu tahun ini, total ada 6.884 warga sipil yang tewas dalam konflik.

Dikutip TribunWow dari aljazeera, data ini disampaikan oleh Komisioner Tinggi untuk Hak Asasi Manusia dari Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Baca juga: Rusia Bunuh 4 Tentara Ukraina yang Berusaha Menyusup untuk Lakukan Sabotase, Berikut Identitasnya

Andriy Yermak selaku Kepala Kantor Staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky turut memviralkan foto ratusan makam misterius di Kota Izyum lewat akun Twitter-nya @AndriyYermak.
Andriy Yermak selaku Kepala Kantor Staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky turut memviralkan foto ratusan makam misterius di Kota Izyum lewat akun Twitter-nya @AndriyYermak. (Twitter/@AndriyYermak)

Sejak 24 Februari 2022 hingga 26 Desember 2022, total ada 17.831 warga sipil menjadi korban perang.

Berikut detail dari 6.884 warga sipil yang tewas dalam konflik:

- 2.719 pria

- 1.832 wanita

- 391 remaja

- 38 anak-anak

- 1.904 mayat orang dewasa tak teridentifikasi

Korban jiwa dan luka-luka paling banyak berasal dari daerah Donetsk dan Luhansk.

Meskipun angka tersebut sudah tergolong tinggi, PBB menyatakan besar kemungkinan jumlah korban jiwa di lapangan jauh lebih banyak karena adanya jeda dalam laporan dari lapangan.

(TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait lainnya

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Vladimir PutinRusiaUkrainaPerangVolodymyr Zelensky
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved