Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Update Korban Jiwa Konflik Rusia-Ukraina, Hampir 7 Ribu Warga Sipil Tewas sejak Februari

Berikut data korban jiwa konflik Rusia-Ukraina terbaru versi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
YouTube BBC News
Penampakan ratusan makam misterius di Izyum, wilayah Ukraina yang sempat dikuasai oleh Rusia. Tempat ini diyakini merupakan bukti kuat kejahatan perang yang dilakukan Rusia. Terbaru, per 26 Desember 2022 PBB mencatat ada 6,8 ribu warga sipil yang menjadi korban jiwa dalam konflik Rusia-Ukraina. 

TRIBUNWOW.COM - Sudah 10 bulan berlalu konflik antara Ukraina dan Rusia berlangsung sejak 24 Februari 2022.

Pada konflik yang berlangsung hampir satu tahun ini, total ada 6.884 warga sipil yang tewas dalam konflik.

Dikutip TribunWow dari aljazeera, data ini disampaikan oleh Komisioner Tinggi untuk Hak Asasi Manusia dari Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Baca juga: Rusia Bunuh 4 Tentara Ukraina yang Berusaha Menyusup untuk Lakukan Sabotase, Berikut Identitasnya

Sejak 24 Februari 2022 hingga 26 Desember 2022, total ada 17.831 warga sipil menjadi korban perang.

Berikut detail dari 6.884 warga sipil yang tewas dalam konflik:

- 2.719 pria

- 1.832 wanita

- 391 remaja

- 38 anak-anak

- 1.904 mayat orang dewasa tak teridentifikasi

Korban jiwa dan luka-luka paling banyak berasal dari daerah Donetsk dan Luhansk.

Meskipun angka tersebut sudah tergolong tinggi, PBB menyatakan besar kemungkinan jumlah korban jiwa di lapangan jauh lebih banyak karena adanya jeda dalam laporan dari lapangan.

Hanya dalam hitungan hari, tahun 2023 akan segera datang.

Namun konflik antara Ukraina dan Rusia masih belum jelas kapan akan berakhir.

Dikutip TribunWow dari bbc, ahli berpendapat sosok yang menjadi penentu akhir konflik ini bukanlah Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca juga: Drone Ukraina Serang Pangkalan Udara Pesawat Bomber Rusia, Videonya Beredar di Medsos

Andriy Yermak selaku Kepala Kantor Staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky turut memviralkan foto ratusan makam misterius di Kota Izyum lewat akun Twitter-nya @AndriyYermak.
Andriy Yermak selaku Kepala Kantor Staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky turut memviralkan foto ratusan makam misterius di Kota Izyum lewat akun Twitter-nya @AndriyYermak. (Twitter/@AndriyYermak)

Argumen ini disampaikan oleh ahli studi perang, dari King College London, Barbara Zanchetta.

Barbara menjelaskan, awal penyebab konflik di Ukraina berlarut-larut disebabkan oleh Putin yang tidak menyangka Ukraina akan memberikan perlawanan yang keras.

Putin juga tidak memperkirakan bahwa Ukraina akan mendapat banyak bantuan dari negara-negara lain.

Kini konflik memasuki masa-masa musim dingin, Ukraina akan sangat merasakan dampak dari rusaknya infrastruktur selama perang.

Namun semangat para tentara Ukraina diyakini akan terus tinggi.

Barbara menyoroti belum ada harapan terjadi negosiasi damai antara Ukraina dan Rusia.

Kedua belah pihak masih sama-sama kekeh mempertahankan sikap mereka soal konflik.

Barbara menyampaikan, akhir konflik di Ukraina justru akan ditentukan oleh elit politik di internal pemerintahan Rusia.

Ketika kondisi domestik politik Rusia berubah maka ada kemungkinan konflik antara Rusia dan Ukraina juga ikut akan berakhir.

Kendati demikian, sebelum skenario itu terjadi, Ukraina juga harus bisa bertahan dan berharap bantuan dari negara-negara barat terus berjalan.

Barbara meyakini hingga tahun 2023 nanti konflik masih akan terus berlangsung.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberi penghargaan kepada seorang prajurit di lokasi bentrokan terberat dengan pasukan Rusia di Bakhmut, Ukraina, Selasa (20/12/2022).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberi penghargaan kepada seorang prajurit di lokasi bentrokan terberat dengan pasukan Rusia di Bakhmut, Ukraina, Selasa (20/12/2022). (Kantor Pers Kepresidenan Ukraina via Al Jazeera)

Baca juga: Vladimir Putin Mengatakan Barat Ingin Menghancurkan Rusia setelah Zelensky Temui Joe Biden di AS

Rusia Kini Disebut Fokus Bertahan

Mayoritas pasukan militer Rusia yang berkonflik melawan Ukraina saat ini disebut tengah fokus untuk bertahan di garis depan.

Informasi ini dibeberkan oleh Kementerian Pertahanan Inggris.

Dikutip TribunWow dari aljazeera, Kemenhan Inggris menyampaikan bagaimana pasukan militer Rusia saat ini sibuk memperkuat posisi bertahan mereka dari serangan tentara Ukraina.

Kemenhan Inggris menjelaskan, posisi bertahan ini telah dilakukan sejak Oktober 2022.

Menurut penjelasan Kemenhan Inggris, posisi bertahan ini meliputi upaya memperbanyak ranjau darat anti-tank dan anti-manusia.

Kendati demikian, Kemenhan Inggris menilai upaya tentara Rusia menanam ranjau tidak akan efektif karena minimnya pasukan yang membantu mengawasi area tempat ranjau ditanam.

(TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait lainnya

Sumber: TribunWow.com
Tags:
UkrainaRusiaPerserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)KorbanVladimir Putin
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved